[23]

3.1K 156 5
                                    

______________________________________

HAPPY READING
DON'T FORGET THE ☆
______________________________________

🌻🌻🌻


Zega melangkahkan kaki menyusuri koridor private room di salah satu restoran ternama. Di belakangnya ada Alden yang dengan setia mendampingi Zega kapan pun dan dimana pun Zega berada. Seperti sekarang ini, Zega baru saja menyelesaikan meeting dengan salah satu rekan bisnisnya. Mereka baru saja berdiskusi ringan mengenai kelanjutan kerjasama diantara dua perusahaan besar yang sudah terjalin selama beberapa tahun belakangan.

Kedua langkah kaki Zega perlahan memelan saat netra hitamnya melihat siluet gadis mungil yang menjadi pusat hidupnya akhir-akhir ini. Dia bisa melihat sosok Hazel yang tengah duduk berdampingan dengan seorang pria muda lain yang tidak dia kenal. Zega bahkan sampai menyipitkan mata untuk memastikan apa yang kedua insan itu lakukan di salah satu sudut restoran.

“siapa dia?”

“Mikho, Tuan. Teman satu organisasi Nona Hazel di kampus” jawab Alden cepat.

SIAL!

Zega menggeram kesal saat melihat Hazel dan Mikho tengah menikmati berbagai jenis hidangan di hadapan mereka. Bukan hanya itu, wajah bahagia keduanya sudah jelas membuktikan bahwa mereka tengah terlibat obrolan yang cukup menyenangkan. Lebih parahnya lagi, Mikho terlihat sangat dekat dengan Hazel.

Rasa cemburu bercampur amarah perlahan menyelubungi hati dan pikiran Zega. Dengan tidak sabaran, Zega melangkah cepat menuju meja yang ditempati Hazel dan Mikho. Ketika sampai di sisi meja, yangan kanannya terulur untuk menarik tangan Hazel paksa. Tidak mempedulikan tatapan terkejut Hazel dan Mikho yang ada di sana.

Hazel membelalakkan matanya terkejut saat melihat kedatangan Zega yang tiba-tiba. Dan yang lebih parahnya lagi Zega dengan seenaknya menarik Hazel paksa keluar dari restoran. Sebisa mungkin, Hazel memberontak sekuat tenaga berusaha untuk melepaskan diri dari cengkraman tangan Zega. Cengkraman tangan Zega di pergelangan tangannya sangat kuat hingga membuat Hazel meringis menahan sakit. Hazel yakin cengkraman tangan Zega ini akan menimbulkan bekas keesokan harinya.

“Kak! Lepasin tangan aku! Kakak mau bawa aku kemana!” seru Hazel tidak mempedulikan orang-orang di sekitar.

Hazel berusaha untuk membuka-buka pintu mobil yang sayangnya tidak bisa dibuka saat dirinya sudah berada di dalam mobil Zega. Berkali-kali dia mencoba, tetapi tetap saja hasilnya nihil. Terkutuklah autolock mobil Zega hingga membuat usaha pelarian diri Hazel menjadi sia-sia.

“Kak bukain pintunya. Aku mau turun Kak”

Zega menolehkan kepalanya ke kiri. Dia menatap Hazel sarat akan kemarahan. “diam dan tunggu saja hukumanmu, Bunny

Deg.

Lagi-lagi kata laknat itu yang keluar dari mulut Zega. Baru beberapa hari yang lalu dia mendapatkan hukuman dari Naja dan hari ini dia akan dihukum lagi oleh Zega. Apa hidupnya ini hanya seputar hukuman setelah bertemu dengan dua iblis tampan ini.

“aku enggak mau! Aku enggak salah apa-apa” bantah Hazel tidak kalah kesal.

Zega menulikan telinga dengan semua perkataan yang dilontarkan Hazel. Dia lebih memilih untuk menyandar pada sandaran bangku sembari bersedekap dada. Zega memberi kode pada Alden untuk menjalankan mobil sebelum kedua mata itu tertutup sempurna.

Hazel yang melihat sikap Zega yang kelewat tenang menjadi cemas. Dia merasa takut dengan apa yang akan terjadi selanjutnya. Dia tidak ingin dihukum lagi. Hukuman yang diberikan Zega dan Naja memang terlihat sederhana, tapi itu sangat menyakitkan bagi Hazel. Dia merasa frustasi setiap kali menerima hukuman dari kedua iblis tampan itu. Bukan hanya sakit, perasaan malu dan kesal pun menjadi satu berkecamuk dalam diri Hazel tiap kali menerima hukuman. Terlebih lagi, mereka bertiga adalah orang asing yang hanya secara kebetula pernah sekali bertemu.

Lalu apa maksud dengan hukuman yang Hazel terima.

Apa maksud hukuman yang terasa menyakitkan ini.

Untuk apa Naja dan Zega melakukan hal itu.

Hazel tidak mengerti.

Sampai kapan pun Hazel merasa tidak akan pernah mengerti.

Hazel berpikir keras untuk mencari tau hal apa yang membuat Zega marah kepadanya. Otak minimalisnya itu kembali memutar memori beberapa saat yang lalu sebelum Zega datang menarik dirinya paksa keluar dari restoran. Hazel menggeram kesal saat tau apa yang membuat Zega marah.

Mikho.

Sudah pasti Zega marah karena melihatnya berduaan dengan Mikho tadi saat di restoran. Hazel baru ingat kalau Zega dan Naja sama-sama melarangnya untuk dekat dengan laki-laki lain dengan alasan dia adalah milik mereka.

Milik kedua iblis tampan itu.

Tapi ayolah, Hazel bukan berduaan bersama Mikho tadi. Dia bukan berkencan dengan Mikho di restoran itu. Zega salah paham. Dirinya dan Mikho tadi tengah melakukan food testing untuk catering acara Global Youth Award. Kemarin tim konsumsi meminta mereka berdua untuk ikut melakukan food testing karena dari tim konsumsi masih dilema dalam menentukan restoran mana yang ingin mereka jadikan sponsor catering. Jadilah Hazel dan Mikho pergi bersama ke restoran ini untuk melakukan food testing.

Hazel melirik Zega yang tengah memejamkan kedua matanya. Sial. Dia ingin kabur saat ini juga. Dia tidak ingin dihukum lagi oleh Zega.

Gue mau pulang

🌻🌻🌻

____________________________________

SEE YOU IN THE NEXT CHAPTER
DON'T FORGET THE ☆
____________________________________

Dark SunshineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang