19.

38.2K 793 6
                                    

"Kayaknya cewek lo mabuk tuh..." Mike berkata pada Gavin.

"Dih! Baru segitu udah mabok. Gavin, kamu yakin main sama bocil kayak gitu." Perempuan yang dari tadi mencari perhatian Gavin masih tetap nyinyir pada Gendis.

"Just shut the fuck up! You're annoying!" Novan yang memang tak terlalu menyukai keberadaan perempuan itu akhirnya mengumpat.

"Just, go away! Nggak ada yang nanggepin lo di sini! Hush hush...!" Lanjut Novan mengusir perempuan itu.

"Viiiin....aku mau lagi ya yang tadi? Badan aku jadi enteng banget, aku suka...." Ucap Gendis pelan.

"Mau nyobain punya gue? Bisa bikin badan lo tambah enteng." Gavin menyodorkan gelasnya, yang tentunya berisi alkohol yang kandungannya lebih tinggi dari yang diminum Gendis.

Gendis langsung menyambut gelas Gavin dan meneguknya dengan cepat.

"Emm...ada paitnya....." Gendis mengembalikan gelas Gavin, kemudian mencari posisi ternyaman di pangkuan Gavin.

Gendis merubah posisi duduknya, kini ia menghadap Gavin. Tak perduli jika roknya agak tersingkap dan memperlihatkan paha mulusnya. Gendis merangkulkan tangannya pada badan Gavin, sedang kepalanya ia sandarkan di dada Gavin.

"Bos! Si Gendis nggak apa-apa tuh?" Sandi yang melihat kondisi Gendis merasa agak khawatir.

"Ck...biarin. Paling juga dia ngantuk."

"Dia umur berapa sih bro? Kok gue gimana ya..." Mike masih merasa jika Gendis itu terlihat terlalu muda.

"16. Kenapa emang?" Gavin menjawab datar.

"What? 16? Dan udah lo ajarin minum?"

"It's not a big deal." Jawab Gavin enteng.

Tentu Gavin tak perduli. Toh itu memang tujuan Gavin. Merusak Gendis.

"Eh, Rio tuh kayaknya!" Novan melihat sosok Rio yang kini berjalan mendekati meja mereka, bersama kekasihnya Sheryl.

Sheryl yang seperti mengenal sosok di pangkuan Gavin mengamatinya lebih dalam.

"Gendis? Itu Gendis?"

"Iya. Oh iya, gue lupa kalo dia se-circle sama lo." Novan menjawab pertanyaan Sheryl.

"Gavin, lo apain Gendis?"

"Gue ajak minum, kenapa?" Sheryl malas berdebat, akhirnya dia memilih diam sambil terus memperhatikan gerak-gerik Gendis dan Gavin.

"Engh.... Gavin... Kamu baunya enak banget sih..." Gendis yang dari tadi diam kini bersuara sambil mengendus dada dan ketiak Gavin.

"Baby...." Gavin sebenarnya kegelian, satu lagi... Gavin juga sedang menahan nafsunya karena Gendis yang sedari tadi tak diam di pangkuannya.

"Gavin kamu udah keras...." Gendis yang kini memang sedang mabuk tak memperhatikan ucapan dan tindakannya.

Gendis terlihat sedikit liar. Dia menggerakkan pinggulnya, menggesek miss V nya dengan penis Gavin dari luar celana. Wajahnya juga terus mengendus badan Gavin, yang kini kian naik ke atas ke ceruk leher Gavin.

"Wow....bos..." Sandi geleng-geleng melihatnya.

"Cewek polos kayak gitu bisa ya kelakuannya binal gini.." sedang Mike dibuat tertawa dengan tingkah Gendis yang ia lihat saat ini.

Sheryl dan Rio hanya bisa diam. Terutama Sheryl, dia ingin menghentikan Gendis. Tapi berhadapan dengan Gavin, ia tak berani, sekalipun ia sekarang bersama Rio.

"Baby are you horny?"

Dengan cepat Gendis mengangguk.

"Angkat dulu pantatnya..." Gavin berbisik pada Gendis.

Gendis mengangkat tubuhnya sedikit sehingga ia bertumpu pada lututnya. Gavin membuka resleting celana jeansnya, lalu mengeluarkan penisnya yang sudah sangat tegang. Tentunya hal itu tak terlihat karena tertutup dress Gendis.

Dengan satu gerakan lembut Gavin menurunkan Gendis kembali. Tentunya, kini ia memasukkan penisnya ke dalam vagina Gendis. Cukup mudah tentunya, saat ini Gendis memakai crotchless panties.

"Enghhh...." Satu desahan tak bisa ditahan oleh Gendis. Sedang Gavin kini memejamkan matanya sambil menengadah.

"Woy lo ngapain anjir!" Mike kembali menertawakan Gavin dan Gendis.

"Shut up!" Dengan mata terpejam Gavin menghardik Mike.

"Engh ...engh.... emmmhhh" Gendis mendesah sambil terus ia gerakkan pinggulnya. Maju mundur tak dengan irama yang dinamis, mencari kenikmatan untuk vaginanya.

Gavin pun tak tinggal diam, tangannya sibuk menggerayai tubuh Gendis. Bibirnya juga menciumi leher Gendis dengan penuh nafsu.

Merasa tak bisa bebas, Gavin menghentikan kegiatan seks mereka. Diangkatnya Gendis hingga persatuan mereka terlepas. Kemudian memasukkan kembali penisnya ke dalam celana.

"Enghhh..... Gaviiin...kok dilepas?" Protes Gendis kecewa.

"Husssst....." Gavin mencoba menenangkan Gendis.

"Loh, udahan bos?" Sandi yang mencoba mengalihkan perhatiannya dari Gavin dan Gendis kini kaget karena tiba-tiba Gavin berdiri.

"Gue cabut duluan, biar gue yang bayar semua. Kartu gue ada di lo kan San?" Gavin berpamitan pada teman-temannya, digendongnya Gendis ala bridal style menuju mobilnya di parkiran.

Memang, teman-teman Gavin tak ada yang merekam kegiatan gila Gavin tadi. Tapi beberapa orang ada yang merekamnya diam-diam.

Ini bisa jadi skandal sih. Tapi kemungkinan besar Gavin tak akan perduli. Paling yang kena hujat nanti Gendis.

*****

FAULTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang