29.

34.8K 902 35
                                    


"Sayang, nih minumnya! Kamu pasti capek habis main basket."

Karena memang tak ada lagi air minum, Gavin meminum air kemasan yang diberikan Elisa.

Sebenarnya Gavin sudah makin jengah dengan Elisa. Baginya Elisa kini sudah tak berguna.

Sejak kejadian di gudang kemarin, Gavin bersikap makin dingin dan acuh tak acuh pada Elisa.

Elisa yang makin menyadari perubahan sikap Gavin tak tinggal diam. Ia ingin memiliki Gavin seutuhnya, apapun caranya.

Tanpa sepengetahuan Gavin, Elisa mencampur obat perangsang di minuman kemasan yang Gavin minum tadi.

Tak boleh gagal, Elisa harus tidur dengan Gavin. Kalau bisa sampai dirinya hamil. Elisa harus mengikat Gavin!

Selama mereka pacaran, tak pernah Gavin menyentuh Elisa seperti dulu Gavin menyentuh Gendis. Pun dengan gosip yang mengatakan bahwa Gavin suka melakukan sex bebas, dengan dirinya tidak pernah sama sekali.

Gavin kini mulai merasakan efek dari perangsang itu.

Sialan! Ngasih apa nih si Elisa?!

Menyadari ada yang tak beres, Gavin segera membawa tasnya dan prgi meninggalkan Elisa.

"Sayang kamu mau kemana?? Sayang!" Elisa mencoba mengejar Gavin.

"San! Tahan si Elisa!" ucap Gavin pada Sandi yang juga bermain basket bersamanya.

**

"Gendis! Kita duluan ya..." Ucap teman-teman Gendis.

"Oh, iya. Aku masih mau ngerjain ini tanggung. Kalian pulang duluan aja."

"Oke, bye Gendis!"

"Bye!"

Gendis berada di dalam kelas selama beberapa saat, kemudian memutuskan pulang karena hari semakin sore dan sekolah makin sepi.

Entah sial ataukah itu memang garis hidup yang harus Gendis jalani, Gendis tak sengaja menabrak tubuh Gavin di lorong menuju parkiran.

Gendis ingin segera menghindar, namun Gavin yang makin merasakan efek obat perangsang itu menahannya. Gavin memeluk erat Gendis dari belakang dan mengendus kuat2 aroma leher Gendis.

"Lepas! Gavin!"

Gavin tak memperdulikan Gendis. Ia menarik Gendis masuk ke mobilnya dan segera pergi meninggalkan sekolah menuju apartemennya.

Dengan sisa-sisa kesadarannya, Gavin menarik Gendis ke dalam apartemennya, sebelum ia benar-benar dikuasai nafsu. Gavin, itu dominan, bisa dibayangin kan efek obat perangsang itu nantinya?

"Gavin, buka pintunya aku mau pulang!"

"Kamu mau ngapain! Aku mau pulang!!!"

Gavin hanya diam, memandang Gendis seolah akan memangsanya.

"Lo mirip Gendis... Kenapa lo bisa mirip Gendis!" Entah apa yang terjadi pada otak Gavin saat ini.

Gendis terheran-heran dengan ucapan Gavin. Apa Gavin sedang mabuk? Tapi tak tercium bau alkohol dari tubuhnya.

Kraaak!

Gavin menarik atasan seragam Gendis hingga robek.

"Gavin! Kamu mau ngapain!"

Gavin mulai mencekal tangan Gendis kemudian menekan tubuhnya di tembok dan mulai melumat bibir Gendis dengan kasar. Dilanjutkan dengan mengecup serta memghisap area leher dan dada Gendis.

Untuk beberapa saat rasanya nafas Gendis tercekat. "Gaviiin...stooop!"

Namun Gavin tak memperdulikan Gendis, terus menciumi dan meraba tubuh Gendis.

FAULTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang