[32]

2.9K 142 2
                                    

______________________________________

HAPPY READING
DON'T FORGET THE ☆
______________________________________

🌻🌻🌻


Rasa sakit di pergelangan kaki Hazel bertambah berkali lipat saat melihat wajah Naja yang terkesan santai saja melihat Hazel yang kesakitan. Rasa gondok yang begitu besar di hati Hazel membuat Hazel tidak sanggup lagi menahan air mata yang sudah menumpuk di kedua matanya. Bibir Hazel bergetar seiring dengan isak tangis yang mengalun keluar secara bersamaan.

does it hurt, sweetheart? ” tanya Zega yang baru saja nimbrung bersama Hazel dan Naja.

Hazel mengerucutkan bibirnya lalu mengangguk lemah menjawab pertanyaan Zega. Zega terkekeh melihat wajah menggemaskan Hazel. Kemudian kedua tangannya terulur untuk mengangkat tubuh mungil Hazel. Zega membawa Hazel menuju kamar Naja yang ada di lantai dua. Dia mendudukkan Hazel di atas ranjang Naja saat mereka sudah sampai di dalam kamar Naja.

Hazel menatap Zega yang berdiri tegap di hadapannya. Kedua tangan pria itu dia masukkan ke dalam saku celana bahannya. Benar, saat datang ke apartemen Naja tadi Zega masih memakai setelan kantor meski hanya tersisa kemeja dan celana bahan yang dia pakai.

Hazel memandang heran Naja yang datang dengan sebuah benda asing di tangannya. Benda panjang itu berwarna hitam dengan rumbai-rumbai yang diujungnya berbentuk segitiga. Terlihat sangat runcing dan menyakitkan.

Tunggu dulu.

Hazel seperti pernah melihat benda itu. Itu mirip dengan cambuk, bukan? Tunggu. Tunggu. Hazel menggeleng keras berusaha menghilangkan kemungkinan-kemungkinan buruk yang tiba-tiba terputar di dalam otaknya. Tidak mungkin kan. Tidak mungkin kan cambuk itu akan digunakan kedua iblis tampan ini untuk menghukumnya.

Tidak mungkin.

“Kenapa? Sudah tidak sabar untuk bertemu dengan teman barumu, Bunny? ” ujar Zega sembari terkekeh melihat wajah pucat pasi Hazel

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Kenapa? Sudah tidak sabar untuk bertemu dengan teman barumu, Bunny? ” ujar Zega sembari terkekeh melihat wajah pucat pasi Hazel.

Tanpa permisi Zega membalikkan tubuh mungil Hazel menjadi tengkurap. Dia memposisikan kedua tangan Hazel untuk menumpu badan mungilnya. Sehingga posisi Hazel kini menjadi berdiri menungging di tepi ranjang dengan kedua tangan bertumpu di atas ranjang untuk menahan bobot tubuhnya sendiri.

Stay on ” ujar Zega saat Hazel mencoba untuk merubah posisinya. “Atau hukumanmu akan bertambah”

CTAARR

“Akh!”

Sebuah teriakan kesakitan lolos dari bibir mungil Hazel saat dirinya merasakan sebuah cambukan mendarat tepat di atas bokongnya tanpa aba-aba. Saking kerasnya cambukan yang dilayangkan Naja, badan Hazel sampai tersentak ke depan.

Hazel meringis menahan rasa sakit yang mendera bokongnya. Percayalah, cambukan ini berkali lipat lebih menyakitkan daripada tamparan yang biasa dia dapatkan dari Naja dan Zega.

CTAARR

Lagi, cambukan keras yang dilayangkan Naja membuat Hazel meringis menahan sakit. Dia menggerak-gerakkan kedua bokongnya tanpa sadar untuk mengusir rasa perih yang mendera. Sialnya malam ini Hazel memakai short pants pajamas yang membuat celana pendek piyama itu ikut terangkat ke atas hingga pangkal bokongnya terlihat. Karena celana pendek itu jugalah rasa sakit yang dirasakan Hazel berkali lipat lebih menyakitkan sebab cambuk itu bersentuhan langsung dengan kulitnya.

Tubuh Hazel ambruk pada cambukan kelima. Hazel menangis keras seraya membenamkam wajahnya pada ranjang. Tubuhnya bergetar hebat  menahan rasa sakit dan malu yang kembali dia rasakan. Hazel tidak sanggup. Ini sangat sakit. Sakit sekali hingga Hazel rasanya tidak sanggup untuk meneruskan hukuman ini.

“bangun” geram Naja. “saya bilang bangun, Hazel”

Hazel menggigit bibirnya kuat menahan semua rasa yang bergejolak di hatinya. Dengan sekuat tenaga Hazel menumpukan kembali bobot tubuhnya pada kedua tangan mungilnya. Hazel memejamkan kedua mata saat cambukan itu kembali dia rasakan mendarat tepat di bokong dan paha belakangnya.

Hazel berkali-kali ambruk akibat cambukan Naja. Tetapi Naja dan Zega seolah tidak peduli dengan kondisi Hazel. Setiap Hazel ambruk, Naja menyuruh Hazel untuk segera bangun dan kembali pada posisi semula. Sementara Zega hanya memperhatikan kesengsaraan yang dialami Hazel dari samping dengan senyum di wajah.

Hazel kembali ambruk dicambukan yang ke dua belas. Tidak bisa. Hazel tidak bisa lagi menahan rasa sakit ini. Cambukan ini sangat sakit. Tubuhnya tidak sanggup lagi jika harus menerima cambukan selanjutnya yang diberikan oleh Naja.

“Udah, stop, please stop.. hiks.. udah, sakit.. Hazel salah. Hazel salah Mas, Kak. Maaf, maafin Hazel. Please jangan lanjutin lagi. Hazel minta maaf.. hiks hiks..”

🌻🌻🌻

____________________________________

SEE YOU IN THE NEXT CHAPTER
DON'T FORGET THE ☆
____________________________________

Dark SunshineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang