27.

33.2K 970 58
                                    

"Silahkan masuk, Dokter sudah free sekarang." Ucap seorang perawat kepada gadis remaja itu.

Cklek

"Ehem.... Kak..."

"Loh.... Gendis! Lama nggak ketemu.... Kakak kangen!" ucap Danisa pada Gendis yang baru saja memasuki ruangan.

"Tumben kesini Dis? Kamu juga udah jarang WA kakak..." protes Danisa.

"Maaf Kak....lagi persiapan ujian, jadi sibuk."

"Oh iya ya....udah deket waktu ujian ya? Btw, kamu kesini sama Gavin?"

"Hem...nggak Kak... Sendirian. Aku udah nggak ada hubungan sama Gavin."

Danisa sedikit terkejut dengan pernyataan Gendis.

"Kenapa Kak?"

"Nggak.... Cuma heran aja. Beneran Gavin udah nggak sama kamu?"

"Iya Kak.... Udah sekitar sebulan ini Kak. Kakak emang nggak denger apa-apa?"

"Nggak... Kakak gak denger. Emang kenapa?" Danisa makin bingung.

"Aku ..... Aku sama Gavin sodara tiri. Ibuku nikah sama papanya Gavin." Gendis mencoba menjelaskan.

"What?!" Danisa menutup mulutnya tak percaya.

"Dari awal Gavin sudah tau. Dia ngelakuin semua itu ke aku karena pingin balas dendam. Aku juga baru tahu waktu kita kepergok.."

"Kepergok?! Kepergok apa Dis?"

"Umm...ya itu Kak... Gavin maksa ngelakuin di rumahnya. Dan akhirnya papanya sama ibuku ngeliat semuanya." Sebenarnya Gendis malu menceritakan ini, walaupun kejadiannya cukup lama, tetap saja Gendis masih ingat betul bagaimana perasaannya waktu itu.

"Terus, berarti sekarang Gavin udah nggak nyentuh kamu lagi?"

"Setelah kejadian itu, dia sempet sekali nyentuh aku..."

"Wait wait wait......." tiba-tiba Danisa terlihat agak panik.

"Kapan terakhir kamu berhubungan sex sama Gavin?" Tengkuk Danisa tiba-tiba terasa dingin.

"Bulan kemaren. Kira2 pertengahan bulan."

Mendengar jawaban Gendis, Danisa mengusap kasar wajahnya. Kemudian menghela nafasnya dengan berat.

"Dis, sebelumnya Kakak minta maaf ya. Kakak lupa, seharusnya kakak ngingetin kamu untuk kesini lagi setelah 3 bulan. Dan itu seharusnya awal bulan kemaren..." raut wajah Danisa terlihat khawatir.

"Karena itu aku kesini Kak...." Gendis mengucapkannya dengan pelan.

"Maksud kamu Dis?"

Gendis mengeluarkan benda kecil dari tasnya, seketika itu Danisa langsung membelalakkan matanya.

"Ini ... "

"Aku tes 2 hari yang lalu kak... Nggak ada yang tahu. Aku tes juga karena aku nggak mens. Aku sebenarnya ragu mau kesini kak... Aku bingung." Gendis terlihat cukup tenang, walau raut mukanya terlihat seperti banyak beban.

"Aku beneran hamil kak?"

Danisa tak bisa berkata-kata. Anak perempuan semuda Gendis, bagaimana jika benar Gendis hamil? Terlebih itu semua karena perbuatan sepupunya yang bejat, Gavin.

"Oke, tenang...bisa jadi hasilnya salah...kita USG aja ya Dis..."

"Iya kak...aku harap juga gitu."

Danisa pun segera  menyiapkan peralatan USG, kemudian menyuruh Gendis untuk berbaring di atas tempat pemeriksaan.

FAULTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang