BAB 13

99 22 9
                                    

Haifa menatap laptop milik Afzal yang masih menyala di atas sofa kamar. Tadinya, Haifa berniat untuk mematikan laptop tersebut, tetapi urung ketika ada niat lain yang tiba-tiba muncul. Haifa memilih untuk melihat-lihat isi laptop sang suami, siapa tahu ada sesuatu yang menarik di dalam sana.

Memang terkesan lancang. Namun, Haifa yakin Afzal tidak akan masalah dengan hal seperti ini. Dengan perlahan, Haifa duduk selonjoran di atas karpet, lalu meraih laptop tersebut dan menyimpannya di atas paha. Saat ini, layar laptop masih menampakkan lembar kerja di halaman Microsoft Excel. Baru saja Haifa ingin menekan tanda X, layar laptop sudah lebih dulu mati dan menampakkan warna hitam saja.

Haifa tentu dibuat panik dengan hal itu. Namun, beberapa detik kemudian, layar laptop kembali menyala dan menampilkan notifikasi jika lembar kerja tadi sudah berhasil terhapus. Perempuan itu sontak melotot kaget. Ia sama sekali tidak merasa menghapus lembar kerja tersebut. Serius!

"Aduh, ini Haifa harus gimana coba?" Haifa buru-buru menyimpan kembali laptop tersebut di atas sofa, lalu menjauh dengan perasaan panik.

Kali ini, Afzal pasti akan benar-benar marah, apalagi Haifa yakin jika file itu sangat penting bagi Afzal. Rasanya Haifa ingin menangis sekarang juga, meratapi kecerobohan yang ia lakukan beberapa menit lalu. Perempuan itu takut dan gelisah. Apa ia bilang saja sekarang pada Afzal?

"Jangan, Fa. Kalau bilang sekarang, nanti malah ganggu Mas Afzal yang lagi ngajar," gumam Haifa sambil menggeleng-geleng cepat. "Terus sekarang Haifa harus apa?"

Haifa masih memperhatikan laptop di atas sofa dengan tatapan nanar. Ia sama sekali tidak berani menyentuh laptop itu lagi. Apa ini termasuk teguran untuk Haifa karena menyentuh laptop itu tanpa izin?

"Ya Allah, ampuni Haifa."

🌹🌹🌹

Afzal meraih ponsel di dalam saku jas ketika terdengar bunyi notifikasi berturut-turut. Ia mengernyit saat melihat sebuah grup yang tadinya selalu sepi, kini mendadak diisi beberapa pesan dari teman dekat Afzal semasa kuliah dulu.

Grup Terserah

Keenan

Afzal! Keluar dulu lo, Zal

Cewek itu balik lagi, woy, dia neror gue mulu

Dia gak ada capek-capeknya nanyain lo

Alvino

Maaf, nih, Zal. Gue juga yang udah ngasih nomor lo sama dia

Soalnya risi dia ngechat mulu, maksa minta nomor lo

Dia udah ada ngechat lo?

Keenan

Dia juga nanyain mulu alamat rumah lo di sana

Udah gue bilang enggak tau, dia enggak percaya

Kayaknya dia mau nyusulin lo

@Alvino Dia ada ngechat, tapi enggak gue bales

@Keenan mending blokir aja nomor dia, enggak usah diladeni


Keenan

Mending lo jelasin semuanya sama dia, deh

Gue bilang lo udah nikah aja dia enggak percaya

Gak ada yang perlu di jelasin lagi

Gue, kan, udah jelasin semua waktu itu

Pilihan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang