24.

34.5K 775 22
                                    

"Udah satu minggu Pa. Gimana? Kayaknya papa lebih milih investor papa kabur daripada ngelepasin harta mama."

"Kamu ini bisanya cuma ngancam..." Aryo, sebenarnya cukup takut dengan ancaman Gavin. Ia juga tak rela menyerahkan seluruh aset almarhumah istrinya begitu saja, walau itu untuk anak kandungnya.

Dulu, Aryo menikahi Ghea, mama Gavin memang tanpa cinta. Aryo muda begitu ambisius, ia butuh dukungan untuk membuat bisnis yang baru dirintisnya maju. Dan dukungan itu ada pada Ghea.

Ghea begitu tergila-gila pada Aryo. Hingga dengan bodohnya Ghea mengira Aryo menikahinya karena cinta. Semua kepalsuan Aryo terkuak saat Gavin berusia 1 tahun.

Sejak saat itulah, Ghea mulai 'menggila', melakukan segala cara agar Aryo tidak pergi dari sisinya. Namun sia-sia, Aryo malah berhubungan kembali dengan  kekasih masa SMA nya, Siska, yang sayangnya saat itu juga telah bersuami.

Kondisi Ghea makin hari makin memburuk, tak hanya fisik, mentalnya pun dalam kondisi yang tak sehat. Hingga akhirnya Ghea meninggal saat Gavin berusia 14 tahun.

"Sama seperti mama kamu....kamu cuma bisa ngancam."

Gavin mengepalkan tangannya saat Aryo menyebut mamanya.

"Oh...oke...Gavin cuma bisa ngancam. Let's see....." Dengan tenang Gavin menanggapi ucapan Aryo. Dibukanya galeri di handphone nya, memilih sebuah foto yang kemudian dia kirim ke seseorang.

"Starter Pa! Buat pemanasan, Gavin kirim foto hot Gavin dan Gendis buat om Eka. Ups..... Gavin lupa nggak bilang kalo Gavin punya nomor WA nya om Eka." Gavin menggoda papanya dengan tengil.

"Kenapa diem Pa? Papa nggak lupa om Eka kan? Sahabat papa yang juga salah satu investor terbesar papa....hahaha...." Entah mengapa Gavin merasa puas melihat wajah papanya sekarang.

Kring....kring....

Handphone Aryo berdering dan terlihat nama Eka Surya, sahabatnya sedang memanggil.

"Halo....." Dengan gugup Aryo menjawab.

"Apa-apaan itu Ar? Gue dikirimi foto nggak senonoh Gavin, sama siapa ini? Anaknya Siska? Anak sama anak tiri lo? Unbelievable! Skandal ini Ar!"

"Gue bisa jelasin..."

"Lah, berarti bener. Duh, udah.... gue nggak bisa nolongin lo kalau ini sampe kesebar! Imej perusahaan lo bisa hancur. Sekolah lo juga bakalan ditutup kalau sampe dinas pendidikan tau! Gue udah cukup kerepotan sama anak lo yang tingkahnya kayak gitu, tapi kalo skandal ini yang tersebar, gue nggak bisa nolong Ar!"

"Secepatnya atasi Ar! Jangan sampe kesebar! Gue nggak tahu nantinya gimana nasib perusahaan lo. Apalagi kalau sampe Pak Harry tau, tamat lo!"

"Iya, gue ngerti Ka!" Aryo menutup panggilan itu dengan wajah yang makin kusut. Baru ia sadari Gavin kali ini tak main-main.

"Siapa tadi kata om Eka? Pak Harry? Harry Tanoewidjaja, calon klien papa di project yang akan datang. Gavin udah punya kontaknya. Semua klien dan investor papa, Gavin punya semua akses ke mereka." ucap Gavin dengan percaya diri.

"Jadi gimana Pa?" Gavin sumringah. Rencananya untuk mengambil alih aset mamanya yang diwariskan ke Gavin sepertinya akan sukses.

"Huft..... Oke.... Panggil Fathir, kita selesaikan semuanya."

Deal.....

Akhirnya Aryo menyerah. Sepertinya lebih baik menyerahkan warisan Ghea. Daripada Aryo kehilangan semua yang telah dirintisnya. Imej nya harus tetap terjaga.

Gavin cukup senang. Bukan karena akan menguasai sepenuhnya harta warisan mamanya. Tapi karena berhasil membuat Aryo dan Siska tak lagi bisa menikmati harta dari wanita yang telah mereka sakiti.

FAULTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang