[31]

3K 158 24
                                    

______________________________________

HAPPY READING
DON'T FORGET THE ☆
______________________________________

🌻🌻🌻


"sstt.. calm, Bunny. It's time for you to be punished "

Hazel menggeleng keras. "Enggak mau! Aku enggak mau dihukum lagi!"

"remember, disobeying means the punishment is doubled " desis Naja dengan suara berat miliknya.

Mendengar penuturan Naja membuat rasa kesal memenuhi relung hati Hazel. Otaknya kembali memutar ingatan-ingatan tentang perlakuan semena-mena Naja dan Zega kepada dirinya. Lengkap dengan berbagai hukuman yang dia terima oleh mereka. Rasa kesal bercampur amarah menyatu di dalam diri Hazel.

Cukup sudah semua hal tidak masuk akal yang dia alami ini.

Hazel sudah tidak sanggup.

Dia tidak ingin berada dalam lingkaran kedua iblis ini lagi.

Dengan sekuat tenaga Hazel menberontak lepas dari kurungan Zega. Beruntung usahanya membuahkan hasil. Hazel lalu berdiri tegap di depan Naja dan Zega yang kompal menatapnya datar. Seolah menunggu aksi mengejutkan apa yang akan dilakukan Hazel selanjutnya.

Kedua tangan Hazel mengepal kuat menahan semua rasa amarah di dalam dirinya. Dia menatap tajam Naja dan Zega. Mukanya berubah menjadi merah padam menandakan betapa besar rasa amarah yang ada di relung hatinya saat ini.

"IT'S ENOUGH. GUE UDAH MUAK SAMA KELAKUAN DI LUAR NALAR YANG LO BERDUA LAKUIN KE GUE. KALIAN PIKIR KALIAN SIAPA YANG DENGAN SEENAKNYA NGATUR-NGATUR HIDUP GUE. KALIAN ITU CUMA ORANG ASING YANG TIBA-TIBA MASUK KE DALAM HIDUP GUE, YANG SIALNYA LAGI KELAKUAN KALIAN LEBIH MIRIP IBLIS DARIPADA MANUSIA" seru Hazel tanpa rasa takut kepada Naja dan Zega.

"kalian berdua pikir kalian siapa yang dengan seenaknya ngehukum gue. Bodoamat sama semua aturan yang udah kalian bikin buat gue. Gue engak peduli lagi. Lagian gue enggak punya keharusan buat nurutin semua yang kalian mau. Gue bukan boneka kalian. Kalian juga bukan Tuhan yang bisa seenaknya ngehukum gue sesuka hati kalian"

"Lo berdua larang gue buat deket-deket sama cowok? Ck! Mikir. Lo berdua siapa emangnya. Lo berdua enggak lebih dari dua cowok iblis yang ngerusak kehidupan damai gue. Lo berdua bawa pengaruh buruk buat gue. Mulai hari ini gue minta tolong jangan libatin gue lagi dalam semua kelakuan gila kalian. Gue udah capek. Gue udah muak sama semua yang udah terjadi"

Kedua bahu Hazel bergerak naik dan turun dengan cepat seiring dengan deru napasnya yang terdengar tidak beraturan. Entah kenapa ada perasaan lega menjalar di hati Hazel setelah dia mengeluarkam semua unek-unek yang selama ini ada di dalam hatinya kepada Naja dan Zega. Kedua tangannya yang tadi mengepal menahan amarah berangsur melemas.

Hazel menatap Naja dan Zega yang nampak santai menyaksikan dirinya berkoar-koar di depan mereka. Kedua pria itu bahkan tidak memberi reaksi apapun setelah Hazel berbicara panjang lebar pada mereka. Bahkan bukannya secara baik-baik, tapi tadi Hazel berteriak marah kepada mereka berdua. Namun lihat yang terjadi sekarang. Kedua pria itu bahkan tidak memberikan respon apa-apa.

Hazel memejamkan kedua matanya menahan kesal. Dia menatap Naja dan Zega bergantian. "gue harap urusan kita selesai sampai di sini. Gue balik"

Naja tersenyum miring pada Hazel. "kamu enggak akan bisa keluar dari sini tanpa seizin saya"

"whatever "

Dengan penuh keyakinan Hazel melangkahkan kakinya menjauhi Naja dan Zega. Dia ingin segera keluar dari tempat terkutuk ini. Apartemen Naja dan rumah Zega adalah dua tempat keramat yang tidak ingin Hazel datangi lagi seumur hidupnya.

Hazel tersenyum kecil saat kedua matanya bisa melihat pintu apartemen Naja yang ada di hadapannya. Tiga langkah lagi yang dia butuhkan untuk bisa keluar dari neraka ini. Tepat di langkah terakhir Hazel menginjak lantai apartemen Naja, suara teriakan kesakitan Hazel memenuhi keheningan malam.

"AAKH!"

Teriakan kesakitan Hazel yang menggema di seluruh penjuru apartemen dibarengi dengan meluruhnya tubuh Hazel secara tiba-tiba ke lantai. Hazel memegang pergelangan kaki kanannya yang terasa sangat menyakitkan. Tepat di pergelangan kakinya yang dilingkari oleh gelang kaki pemberian Naja tadi.

Hazel menggigit bibir bawahnya menahan rasa sakit yang mendera. Rasa sakit ini persis seperti saat dirinya tersentrum listrik. Namun bedanya ini lebih menyakitkan daripada itu.

"saya kan sudah bilang, kamu enggak bisa keluar dari sini tanpa izin saya, Hazelnut "

Hazel menoleh pada Naja yang entah sejak kapan sudah berdiri di belakangnya. Dia bisa melihat senyum miring di wajah tampan Naja. Terlebih wajah mengejek yang ditunjukkan oleh Naja membuat Hazel kesal setengah mati. Hazel memerhatikan Naja yang memandang lurus kepada gelang kaki yang dia pakai.

"It worked " gumam Naja.

Naja berjongkok di hadapan Hazel. Dia mengambil kaki kanan Hazel lalu menelitinya dengan seksama. Tidak ada luka yang berarti. Hanya ada rona kemerahan di pergelangan kaki Hazel akibat sengatan listrik yang berasal dari gelang kaki yang melingkar di pergelangan kaki Hazel.

Benar.

Rasa tersentrum yang dirasakan Hazel tadi berasal dari gelang kaki yang dia pakai. Hazel tidak tau kalau gelang kaki yang diberikan Naja padanya ini adalah sebuah gelang kaki khusus. Naja memesan ini secara khusus kepada salah satu temannya. Gelang kaki ini terhubung langsung dengan area terakhir di apartemen Naja. Jadi apabila Hazel yang sedang memakai gelang kaki ini menginjak area itu maka Hazel akan merasakan rasa tersentrum di pergelangan kakinya.

Hazel ingin keluar dari sini?

Tentu tidak bisa. Karena area yang tidak bisa dilewati Hazel cukup besar hingga tidak mampu Hazel lewati bagaimana pun caranya. Inilah yang dimaksud dengan mainan baru untuk Hazel. Mainan baru yang akan membuat Hazel kesakitan namun mampu membuat Naja dan Zega bahagia karenanya. Karena tangis kesakitan Hazel adalah nyanyian paling indah yang membuat mereka selalu kecanduan.

Hazel ingin melepaskan gelang kaki ini?

Tentu jawabannya adalah tidak bisa. Hazel tidak akan bisa membuka gelang kaki ini bagaimana pun caranya. Karena hanya Naja lah yang mampu membuka gelang kaki ini dari pergelangan kaki Hazel. Ingat, ini adalah apartemen Naja. Semua kendali ada di bawah kuasanya.

Rasa sakit di pergelangan kaki Hazel bertambah berkali lipat saat melihat wajah Naja yang terkesan santai saja melihat Hazel yang kesakitan. Rasa gondok yang begitu besar di hati Hazel membuat Hazel tidak sanggup lagi menahan air mata yang sudah menumpuk di kedua matanya. Bibir Hazel bergetar seiring dengan isak tangis yang mengalun keluar secara bersamaan.

"does it hurt, sweetheart? "

🌻🌻🌻

____________________________________

SEE YOU IN THE NEXT CHAPTER
DON'T FORGET THE ☆
____________________________________
▪︎
____________________________________

Huhu maaf banget aku baru bisa update hari ini 😭

Anyway, kira-kira lanjutan ceritanya bakal gimana ya?
____________________________________

Dark SunshineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang