[15]

3.7K 179 0
                                    

______________________________________

HAPPY READING
DON'T FORGET THE ☆
______________________________________

🌻🌻🌻


“eh eh Mbak mau ngapain?” teriak Hazel parno saat Sekar mulai membuka resleting dress yang dia pakai.

“saya ingin membantu Nona mandi. Air hangat untuk Nona sudah saya siapkan tadi. Nona bisa langsung berendam di sana” ujar Sekar sembari menunjuk bathtub yang memang sudah terisi penuh dengan air dan busa.

Hazel menghentikan kegiatan Sekar yang ingin membuka resleting dress yang dia pakai. “Mbak, aku tuh enggak mau mandi. Aku cuma mau pulang”

Sekar tersenyum kecil pada Hazel. “Maaf Nona. Tapi ini perintah Tuan”

Hazel memejamkan kedua matanya menahan rasa kesal di dada. Memang sialan sekali Zegalaksi. Hazel mengerti kenapa Sekar seperti berusaha mati-matian untuk menuruti perintah Zega. Oh ayolah, dia sudah pernah merasakan hukuman yang diberikan Zega padanya beberapa saat yang lalu. Dia yakin itu hanya hukuman ringan yang diberikan Zega. Dia tidak bisa membayangkan hukuman apa yang akan Zega berikan pada Sekar jika dia sampai tau Sekar gagal menjalankan perintahnya.

“okay, kalau gitu Mbak keluar dulu dari sini. Aku bisa mandi sendiri” Sekar menatap Hazel ragu membuat Hazel tersenyum maklum. “it’s okay Mbak. Aku janji enggak akan kabur. Mbak bisa percaya sama aku”

Setelah bergelut dengan pikirannya sendiri, Sekar akhirnya menundukkan kepala pamit untuk keluar dari kamar mandi. Hal itu tentu membuat Hazel tersenyum senang. Hazel merasa aneh jika ada Sekar di dalam kamar mandi yang sama dengannya. Terlebih Sekar bilang ingin membantunya untuk membersihkan diri. Oh ayolah, Hazel juga masih punya rasa malu meskipun mereka sesama perempuan.

Hazel membutuhkan waktu lima belas menit untukmembersihkan dirinya sendiri. Hazel keluar dari dalam kamar mandi dengan menggunakan bathrobe dan kepalanya yang dililit oleh sebuah handuk. Hazel bisa melihat Sekar yang berdiri tegak menunggunya di sisi ranjang.

Hazel memerhatikan ke seluruh penjuru kamar. Kamar bernuansa klasik ini dilapisi cat berwarna putih dipadukan dengan berbagai ornamen kayu yang mampu membuat kamar ini terlihat mewah dan hangat secara bersamaan. Semua interior di dalam kamar ini pun diseragamkan menjadi warna putih yang dipadukan dengan warna burgundy pada beberapa barang. Warna yang menjadi warna kesukaan Hazel.

Hazel merasa takjup dengan desain kamar ini. Klasik dan mewah. Belum lagi barang-barang yang ada di dalam kamar ini semakin menunjukkan betapa mewahnya kamar ini. Hazel tidak habis pikir, ini baru kamarnya saja. Bagaimana dengan isi rumah Zega secara keseluruhan.

Melihat kedatangan Hazel membuat Sekar secara otomatis menghampiri Nonanya itu. Sekar menuntun Hazel untuk masuk ke dalam walk in closet yang berada di sisi lain kamar. Hazel kembali terperangah saat melihat walk in closet di depannya yang dipenuhi dengan berbagai macam pakaian wanita. Bukan hanya pakaian, semua barang keperluan wanita ada di walk in closet ini.

“Tuan menyiapkan ini semua khusus untuk Nona”

Hazel menoleh cepat pada Sekar. “buat aku?”

Sekar mengangguk senang. Dia merasa sangat bahagia saat melihat Tuannya datang bersama dengan seorang wanita. Tidak hanya cantik, tetapi Sekar juga bisa merasakan aura positif yang menguar dari dalam diri Hazel. Tutur kata Hazel yang sopan juga menjadi keistimewaan sendiri yang dilihat Sekar pada diri Hazel. Terlebih Hazel adalah wanita pertama dan sepertinya akan menjadi satu-satunya wanita yang dibawa Tuannya ke rumah ini.

“Nona ingin memakai baju yang mana? Bagaimana kalau yang ini? Atau yang ini? Saya sampai bingung ingin menyarankan baju yang mana kepada Nona. Saya rasa semuanya cocok dipakai oleh Nona”

Hazel terkekeh mendengar perkataan Sekar. “aku beneran boleh pakai semua baju yang ada di sini?”

“Benar Nona. Semua barang yang ada di sini milik Nona. Tuan sendiri yang memilihkannya khusus untuk Nona” jelas Sekar lagi.

Hazel menatap Sekar bingung. “tapi kenapa? Maksudnya kenapa Kak Zega harus repot-repot nyiapin ini semua buat aku? Aku bahkan bukan siapa-siapanya Kak Zega”

Sekar tersenyum hangat pada Hazel yang merasa kebingungan. “Karena Nona adalah wanita yang istimewa bagi Tuan”

Hazel terdiam mencerna perkataan Sekar. Istimewa? Memangnya dia siapanya Zega. Mereka bukan siapa-siapa. Ingat, mereka hanya dua orang asing yang pernah satu kali bertemu. Itu pun secara tidak sengaja. Kenal saja tidak. Bahkan Hazel hanya mengetahui nama pria itu. Zegalaksi Jovan Gautama. Selebihnya, nihil. Tidak ada informasi lain mengenai Zega yang dia tau.

“Jadi Nona ingin memakai baju yang mana?” tanya Sekar. Pelayan muda itu memerhatikan Hazel yang hanya diam termenung. “Nona? Nona?”

Hazel mengerjapkan kedua matanya berusaha untuk mengembalikan diri ke dunia nyata. “oh maaf, Mbak tadi ngomong apa?”

“Nona ingin memakai baju yang mana?” tanya Sekar lagi.

Hazel mendekatkan diri pada salah satu lemari yang berisi berbagai macam gaun rumahan yang terlihat sangat nyaman untuk dipakai. Hazel mengulurkan tangannya untuk mengambil salah satu gaun yang ada di sana.

 Hazel mengulurkan tangannya untuk mengambil salah satu gaun yang ada di sana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dengan sigap Sekar membantu Hazel untuk berpakaian. Dia juga mebantu untuk mengeringkan rambut Hazel. Dirasa siap, Sekar menuntun Hazel untuk turun ke lantai satu, sesuai dengan perintah Zega sebelumnya.

Hazel lagi-lagi dibuat terperangah ketika kedua matanya mengedarkan pandangan ke seluru penjuru rumah. Klasik dan mewah. Itulah kesan yang bisa Hazel rasakan saat melihat interior rumah Zega. Pikiran Hazel kembali bertanya-tanya tentang latar belakang Zega. Sebenarnya siapa Zega hingga bisa memiliki rumah seperti ini. Satu hal yang pasti menurut Hazel, Zega bukan orang sembarangan.

Hazel memerhatikan para pelayan yang berbaris rapi tidak jauh dari meja makan. Dia juga bisa melihat sosok Zega yang sudah duduk tenang menanti kedatangannya di kursi utama meja makan.

Sekar menuntun Hazel untuk duduk di kursi yang berada di sebelah Zega. Hazel menatap Zega penuh kebingungan. Banyak sekali pertanyaan mengenai Zega yang ada di benaknya saat ini. Tapi sepertinya Hazel harus sedikit bersabar hingga makan malam selesai nanti.

Bi Arsih memberikan kode kepada para pelayan yang menjadi bawahannya untuk segera melayani Zega dan Hazel saat keduanya sudah siap untuk menyantap makan malam. Dengan cekatan, para pelayan itu mulai melakukan tugasnya masing-masing. Membuat Hazel lagi-lagi dibuat terdiam menyaksikan itu semua.

Selama makan malam berlangsung hanya dentingan sendok dan garpu yang menjadi latar belakang ruang makan. Tidak ada yang bersuara sedikit pun. Hazel yang ingin bertanya banyak hal menjadi urung melancarkan aksinya itu saat melihat Zega yang hanya diam sepanjang makan malam.

🌻🌻🌻

____________________________________

SEE YOU IN THE NEXT CHAPTER
DON'T FORGET TO VOTE ☆
____________________________________

Dark SunshineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang