43. lusi

10 3 0
                                    

🌙🌙🌙

"Nad, bunda tadi nelpon katanya dia empat hari lagi balik ke rumah, Masi banyak kerjaan katanya"
Dian menghampiri Nadya yg sedang memasak mi instan di dapur, tangannya meraih pisau membantu sang gadis memotong bawang

"Bunda nelpon Lo ya? Kok bukan gue si yang di telpon kan gue anaknya" Nadya merengut kesal

"Haha gue lebih di sayang dong" ucap Dian mengompori

Nadya tambah merengut kesal

"Dian" suara seseorang memanggil nama Dian, sontak mereka langsung menengok melihat siapa yg datang

"mama papa?" Dian sedikit terkejut

Sungguh pemandangan yg jarang sekali Dian temui melihat kedua orang tuanya berjalan beriringan

Rina memeluk anak laki lakinya, memeluknya dengan erat, rasa rindu yg teramat dalam, akankah terobati hanya dengan pelukan, untuk mengucapkan rindu saja Rina tak mampu, mungkin sudah terlalu banyak wanita paruh baya itu menyakiti anak semata wayang nya

Rina melepas pelukan nya, mengamati setiap inci wajah putra nya, mungkin sudah lama sekali ia tidak memandang lekat wajah tampan ini, wajah yang semakin terlihat dewasa, rasa rindu yg tak terbendung, ingin sekali ia bercerita semua hal yang selama ini ia tutupi, tapi akan kah Dian mempercayai nya? Haruskah Rina menutupi semuanya lagi? Haruskah Rina mengundur memberi tahu sebuah kenyataan yg tidak di ketahui putra nya?

Rina tersenyum melihat putra nya walaupun hanya di balas tatapan dingin yg tak pasti apa artinya itu

Rina beralih menghampiri Nadya yg berdiri di belakang Dian, ia memeluka tubuh gadis itu dengan erat "gimana punggung kamu sayang masih sakit?"

"Udah sembuh Tante" Nadya tersenyum sambil membalas pelukan Rina, memeluk Rina rasanya sama seperti memeluk bunda nya yaitu bunda mita, rasa hangat ini sama seperti pelukan milik mita, Rina adalah wanita baik, tapi takdir selalu bisa memilih jalan nya sendiri bukan?

"Mama ada perlu apa?" Dian bertanya dingin

Bukan tak rindu dengan mama ataupun papa nya, tapi Dian benar benar kesal dan marah mengingat kelakuan kedua orang tua nya, papa nya berselingkuh hingga menghamili wanita lain, mama nya berselingkuh dengan paman sahabatnya, komplit sudah

Dan kedua orang tua nya tak pernah memikirkan apakah dia bahagia bila mereka begini, mereka hanya mementingkan kepentingan sendiri dan juga tentang bisnis

Dian tau apa maksud mama nya datang, pasti ada mau nya

Rina menatap putra sulungnya, tersenyum sejenak "besok Lusi akan menginap di sini" ujar nya lembut

"Mama pulang cuman mau bilang itu?" Dian kembali dingin

"I-iya sayang"

"Yaudah"

Dian balik badan, pergi dan masuk ke kamar nya, meninggalkan mama papa dan Nadya yg masih tertegun di lantai bawah

Setelah tubuh Dian benar benar tak terlihat, renal menghapiri Nadya

"Nadya kamu udah baikan punggungnya?"

"Udah om" jawab Nadya jujur

"Ini saya bawakan salep, salep ini bisa menghilangkan bekas luka itu" ujar renal tersenyum manis, sembari memberikan salep tersebut

"Makasi om" Nadya menerima salep itu

"Lusi dan Azam bakal tinggal di rumah ini untuk beberapa waktu, tolong suruh Dian bersikap baik ya terhadap Azzam, kamu tau kan Lusi itu sudah seperti adik Azzam dan Dian? Terlebih lagi Azzam, orang tua Azzam sudah sangat menanggap Lusi itu seperti anak nya sendiri" ucap rina, lalu mencium pipi gadis itu

This is NaDianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang