17.

45.2K 868 9
                                    

"Harus ya aku pake ini?" ucap Gendis seraya mengangkat lingerie di hadapannya.

"Iya, gue mau liat lo pake itu."

"Ayo cepet! Pake!"

Gendis masih tak bergerak dari tempatnya, menatap Gavin ragu.

"Alah.... Lo kenapa sih? Malu?! Gue udah sering ngeliat lo telanjang! Cepet Dis!!"

Dengan langkah yang terpaksa Gendis masuk ke dalam kamar mandi. Mengganti bajunya saat ini dengan lingerie yang tadi dibeli Gavin.

"Lama amat sih Dis?!! Cepetan!!!"

Mau tak mau Gendis segera keluar dari kamar mandi, takut Gavin makin marah.

"Lama amat cuma ganti baju do... Wow.... Wooo hoooo.....nggak salah gue milih ini."

Gendis malu. Sangat malu. Walau sudah sering telanjang di hadapan Gavin, namun tetap saja rasa malu itu masih ada.

Tiba-tiba saja Gavin mengeluarkan ponselnya.

"Vin, mau ngapain kamu? Jangan live! Gavin!" Gendis sedikit berteriak panik menyadari Gavin yang mengeluarkan ponselnya.

"Nggak, gue nggak live! Nggak usah tereak anjir! Gue cuma mau ngefoto lo."

"Nggak! Nggak mau!!! Ntar kamu sebar!!! Nggak mau!!!!!" Gendis makin panik.

"Anjing!! Apaan sih! Nggak gue sebarin. Buat di hape gue doang!!"

"Nggak mau!!" Gendis berlari hendak masuk ke kamar mandi.

"Shit!!"

Grab...

Gavin berhasil menangkap tubuh Gendis sebelum ia berhasil masuk ke dalam kamar mandi.

"Nurut! Kalo nggak gue live beneran!! Nurut! Okey?!"

Jadinya Gendis menuruti Gavin, ia pun berdiri di dekat pintu balkon, bersiap-siap difoto Gavin.

"Kaku banget sih..!" Protes Gavin karena pose Gendis yang begitu kaku.

"Ya gimana....aku nggak bisa...." Lirih Gendis.

"Ck!" Gavin berfikir sebentar, kemudian berjalan mendekati Gendis.

"Sini, liat gue!" Perintah Gavin sambil mengangkat wajah Gendis untuk menatapnya.

"Lo cantik... Gue suka banget lo pake ini. Nih, keras kan?" Bisik Gavin di telinga Gendis, sambil mengarahkan tangan Gendis ke penisnya.

Gendis merasa panas dingin tiap Gavin mendekatinya seperti ini.  Gavin terus mengendus ceruk leher Gendis. Menciuminya ringan hingga membuat Gendis makin merinding.

Lalu Gavin menurunkan tali lingerie yang dipakai Gendis. Menggigit kecil pundak Gendis hingga gadis itu mendesah tertahan.

Tangan Gavin pun tak tinggal diam. Kedua tangannya terus meraba tiap lekuk tubuh Gendis. Meremas lembut payudara Gendis, hingga memainkan putingnya sampai keras.

Gavin berlanjut memainkan tangannya yang lain, ke bagian bawah Gendis.

Disampirkannya segaris material pada G-string yang dipakai Gendis. Kemudian dengan lembut memasukkan jari tengahnya ke vagina Gendis. Keluar masuk secara perlahan, memutar-mutar nya di dalam liang Gendis. Penuh, terasa penuh walau hanya satu jari yang memasuki Gendis.

"Gaviiin...." Gendis tak tahan untuk tak mendesah.

Gavin pun mulai melumat bibir Gendis, sambil terus merangsang seluruh bagian tubuh Gendis.

Gendis menggeliat. Kulitnya terasa panas. Dadanya rasanya geli bagai digelitik sayap kupu-kupu. Wajahnya pun kini makin memerah, nafasnya pun tak beraturan. Bagian bawahnya terasa tak nyaman. Gatal, basah...ingin terus digaruk jemari Gavin.

FAULTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang