______________________________________
HAPPY READING
DON'T FORGET THE ☆
______________________________________🌻🌻🌻
“Hazel! Finally lo dateng juga. Miss you so bad, honey ” seru seorang wanita muda dengan gaya kelewat berlebihannya saat melihat kedatangan Hazel di kamar rawat inap yang dia tempati.Hazel memutarkan kedua matanya malas melihat reaksi berlebihan dari Nindy, teman terdekatnya sejak menginjak bangku kuliah. Hazel melangkahkan kaki mendekati ranjang Nindy. Dia meletakkan paper bag berisi pesanan Nindy ke atas ranjang. Senyum sumringah terlukis jelas di wajah Nindy saat melihat paper bag yang dibawa oleh Hazel.
“thank you so much bestie. Emang ya lo itu selalu tau apa yang gue butuhin” ujar Nindy cengengesan.
Hazel menoyor pelan kepala Nindy. “lo tuh bego ya emang. Lagi sakit malah minta dibeliin ginian. Tapi lebih bego lagi gue deh yang mau-maunya nurutin permintaan lo”
“Bego-bego gitu kan lo aset negara juga”
“gila lo” seru Hazel.
Kedua wanita muda itu pun kompak tertawa lebar mendengar candaan satu sama lain. Beginilah jika mereka berdua sudah bertemu. Saling lempar kata-kata manis sekaligus perang memaki diantara keduanya. Namun karena sudah saling mengerti satu sama lain, tidak ada kata baper atau kesal di hati saat mereka saling mengejek. Sebab keduanya paham, itu hanya candaan dan love language mereka terhadap satu sama lain.
Bihazel Keira
Seorang gadis mungil berusia sembilan belas tahun. Saat ini Hazel sedang menempuh pendidikan strata satu jurusan teknik industri di salah satu kampus ternama. Letak kampusnya yang jauh membuat Hazel memutuskan untuk hidup mandiri dengan menyewa sebuah kamar kos yang terletak tidak jauh dari kampusnya berada. Sementara kedua orang tua Hazel tetap menetap di Jogjakarta, kota kelahiran Hazel. Ayah Hazel merupakan seorang aparatur sipil negara dan ibunya hanya seorang ibu rumah tangga biasa. Menjadi anak tunggal membuat Hazel dilimpahkan kasih sayang yang begitu besar oleh kedua orang tuanya. Begitu juga dengan kakek dan nenek Hazel sebab dia adalah cucu satu-satunya yang mereka miliki.
Dulu keinginan Hazel untuk kuliah di ibu kota mendapat tentangan keras dari seluruh keluarga. Bukannya apa, Hazel itu anak dan cucu mereka satu-satunya. Fakta itu membuat mereka tidak siap jika harus tinggal berjauhan dengan Hazel. Selain rasa khawatir berlebih kepada Hazel yang harus hidup seorang diri, mereka pasti juga akan merasa rindu dengan semua yang ada pada diri Hazel, terutama sifat manja Hazel kepada mereka.
Hazel sendiri memilih untuk hijrah ke ibu kota karena memang ingin berkuliah di kampus yang sudah lama menjadi incarannya itu. Meskipun di Jogjakarta ada banyak kampus bagus, tetapi Hazel lebih memilih kampus yang sekarang menjadi tempatnya menimba ilmu. Selain itu dia juga ingin mencoba tantangan baru. Hidup sendirian di ibu kota tanpa keluarga. Sebuah tantangan yang cukup menarik bukan untuk gadis polos seperti Hazel.
“kaki lo gimana?” tanya Hazel pada Nindy yang sedang menyeruput Raspberry Blackcurrant miliknya.
“masih ngilu-ngilu dikit aja sih. Lagian yang sakit kaki gue doang, kenapa gue harus dirawat sih. Heran gue sama tu anak” kesal Nindy.
Hazel terkekeh mendengar gerutuan yang dilontarkan Nindy. “lo tanya aja sono sama pacar lo yang kelewat protektif itu. Kaki cuma kekilir doang tapi dirawat sampe berhari-hari”
Nindy berdecak sebal pada Hazel. “tungguin aja sampe lo ketemu cowok yang lebih posesif plus over protective daripada pacar gue”
Hazel yang mendengar perkataan Nindy mengendikkan bahunya acuh. Seolah tidak peduli dengan apa yang baru saja Nindy katakan. Dia lebih memilih menyeruput Java Chip Frappucino miliknya yang terasa sangat menyengarkan. Rasa kopi yang dipadukan dengan susu ditambah lagi dengan saus coklat membuat Hazel tersenyum senang. Percayalah minuman ini benar-benar terasa nikmat sekali di lidah Hazel.
Sembari menikmati minuman dan cake yang dibawa Hazel, kedua wanita muda itu melanjutkan girls time mereka dengan mengobrol berbagai hal. Mulai dari lawan jenis, gosip terbaru di kampus, skincare, serta segala macam hal berbau wanita lainnya pun menjadi topik obrolan mereka. Tidak peduli dengan waktu yang terus bergulir tanpa henti.
Satu per satu cake yang ada di hadapan mereka mulai hilang tak bersisa. Begitu juga dengan minuman yang mereka minum sedari tadi kini mulai menghilang dari wadahnya.
Suara pintu yang terbuka membuat kegiatan Hazel dan Nindy terhenti. Senyum lebar terpatri di wajah Nindy saat melihat siluet orang yang membuka pintu tersebut. Siapa lagi kalo bukan Kevin, kekasih Nindy.Kevin melangkahkan kedua kakinya mendekati ranjang Nindy. Sebuah kecupan dia daratkan di puncak kepala Nindy sembari mengelus sayang rambut sebahu milik orang yang paling dia sayangi itu.
“Hadeuh. Daripada gue jadi nyamuk di sini mending gue balik aja deh. Lagian pawang lo udah dateng. Eh by the way Vin, tadi pacar lo yang nyuruh gue buat beliin dia ini” ujar Hazel dengan sebuah senyum misterius menunjuk bekas makanan dan minuman yang ada di atas ranjang.
Nindy yang menyadari niat Hazel langsung kelabakan apalagi melihat raut wajah Kevin yang mulai berubah. “no no honey, aku bisa jelasin. Jangan marah dulu, okay? ”
Mendengar Nindy yang kelabakan membuat Hazel tertawa senang. Dia bangkit dari duduknya. Lalu memandang ke arah sepasang sejoli itu.
“gue balik dulu, see you ”
🌻🌻🌻
____________________________________
SEE YOU IN THE NEXT CHAPTER
DON'T FORGET THE ☆
____________________________________
KAMU SEDANG MEMBACA
Dark Sunshine
RomanceKehidupan Hazel yang damai seketika berubah setelah pertemuannya dengan dua orang pria tampan, Naja dan Zega. Hazel tidak tau apakah dirinya harus merasa beruntung atau sial bertemu dengan mereka. Di satu sisi Hazel merasa nyaman dengan segala perla...