[18]

3.2K 169 0
                                    

______________________________________

HAPPY READING
DON'T FORGET THE ☆
______________________________________

🌻🌻🌻


Hazel hanya bisa menghembuskan napas saat lagi dan lagi dirinya terjerat oleh kungkungan Zega. Setelah mandi tadi, oh jangan pikir Zega mengajaknya mandi bersama. Tadi Zega hanya membawa Hazel ke kamar mandi dan menyuruh Sekar untuk membantu Hazel bersiap. Lalu setelah mandi, keduanya sarapan bersama di ruang makan super besar milik Zega.

Setelah makan, di sinilah mereka sekarang. Di bagian belakang rumah Zega. Tepatnya di atas sebuah swing bed besar yang ada di gazebo rumah Zega.

Zega duduk menyandar pada bantal-bantal yang ada di atas swing bed dengan Hazel yang duduk menyandar pada dada bidang miliknya.

Zega duduk menyandar pada bantal-bantal yang ada di atas swing bed dengan Hazel yang duduk menyandar pada dada bidang miliknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sementara itu kedua mata Zega fokus menatap layar ipad yang ada digenggamannya. Hazel yang berada di dalam kungkungan Zega mau tidak mau ikut memerhatikan deret demi deret tulisan yang ada di layar ipad itu meskipun dirinya tidak mengerti sama sekali tentang dunia bisnis.

Sejak tadi pagi entah sudah berapa kali Hazel merengek minta pulang pada Zega. Bukannya tidak ingin kabur, tetapi Hazel tidak bisa. Ada banyak penjaga yang berdiri tegap di setiap sudut rumah Zega. Belum lagi banyak pelayan yang berlalu lalang di hadapannya. Dan yang terpenting ada Sekar yang selalu mengekorinya kemana pun dia pergi.

Istana Zega ini sudah seperti penjara untuknya.

Hazel menolehkan kepalanya ke kanan kiri saat mendengar suara langkah kaki seseorang mendekat. Rupanya ada Alden yang tengah berjalan cepat menuju tempatnya dan Zega berada. Hazel baru mengetahui tentang Alden yang ternyata adalah orang kepercayaan Zega tadi pagi saat dirinya bertanya pada Zega.

Hazel tersenyum pada Alden yang menundukkan kepala menyapa dirinya dan Zega. “Pagi Kak Alden”

“Selamat pagi Nona Hazel”

“Ada apa?” ujar Zega datar pada Alden yang sudah merusak hari liburnya yang menyenangkan. Tetapi Alden tidak mungkin datang ke rumahnya di hari libur seperti ini jika tidak ada hal penting yang ingin dia sampaikan.

Mengerti dengan kode yang diberikan oleh Alden lewat tatapan mata, Zega mengangkat Hazel dan memindahkannya untuk duduk menyandar pada bantal, persis seperti posisinya tadi. Zega kemudian bangkit dari duduknya. Kedua mata tajam Zega menatap Hazel yang melihatnya dengan raut wajah bingung sedari tadi.

“aku ke atas sebentar”

Usai mengatakan itu tanpa penjelasan lebih lanjut, Zega beranjak pergi meninggalkan Hazel seorang diri di atas swing bed. Namun tidak lama Sekar datang menghampiri Hazel.

Hazel berdecak sebal saat tau kalau Sekar datang karena Zega sudah tidak ada di sampingnya. Sebab tugas Sekar adalah melayani dan menjaga Hazel di saat Zega tidak ada bersama Hazel.

Hazel tersenyum misterius melihat kepergian Zega yang sosoknya mulai menghilang dibalik dinding rumah. Dia yakin jika Zega sudah bertemu Alden pasti ada hal serius tentang perusahaan yang harus mereka bahas. Dan Hazel tebak perbincangan itu akan membutuhkan waktu yang lama. Kalau sudah seperti ini, sekarang adalah waktunya bagi Hazel untuk kabur dari rumah ini. Entah bagaimana caranya, yang pasti dia harus segera bergerak terlebih dahulu untuk mencari cela yang mungkin dapat membantunya keluar dari rumah ini.

“Nona ingin kemana?” tanya Sekar saat melihat Hazel yang turun dari atas swing bed.

“aku mau jalan-jalan di sekitar sini. Boleh kan?”

Tanpa menunggu jawaban Sekar, Hazel sudah terlebih dahulu melangkahkan kakinya menyusuri bagian belakang rumah Zega. Di bagian belakang ini tampak asri dengan adanya berbagai macam pohon di setiap sudut halaman. Ada juga kolam renang berukuran besar lengkap dengan berbagai model sunbed pool di sekelilingnya. Ada juga gazebo yang Hazel tempati tadi. Serta ada sebuah lapangan basket yang berada di sisi kiri halaman belakang rumah.

Sembari berjalan menyusuri taman belakang, Hazel terus melirikkan kedua matanya ke setiap penjuru rumah. Berusaha untuk mencari cara yang mampu membantunya kabur dari rumah ini. Hazel menaikkan sebelah alisnya saat melihat ada jalan setapak di samping kiri rumah. Jalan setapak ini tertutupi oleh rindangnya pohon-pohon yang ditanam di sepanjang jalan.

Hazel terdiam saat melihat jalan setapak yang tersusun atas stepping stone berbentuk persegi panjang yang diselingi dengan kerikir-kerikil kecil di sepanjang jalan setapak itu. Hazel memanjangkan lehernya untuk melihat kemana kiranya jalan setapak ini berakhir.

Hazel mengulum senyum saat melihat secercah harapan di sana. Dari tempatnya berdiri Hazel bisa mengetahui kalau stepping stone ini akan membawanya pada bagian depan rumah. Tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan yang dia miliki, Hazel berlari cepat menyusuri satu demi satu stepping stone.

Gerakan tiba-tiba yang dilakukan Hazel membuat Sekar berteriak histeris memanggil nama Hazel. Dia meminta Hazel untuk berhenti. Bukan hanya takut Hazel akan kabur, tetapi melihat Hazel yang berlari menyusuri stepping stone ini membuat Sekar cemas. Hazel bisa saja tersandung jatuh saat melangkahi stepping stone ini.

“Nona Hazel! Nona Hazel tunggu!”

Mendengar teriakan Sekar memanggil namanya tidak menyurutkan semangat Hazel untuk menyusuri stepping stone ini demi bisa mencapai bagian depan rumah. Namun naas, bukannya berhasil mencapai ujung jalan, Hazel malah harus tersungkur di atas kerikil-kerikil tajam itu. Kaki kirinya secara tidak sengaja tersandung stepping stone karena memang posisi stepping stone ini tidak tertanam seluruhnya di dalam tanah.

“NONA HAZEL!” teriak Sekar histeris saat melihat Hazel yang jatuh tersungkur.

Para pelayan dan juga pekerja lain yang mendengar teriakan super besar milik Sekar secara otomatis mencari keberadaan Hazel. Betapa terkejutnya mereka melihat Hazel yang jatuh terduduk dengan darah mengalir di lutut serta tangannya.

Hazel meringis saat merasakan sakit yang mendera beberapa bagian tubuhnya. Dia memerhatikan lutut kirinya yang mengeluarkan darah. Begitu juga dengan lengan kanannya yang ikut mengeluarkan darah. Sementara ada beberapa bagian lain yang terlihat memerah. Entah bagaimana posisi jatuh Hazel tadi hingga bisa menimbulkan luka sebanyak ini.

Sekar berlari tergopoh-gopoh menyusul keberadaan Hazel. “Ya tuhan, Nona Hazel, Anda berdarah”

🌻🌻🌻

____________________________________

SEE YOU IN THE NEXT CHAPTER
DON'T FORGET THE ☆
____________________________________

Dark SunshineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang