[11]

3.9K 203 5
                                    

______________________________________

HAPPY READING
DON'T FORGET THE ☆
______________________________________

🌻🌻🌻


Hazel berjalan seorang diri menyusuri koridor fakultas teknik yang terasa sangat sepi saat ini. Wajar saja, langit jingga sudah mulai menghiasi bentangan lukisan sang pencipta. Membuat fakultas tidak lagi ramai oleh lalu lalang mahasiswa. Sudah pasti hampir semua mahasiswa sudah kembali ke kediamannya masing-masing atau memilih untuk hangout bersama dengan teman-teman mereka.

Hazel baru saja menyelesaikan praktikum siangnya beberapa saat yang lalu. Setelah praktikum Hazel menyempatkan diri untuk ke gedung jurusannya terlenih dahulu karena harus mengumpulkan tugas ke dalam loker dosen yang mengajar mata kuliah tersebut. Alhasil, jadilah sekarang Hazel berpisah dari teman-teman seangkatannya yang lain.

Hazel meneruskan langkah kakinya menyusuri koridor fakultas teknik. Meski hari sudah mulai memasuki malam, namun masih ada beberapa mahasiswa yang terlihat berselisih jalan dengan Hazel. Sementara itu Hazel masih sibuk memfokuskan pandangan pada layar ponsel yang ada digenggaman tangannya. Hazel sedang memesan ojek online melalui sebuah aplikasi.

“Nona Hazel?”

Langkah kedua kaki Hazel mendadak berhenti saat mendengar namanya dipanggil oleh seseorang. Hazel mendongakkan kepalanya untuk mencari tau pemilik suara itu. Kepala Hazel otomatis memiring bingung melihat perawakan seorang pria muda berkacamata lengkap dengan setelan jas kerja miliknya berdiri tegap di samping sebuah mobil.

Gue?

Hazel menolehkan kepalanya ke kiri dan ke kanan untuk mencari orang yang mungkin menjadi objek lain bernama Hazel selain dirinya. Namun Hazel tidak menemukan siapa-siapa selain dirinya sendiri di depan koridor fakultas teknik ini.

“Maaf Pak. Bapak manggil saya?” tanya Hazel ragu pada Alden, pria berkacamata yang tadi memanggil namanya.

Alden tersenyum kecil menanggapi pertanyaan Hazel. Tangan kirinya terulur membukakan pintu mobil bagian penumpang. “Silahkan masuk Nona, Tuan sudah menunggu Nona sedari tadi”

Hazel menaikkan sebelah alisnya bingung. Apa maksud pria berkacamata di depannya ini. Lagipula sejak kapan Hazel mempunyai mobil mewah seperti ini. Dia bahkan seketika merasa menjadi seorang nona muda yang dijemput oleh supir pribadi ketika Alden membukakan pintu dan mempersilahkannya masuk ke dalam mobil. Terlebih siapa sosok "Tuan" yang dimaksud oleh Alden.

Sumpah demi apapun hal ini benar-benar membuat Hazel bingung.

Alden menggerakkan kepalanya pelan memberi kode pada Hazel untuk masuk ke dalam mobil ketika melihat Hazel yang tidak kunjung bergerak dari tempatnya berdiri. Merasa penasaran dengan sosok Tuan yang dimaksud oleh Alden, Hazel memberanikan diri maju satu langkah lalu menjulurkan kepalanya ke dalam mobil untuk melihat sosok itu. Kedua mata Hazel perlahan membesar ketika melihat seorang pria muda yang sempat ditemuinya beberapa hari yang lalu.

“Om Galak?” seru Hazel terkejut.

Mendengar panggilan yang keluar dari bibir mungil Hazel membuat Zega menaikkan sebelah alisnya bingung. Memang benar nama lengkapnya adalah Zegalaksi, tetapi kenapa juga Hazel harus memanggilnya Galak. Bahkan ada embel-embel ‘Om’ yang membuat Zega mendengus sebal.

Zega tidak tau saja kalau Om Galak yang Hazel maksud adalah kejadian tempo lalu di mana Zega dengan santainya mengusir Hazel yang tengah bercermin di jendela mobilnya. Karena kesal dengan Zega akhirnya Hazel menamai Zega dengan "Om Galak".

Dark SunshineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang