22.

35.5K 916 28
                                    


"Lo kemana tiga hari ini?" Tanya Gavin saat melihat sosok Gendis tiba di parkiran sekolahnya.

Sejak kejadian waktu itu, Gendis menginap di rumah Diandra. Gendis tahu, Gavin pasti menunggu di apartemennya. Pun dengan sekolah, Gendis tak masuk tiga hari ini, belum mau bertemu dengan Gavin.

"Eh, jawab! Bisu lo?!"

"Di rumah Diandra."

"Heh! Mau kabur lo?"

"Kalau iya kenapa? Itu urusanku!"

"Nyolot! Kalau lo kabur, bakal gue sebarin semua!"

"Terserah, aku nggak kabur pun pasti kamu sebarin kan?" Gendis melenggang pergi.

"Eh, gue belom selesai!" Gavin menarik lengan Gendis.

"Selesai. Kita udah selesai." Kata Gendis datar tanpa menatap Gavin.

"Kalau kamu sakit hati sama papa kamu dan ibu aku, silahkan balas mereka. But don't use me! You've get enough from me.  Silahkan pake semua foto dan rekamanku. Tapi jangan, jangan pernah lagi nyentuh aku!" Gendis menatap Gavin sengit, dilepaskannya perlahan cekalan tangan Gavin.

"Lo pikir lo bisa lepas dari gue?" Gavin menertawakan pernyataan Gendis.

"Kenapa nggak? Kamu butuh apalagi dari aku? Udah aku ijinin, silahkan permalukan papa kamu, permalukan aku tepatnya. Masih butuh apalagi?"

"Kita cuma orang asing Gavin. Aku bahkan nggak tau apa yang terjadi di keluarga kalian, that's my mom's bussiness, not mine!"

"Seriously? That's your bussiness too! Your mom's fault is your fault!" Gavin mulai menunjuk wajah Gendis memakai jari telunjuknya.

"Jadi kesalahan ibuku, aku yang harus tanggung jawab. Haha... lucu. Lalu kesalahan kamu ke aku, siapa yang mau nanggung? Mama kamu?"

Plak!

"Eh! Nggak usah bawa-bawa mama gue, apalagi pake mulut kotor lo itu!" Seperti biasa, Gavin sensitif kalau berhubungan dengan mamanya.

"Kamu yang kotor! Nggak nyadar?!"

Srek!

Gavin menjambak rambut Gendis dengan kencang.

"Lo pikir lo siapa?"

"Aku Gendis kalau kamu lupa. Anak pindahan dari Semarang yang tiba-tiba aja kamu ambil keperawanannya. Yang kamu jadiin pemuas nafsu kamu, yang kamu jadiin alat balas dendam kamu, yang kamu jadiin hidup dia hancur, yang kamu....."

"Aarghhh....." Gendis merintih karena tiba-tiba Gavin mencekik leher Gendis.

"Diem lo anjing!!" Gavin makin mengencangkan cekikannya.

"Bos bos bos jangan bos!!!"

"Vin, gila lo!! Lo mau bunuh anak orang??!!"

Sandi dan Rio datang di saat yang tepat.

"Lo kenapa sih bos! Kasar banget sama cewek sendiri!" Ucap Sandi sambil menjauhkan Gavin  dari Gendis.

"Lo gila Vin!" Rio tak habis pikir, bisa-bisanya Gavin semudah itu mencekik leher Gendis. Entah seemosi apa Gavin.

"Gendis, lebih baik lo pergi ke kelas aja sekarang." Ucap Rio pada Gendis.

Gendis hanya mengangguk, berlalu sambil memberikan tatapan sengit pada Gavin.

"Kita belom selesai Gendiiiiiiis!!!! Lo ingat itu!!! Lo punya gue!!! Hidup lo gue yang atur!!!" Gavin yang masih emosi membalas tatapan Gendis dengan teriakan.

FAULTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang