[35]

2.6K 138 5
                                    

______________________________________

HAPPY READING
DON'T FORGET THE ☆
______________________________________

🌻🌻🌻


Suasana sore hari yang sejuk membuat Hazel tersenyum senang. Ditambah lagi sore harinya ini terasa menyenangkan dengan melihat pemandangan taman belakang di rumah Zega. Setelah semua hal yang terjadi sebelumnya, pada akhirnya Hazel terpaksa mengikuti semua aturan yang ditetapkan oleh Naja dan Zega. Entah kenapa dirinya seolah tidak punya kuasa untuk menolak kedua iblis tampan itu.

Di akhir pertemuan kemarin juga mereka sepakat untuk membagi waktu bersama Hazel. Sehingga pada setiap hari sabtu dan minggu Hazel akan secara bergantian menginap di rumah Naja dan Zega. Jika minggu ini Hazel menginap di rumah Naja maka minggu depan Hazel akan menginap di rumah Zega. Di luar hari sabtu dan minggu, Naja dan Zega bebas untuk bertemu Hazel.

Di sinilah Hazel sekarang, sedang duduk santai di taman belakang rumah Zega. Akhir pekan ini adalah gilirannya untuk menginap di rumah Zega. Sembari menunggu Zega pulang dari kantor karena tadi Zega bilang ada urusan mendadak yang harus dia urus. Jadilah Hazel ditinggalkan seorang diri di rumah megah milik Zega meski ada para pelayan yang tetap ditugaskan untuk menjaga dirinya.

“Mbak aku bosen deh. Kak Zega lama banget pulangnya” ujar Hazel memandang ke arah Sekar yang masih setia berdiri di sebelahnya meski sudah berkali-kali Hazel menyuruhnya untuk duduk di sofa yang ada di gazebo.

“apa Nona ingin makan sesuatu? Saya akan minta koki untuk membuatkan cemilan yang lain untuk Nona”

“enggak usah Mbak, yang ini aja belum habis” balas Hazel melirik berbagai cemilan yang ada di atas meja gazebo.

Hazel memandang ke arah langit yang menggelap. Sepertinya sebentar lagi akan turun hujan. Benar saja dugaan Hazel. Tepat setelah suara gemuruh menggelegar, hujan deras turun membasahi bumi.Hazel tersenyum lebar melihat rintikan hujan yang turun membasahi taman belakang rumah Zega. Secepat kilat, Hazel berlari keluar dari gazebo.

Dia ingin menyapa hujan.

Melihat Hazel yang berlari menembus hujan membuat Sekar panik bukan main. Dia mengangkat kedua tangannya ke udara untuk menutupi kepala Hazel dari rintikan hujan yang cukup deras turun hari ini.

“Nona, Nona ayo masuk. Nona bisa sakit kalau hujan-hujanan seperti ini”

Hazel menggeleng menolak. Dia menurunkan kedua tangan Sekar dari atas kepalanya. “sebentar aja ya Mbak. Aku mau main hujan sebentar aja”

Usai mengatakan itu Hazel berlari cepat menjauhi Sekar. Sekar yang melihat Hazel kabur lantas segera ikut berlari menyusul Hazel. Dua pelayan lain yang berada tidak jauh dari sana pun ikut mengejar Hazel dengan tangan mereka yang membawa payung.

Hazel tertawa senang melihat ada tiga orang pelayan berlari mengejar dirinya. Bukannya merasa kesal, Hazel malah merssa bahagia. Inilah yang dia inginkan. Bermain kejar-kejaran di bawah rintik hujan. Hazel tidak peduli dengan suara gemuruh yang sesekali terdengar menegurnya.

“BIHAZEL KEIRA”

Langkah kaki Hazel mendadak berhenti saat mendegar teriakan Zega. Hazel memutarkan kepalanya ke samping untuk melihat sosok Zega yang tengah berdiri di depan pintu belakang rumah yang menghubungkan langsung dengan area taman belakang. Hazel melambaikan kedua tangannya ke arah Zega dengan semangat.

“KAK ZEGA SINI, MAIN HUJAN SAMA AKU” teriak Hazel sekuat tenaga karena takut Zega tidak bisa mendengar suaranya akibat teredam suara hujan.

Zega melangkahkan kaki menghampiri Hazel dengan sebuah payung. Dia menatap tajam pada Hazel. “siapa yang suruh kamu main hujan-hujan, hm? Masuk rumah sekarang”

Hazel mengerucutkan bibirnya kesal. “nanti ya, aku masih mau main hujan Kak. Janji deh cuma sepuluh menit lagi. Ya, ya, ya?”

Melihat wajah bahagia Hazel membuat Zega tidak tega untuk menolak permintaan gadis mungilnya itu. Akhirnya dengan terpaksa Zega mengangguk memberi izin. Hazel yang terlanjur senang, secara spontan mengecup rahang Zega karena dia tidak mampu mencapai kedua pipi Zega yang terlalu tinggi baginya.

Dengan semangat Hazel kembali berlari mengelilingi taman belakang. Menikmati rintik hujan yang membasahi rumput-rumput di taman belakang. Sesekali Hazel mengajak Sekar dan dua pelayan lain yang masih mengikutinya untuk menari bersama. Gelak tawa keempat wanita muda itu terdengar saling bersahutan dengan gemuruh yang menggelegar.

Di sisi lain, Zega berdiri tegap memerhatikan Hazel dari ruang kerja miliknya di lantai dua rumah. Dia melirik jam tangan yang melingkar sempurna di tangan kirinya. Ini sudah lewat satu menit dari waktu yang dijanjikan oleh Hazel. Zega memberi kode pada Sekar yang menatapnya hormat untuk membawa Hazel ke dalam rumah. Paham dengan kode yang diberikan Zega, dengan sigap Sekar menuntun Hazel untuk masuk ke dalam rumah.

Beberapa saat berlalu, Zega memutuskan untuk memeriksa kondisi Hazel di kamar Hazel yang ada di rumah ini. Bau minyak telon menyapa indra penciuman Zega sesaat setelah Zega membuka pintu kamar. Dari tempatnya berdiri Zega bisa melihat Hazel yang sudah rapi dengan gaun tidur lengan panjang bercorak strawberry yang melapisi tubuh mungilnya.

 Dari tempatnya berdiri Zega bisa melihat Hazel yang sudah rapi dengan gaun tidur lengan panjang bercorak strawberry yang melapisi tubuh mungilnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Melihat kedatangan Zega, Sekar menundukkan kepala pamit undur diri. Setelah Sekar keluar dari kamar, langkah kaki mungil Hazel menghampiri Zega. Dia memeluk erat pinggang pria itu. Hazel mendongakkan kepalanya ke atas untuk melihat wajah Zega.

“Makasih ya Kak udah izinin aku main hujan tadi. Aku seneng banget bisa main hujan kayak gini. Udah lama banget aku enggak main hujan. Terakhir kali pas di rumah Eyang, itu pun sebelum aku mulai kuliah”

Zega membalas memeluk Hazel erat. Dia mengelus sayang rambut panjang Hazel. “anything for you, Bunny. And now you need to take this medicine. Aku enggak mau kamu sakit gara-gara main hujan tadi”

Hazel mencebik kesal namun tak urung dia meminum dua butir obat yang disodorkan oleh Zega. Zega tersenyum puas melihat Hazel yang menurut padanya. Dia kemudian membawa Hazel untuk berbaring di atas ranjang dengan selimut tebal yang membungkus keduanya. Zega ingin menghabiskan malam yang panjang ini dengan memeluk Hazel seerat mungkin. Menyalurkan rasa sayang yang dia punya kepada kelinci kecilnya ini.

Bihazel Keira, Zegalaksi’s Bunny.

🌻🌻🌻

____________________________________

SEE YOU IN THE NEXT CHAPTER
DON'T FORGET THE ☆
____________________________________

Dark SunshineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang