35

36.1K 1.1K 37
                                    

"Mbok, udah siap semua kan barang-barang bawaannya?"

"Udah mbak... Stroller juga sudah masuk mobil."

"Rewel nggak ya mbok? Genta perdana nih yang mau perjalanan jauh banget. Gendis takut Genta rewel nanti di jalan."

"Wes, nggak usah mikir kayak gitu mbak Gendis. Genta itu pinter i Gendis.

"Iya sih... Sebenarnya mbok, yang bikin Gendis  kepikiran itu.... baru kali ini Gendis akan ketemu keluarga besar ayah. Gendis takut.... Gendis takut mereka nggak nerima Gendis sama Genta."

Kali ini memang pertama kalinya Gendis akan bertemu dengan keluarga besar ayahnya. Selama ini hanya Bayu yang pergi untuk menjenguk Gendis.

Kakek nenek Gendis sudah tiada hanya tinggal budhe pakdhe serta omnya, Bayu.

Memang benar Bayu mendukung Gendis dari awal dan selalu ada di belakang Gendis, tapi entah bagaimana dengan saudaranya yang lain. Gendis ragu...

Kalau bukan karena Bayu yang akan mengadakan pesta pernikahan di Solo, Gendis tak mungkin akan meninggalkan villanya. Tempat persembunyian paling aman dan nyaman selama hampir satu tahun ini.

Walau tempat tinggalnya saat ini cukup sepi, tapi Gendis menikmatinya.

Awal-awal masa kehamilan yang penuh drama akhirnya tergantikan dengan kedamaian selama sisa masa kehamilannya.

Apakah selama masa itu Gendis benar-benar melupakan Gavin?

Tentu tidak.

Bukankah Gendis pernah berpesan pada Danisa untuk mengatakan pada Gavin bahwa ia mencintainya. Dan itu serius. Dengan bodohnya memang Gendis masih merasakan cinta untuk Gavin.

Tapi untuk terus berada dekat dengan Gavin saat itu, Gendis tak sanggup. Perasaan yang saat itu masih bertepuk sebelah tangan, ditambah dengan sikap Gavin yang seakan membencinya, Gendis lebih baik memilih untuk menjauh.

Gentala Arka Pramodya

Tak munafik. Nama itu diawali dengan huruf G karena baik namanya maupun Gavin, semua berawalan huruf G.

Gentala artinya naga, seperti sosok naga yang selalu melindungi, Gendis berharap Genta adalah pelindungnya.

Arka, sangat-sangat jelas jika itu diambil dari nama tengah Gavin. Dan Pramodya, adalah nama ayah Gendis.

Sejak di dalam rahim Genta sudah menjadi sumber kekuatan Gendis. Setelah kelahirannya pun bayi itu bagaikan penawar dari segala kesedihan di hidup Gendis.

Sayangnya Genta juga membuat Gendis selalu teringat akan Gavin. Wajah Genta terlalu mirip dengan Gavin hingga terkadang membuat hati Gendis goyah.

Bukan hanya itu, sejak kehadiran Genta, Gendis makin sering mempertimbangkan keputusannya. Apakah benar  melarikan diri seperti ini. Apa tidak sebaiknya menghubungi Gavin saja.

Beberapa kali saat pergi ke rumah sakit untuk mengimunisasi Genta, atau saat mereka sekedar jalan-jalan di sekitar villa, banyak sekali yang bertanya dimana papa Genta. Atau beberapa yang menyinggung betapa gantengnya Genta dan kemudian berkata pasti mirip papanya.

Saat-saat yang seperti itu Gendis hanya bisa berbohong dan berkata papanya di luar negeri.

Beberapa kali juga memperhatikan bayi-bayi yang lain digendong ayahnya, merasakan kasih sayang ayahnya, jujur Gendis merasa sangat bersalah pada Genta.

Apa seharusnya dulu ia minta Gavin bertanggung jawab saja? Masa-masa seperti saat ini sangat berat bagi Gendis.


"Pak Min, berhenti di  rest area dulu ya, saya mau ke kamar mandi. Sama mau beli tisyu basah, lupa tadi nggak dibawa."

FAULTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang