part 4

75 96 6
                                    




Setelah dua remaja tadi kehujaan mereka memutuskan untuk segera pulang dan berganti pakaian

*****

Sesampainya mereka di rumah, dan hujan yang sudah mereda, mereka langsung di suguhkan dengan pemandangan yangg sangat mendongkolkan hati, yaa lagi lagi mereka melihat kedua orang tua Dian bertengkar di halaman rumah, terkadang Dian berfikir mengapa mereka beradu mulut di halaman kenapa tidak di dalam rumah saja

"Mereka berantem lagi"
Ucap Dian dengan lirih, lesu

"Sabar yan, Lo harus kuat, org tua Lo pasti sedang ada konflik, yg yg sabar ya"
Ucap Nadya dengan begitu lembut

"Makasi ya Lo sanagt care sama gue"

"Lo cowok yg paling gue sayang yan, Lo sahabat gue" ucap Nadya tulus

Dian memandang  wajah cewek yg berstatus sahabat  nya itu dengan lekat, pahatan wajahnya yg indah begitu nyaris sempurnya, mata bulat dan hitam membuat manusia manapun akan tertarik memandangnya, hidung kecil dan manucung itu sangat indah, pipi sedikit chubby sangat pas di wajah cewek itu, bibir ranum dengan warna merah muda membuat semua orang akan suka memandang nya,pantas saja cowok cowok di skolah menyukai Nadya, karna Nadya itu bak putri raja yg begitu anggun dan cantik.

"Lo natap gue gitu, bikin gue baper "
Kekeh Nadya sembari menunjukan senyuman khas nya, yg mampu membuat Dian tambah suka dengan nya

"Gue natap Lu karna ada belek di mata Lo, gausa ke gr an" elak Dian padahal ia menatap Nadya karna kagum bukan semata mata mengejek nya

"Anjir lu"

Tiba tiba terdengar suara lantang yg bersumber dari halaman rumah Dian

"DIAN PULANG KAMU CEPAT"
ujar renal selaku ayah dari laki laki itu, urat leher yg menonjol tangan terkepal, dan juga tatapan tajam menandakan bahwa sang empunya Samagat marah, entah lah ini semua karna konflik antara renal dan istrinya yaitu Rina

"Iya pah" jwb Dian lirih

"Nad gue pulang ya, gue harus siap mental nih pasti ntr gue kena lampiasan dari ortu aneh gue"

"Lo ga boleh ngomong gitu yan, itu nyokap bokap lo" ujap Nadya lirih sambil tersenyum dan mengelus pundak cowok itu

*****

Plakkkk

Plakkk

Dua kali tamparan keras berhasil mendarat di pipi Rina sang ibu dari Dian

"Papah apaan si nampar maama?" Ujar Dian kesal

"Kalain berdua sama aja, ga guna"
Ucapan pedas dari mulut renal berhasil menusuk hati Rina dan juga putra satu satunya itu

Lantas rina pergi memasuki kamar dan memberekan baju baju nya, ia dengan tega nya meninggal kan rumah tanpa mempedulikan Dian yg tengah sibuk menghapus butiran cairan bening di pipinya, entahlah kalo sudah bersangukatn dengan keluarga pasti Dian akan selemah ini,

"Mama mau ke mana" tanya Dian lirih

"Biarin aja, jgn di cegah permpuan itu pergi" ucap renal lantang

Setelah itu Rina pun lantas pergi tanpa menatap putra semata wayangnya itu sedikitpun, entah lah akhir akhir ini maamanya dan papahnya selalu bertengkar. sepengetahuan Dian mamaamnya main belakang dengan pria lain, dan papahnya juga melakukan hal yg sama

"Saya sudah muak dgn mamah km" ucap renal seraya mengambil kunci mobilnya yg tergeletak di atas meja, renal hendak pergi

"Papa mau ke mana" tanya Dian

"Sy mau menenangkan fikiran" ucap renal lantas pergi begitu saja tanpa mempedulikan perasaan putra nya saat ini

Di sini Dian merasa terpukul atas berantakanya keluarga nya yg dulunya bahagia harmonis sekarang kacau bawlau setelah kehadiran sang pengacau rumah tangga entah lah Dian sekarang sangat sangat terpukul, mama papa yg seperti sudah tak mempedulikannya lagi

"Gue harus apa sekarang,, hiks hiks hiks"

Tangis Dian memecah di seluruh penjuru rumah, kesedihannya seakan tak kan pernah memudar mengingat kejadiian yg baruasa  ia lihat tadi

Tak ia sangka Nadya mengetuk pintu rumah Dian, ternyata Nadya sudah melihat ini semua

"Nadya loo... Lo ngapain"
Tanya Dian sedikit lirih

"Gue nangis di depan cewek nih, mal bet gue" ujar Dian seraya terkekeh menutupi luka di hatinya

"Gak papa gue harap gue cewek kedua yg liat Lo nangis setelah mamah Lo"

"Gue sedih, gue sendiri sekarang gue ga bisa kayak gini, gue hancurr"

"Mash ada gue gue selalu ada buat Lo yan, Lo sahabat gue, gue sayang sm lo"

"Gue sayang Lo nad" ucap Dian lalu memleuk gadis cantik dihadapannya itu "gue kaya banci kalo sedih gini"

"Lo pasti kesepian kan, Lo nginep aja di rmh gue,

" gue selalu ngerepotin Lo nad.

"nad mksi"
Ucap Dian seraaya mengelep air mata nya, dan mempererat pelukannya dengan gadis yg selalu ada di saat suka maupun duka

_______________

Haii next part selanjutnya?

Vote dong, 🙏

This is NaDianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang