37.

41.2K 1.4K 172
                                    


"Hey....anak papa...nggak rewel kan semalam?" sapa Gavin saat bertemu Genta di tempat sarapan.

"Nggak mas... Pules tidurnya." ucap Mbok Mar.

"Gendis kemana mbok?"

"Masih mandi mas."

"Saya gendong ya mbok." ijin Gavin pada Mbok Mar.

"Wangi bener jagoan papa.... Uhh..... Pipinya kenapa bisa chubby gini sih..." Gabin terlihat begitu gemas pada Genta.

Mbok Mar sebenarnya senang dengan kemunculan Gavin. Walau dia tak tahu kisah yang terjadi antara majikannya dan Gavin, tapi Mbok Mar bisa menilai jika keduanya masih sama-sama menyimpan perasaan suka. Diam-diam Mbok Mar berdoa agar mereka berdua bisa bersatu.

"Geli gue bos liat lo kayak gini. Tapi mending lah daripada lo depresi." ejek Sandi.

"Liat aja ntar gimana reaksi Rio sama Novan kalo gue kirimin foto Lo ini" lanjutnya sambil mengirim foto Gavin ke grupchat mereka.

"Gendis, hai. Gue belum nyapa lo dengan bener dari kemaren. Masih inget sama gue  kan?"

"Iya. Sandi kan?"

"Gendis, kamu nggak sarapan dulu? Aku browsing tadi malam, katanya kalau ibu menyusui harus banyak makan sama banyakin air putih. Gih sana makan, biar Genta sama aku. Makan yang banyak." ucap Gavin yang membuat Gendis menjadi salah tingkah.

"Oh, iya aku makan dulu."

"Gue sekalian ambilin sarapan buat lo ya bos." ucap Sandi yang diiyakan oleh Gavin.

"Hei, gue barengi ya Dis?" Sandi kembali menyapa Gendis.

"Iya."

"Lucu ya liat si bos kayak gitu ke anaknya. Gak nyangka gue."

Gendis melihat ke arah Gavin dan Genta. Suatu pemandangan yang memang dari dulu ingin dilihat oleh Gendis.

"Gue bersyukur kalian dipertemukan kembali sama Tuhan."

"Gue harap kalian bisa saling memaafkan dan saling membuka hati. Ciyaaaa....apaan dah mulut gue ini."

Gendis tak bisa menahan senyumnya mendengar ocehan Sandi.

Mereka kembali ke meja mereka. Gendis masih canggung dengan kehadiran Gavin, pun sebaliknya. Hanya satu alasan mereka berkomunikasi, Genta.

"Ni bos, makanan lo." ucap Sandi.

"Genta belom boleh makan ya?" tanya Gavin. Bak mendapatkan mainan baru, Gavin begitu excited menanyakan ini dan itu.

"Belum, nanti umur 6 bulan." Gendis menjawab lembut.

"Btw Dis, lo ngapain ke Solo?" tanya Sandi.

"Hari ini resepsi pernikahan om ku. Nanti sore di hotel ini.

"Oooh.... Kalau kita lagi healing Dis. Tepatnya ngajakin bos healing. Soalnya sejak lo gak ada bos stres sampe jadi gila kerja. Biar pikirannya tetep waras makanya gue ajak dia ke Jogja, mau main ke tempat Rio. Eeh.... Nggak taunya ketemu lo di rest area. Dia kejar lah, asli kaya orang kesetanan nyetirnya."

Gavin hanya tersenyum kecil menanggapi ucapan Sandi.

"Oh, bang Rio kuliah di Jogja?"

"Iya. Sama sahabat lo itu juga, si Diandra. Emang lo gak tau?"

"Enggak. Aku blokir semua, udah aku hapus semua sosial media aku. Jadi aku nggak tahu."

"Oh..." Sandi agak merasa tak enak karena membahas ini.

"Bayi umur 3 bulan boleh nggak sih diajak berenang? Liat anak-anak kecil berenang aku jadi pengen ngajak Genta berenang." ucap Gavin random.

"Kayaknya masih terlalu kecil. Tapi Genta kadang-kadang berenang kok, tapi di baby spa."

FAULTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang