[3]

4.9K 282 10
                                    

______________________________________

HAPPY READING
DON'T FORGET THE ☆
______________________________________

🌻🌻🌻


Setelah berpamitan dengan Nindy dan Kevin, Hazel memutuskan untuk melangkah pergi keluar dari ruang rawat inap Nindy. Dia berjalan seorang diri di koridor rumah sakit yang terasa sangat panjang bagi Hazel. Dari arah belakang, Hazel bisa merasakan seseorang melewatinya dengan cepat hingga membuat Hazel tersentak kaget.

Hazel memperhatikan seorang pria dengan jas dokter yang membalut tubuh tegapnya berjalan cepat di depannya. Ternyata yang melewatinya tadi adalah seorang dokter. Kedua mata Hazel memerhatikan pria muda itu yang masih berjalan cepat menyusuri koridor rumah sakit. Sepertinya ada hal darurat yang harus segera ia tangani hingga berjalan secepat itu demi menyusuri koridor rumah sakit.

Hazel memerhatikan sebuah benda persegi yang terjatuh dari tubuh dokter itu. Dengan cepat Hazel menghampiri benda itu. Ternyata benda itu adalah sebuah ID Card. Tangan kanan Hazel terulur untuk mengambil ID Card yang tergeletak begitu saja di lantai koridor. Hazel kemudian memperhatikan ID Card yang ada digenggaman tangannya dengan raut penasaran.

Lian Najatra Hendrawan

Itulah nama yang tertera di ID Card yang tengah Hazel genggam. Dari sana juga Hazel dapat mengetahui bahwa pria itu adalah seorang dokter bedah jantung. Hazel mengulum senyum senang saat melihat foto yang tertera di ID Card. Dia akui paras dokter pemilik ID Card ini tampan. Sangat tampan malahan. Seorang dokter, tampan, dan pintar. Paket lengkap sekali pria ini, menurut Hazel.

Hazel mengedarkan pandangan ke sekeliling koridor berusaha untuk melihat bayang-bayang dari sang dokter tampan. Merasa tidak menemukan siapa-siapa, Hazel memutuskan untuk melanjutkan langkah kakinya. Dia berniat untuk ke meja informasi yang terletak di lantai satu, bermaksud untuk menyerahkan ID Card yang ditemukannya ini di sana. Sebab tidak mungkin juga dia mengelilingi rumah sakit demi menemukan dokter tampan ini.

Hazel memberhentikan langkah kakinya tepat di depan meja informasi rumah sakit. Seorang pegawai yang berada di balik meja informasi itu tersenyum lebar menyambut kedatangannya.

“Selamat siang Ibu. Ada yang bisa saya bantu?” Sapa pegawai itu ramah.

Hazel tersenyum lalu mengangguk. Dia meletakkan ID Card yang dia temukan tadi di atas meja informasi. “Pagi Mbak. Tadi saya nemuin ID Card ini di koridor lantai tiga”

Pegawai itu mengambil ID Card yang diserahkan Hazel. “oh iya Ibu. Ini ID Card milik dokter Naja. Terima kasih Ibu sudah membantu untuk menemukannya. Saya akan mengembalikkan ID Card ini kepada dokter Naja”

Hazel mengangguk setuju. “okay, makasih Mbak. Kalau gitu saya permisi dulu”

“baik Ibu, terim–oh dokter Naja!” seru pegawai itu senang melihat siluet seorang pria mendekati meja informasi.

Mendengar seruan pegawai itu membuat Hazel memutarkan badan untuk melihat orang yang dimaksud pegawai itu. Seorang pria dewasa dengan jas dokter berjalan dengan gagahnya mendekati meja informasi. Hazel tertegun sejenak melihat kehadiran pria yang ia ketahui bernama dokter Naja itu.

Naja berdiri sempurna tepat di sebelah Hazel yang masih terdiam memandang wajah tampannya. Dia tersenyum kecil melihat wajah melongo Hazel yang terlihat sangat menggemaskan di matanya.

“dokter, tadi Ibu ini menemukan ID Card milik dokter di koridor lantai tiga. Ini ID Card nya dokter” ujar pegawai bagian informasi itu sambil menyerahkan ID Card milik Naja.

Naja tersenyum lalu menerima ID Card yang diserahkan oleh pegawai itu. Kedua matanya memerhatikan Hazel yang raganya sudah kembali ke dunia setelah sebelumnya berpencar di dunia fantasi milik Hazel.

“kamu yang nemuin ID Card saya?”

Hazel mengangguk canggung pada Naja. “iya. Itu punya dokter kan? Tadi kayaknya jatoh pas dokter lari-lari di koridor”

Naja mengulurkan tangannya ke hadapan Hazel. “Lian Najatra Hendrawan. Panggil saja Naja”

Mendengar perkanalan diri Naja membuat Hazel buru-buru membalas uluran tangan Naja. “Bihazel Keira, panggil Hazel aja, dok”

such a beautiful name as the person. Anyway, terimakasih sudah mengembalikan ID Card ini ke saya”

“Sama-sama Mas, eh maksudnya dokter. Aku juga enggak sengaja nemuin itu di koridor tadi” ujar Hazel kelabakan ketika salah memanggil Naja dengan sebutan ‘Mas’.

Dasar mulut laknat

Tangan kiri Naja terangkat ke udara mengacak pelan puncak kepala Hazel karena merasa gemas dengan gerak gerik salah tingkah yang Hazel tunjukkan. Oh ayolah, bisa-bisanya wanita muda ini menarik perhatiannya. Menarik perhatian seorang Lian Najatra Hendrawan, anak pemilik rumah sakit yang sedang dipijakinya ini.

Hazel tersentak kaget saat menerima perlakuan mendadak yang diberikan oleh Naja. Entah kenapa dia merasa seperti ada ribuan kupu-kupu yang menyerang perutnya secara bersamaan membuat semua kerja otot Hazel melemah. Jika begini terus, bisa-bisa Hazel pingsan di depan Naja.

He gives me butterflies

it’s okay. Manggil Mas juga boleh kok. Kayaknya lebih enak kalau kamu manggil saya Mas ya, Mas Naja. Sounds interesting

“Hah?” seru Hazel tidak sadar lalu dengan cepat menggelengkan kepalanya berusaha membuyarkan segala pikiran konyol yang melintas di otaknya. “hm.. kalau gitu aku permisi dulu. Selamat Siang, dok”

Usai berpamitan, dengan langkah seribu Hazel menjauhi Naja sebelum dia lebih mempermalukan dirinya lagi di hadapan dokter tampan itu. Hazel bahkan tidak menoleh lagi saking ingin segera menjauh dari Naja.

Naja terkekeh pelan melihat aksi kabur yang dilakukan Hazel. Wanita muda yang berhasil menarik perhatiannya. Wanita muda yang dia taksir berusia sepuluh tahun lebih muda dari dirinya sendiri. Lihat saja wajah menggemaskan yang selalu terpajang di wajah cantik Hazel. Belum lagi senyum yang ditunjukkan Hazel melalui bibir mungil miliknya. Ah, ingin rasanya Naja memiliki bibir mungil itu seutuhnya.

Naja merogoh saku jas dokter yang dia pakai. Dia mengeluarkan ponsel miliknya dari dalam sana. Dengan cepat Naja menghubungi Zafar, asisten sekaligus orang kepercayaan seorang Najatra. Meskipun perwujudannya tidak kelihatan, tetapi Zafar bisa selalu tau semua hal yang dilakukan oleh Naja. Entah bagaimana cara kerja Zafar, hanya dia dan Naja yang mengetahui hal itu.

“Cari tau semua hal tentang Hazel”

Naja memerhatikan lagi siluet Hazel yang hampir menghilang di ujung pintu rumah sakit. Tubuhnya mungilnya nampak tenggelam dalam balutan dress dan juga oversized jacket yang dia pakai. Sebuah senyum miring tersungging di wajah tampan Naja. Sebuah senyum misterius yang akan mengubah kehidupan Hazel ke depannya.

See you again, Hazelnut

🌻🌻🌻

____________________________________

SEE YOU IN THE NEXT CHAPTER
DON'T FORGET THE ☆
____________________________________
▪︎
____________________________________

Heyya gimana gimana dengan double part ini? Akhirnya ketiga karakter utama muncul. Kira-kira kisah mereka bakal kayak gimana ya?

Sweet Romance?
Dark Romance?
Roller-Coaster Romance?
Freak Romance?
Unimaginable Romance?
No Romance?

Guess it everyone hihi 🙈
_____________________________________

Dark SunshineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang