"Monyet"
"Monyet ngomong monyet"
"Pacaran Mulu" ujar Azzam meledek sambil menunjuk Nadya yg tengah lesu
"Minggat atau gue patahan leher Lo"
"Ampun bos" Azzam pun lari terbirit birit meninggalkan dua sahabat itu
Setelah Dian mengamati Azam yg benar benar pergi dan sudah tak terlihat lagi, dian melihat Nadya yg memegangi kepalanya
"nad Lo pusing? Nad jangan pingsan lagi, gue khawatir" ujar Dian risau penuh dengan kekawatiran
"Gue pusing aja"
"Lo pucet banget" ujar Dian dan ia langsung berdiri mengambil jaketnya yg tak jauh tergeletak di tepian rumput
"Pake aja" ucap Dian sambil memakaikan jaket itu ke tubuh Nadya "jangan sakit naddd, gue sayang Lo" ujar Dian sambil memeluk erat gadis yg berstatus sahabatnya itu
"Makasi, gue juga"
"Juga apa?" Tanya Dian dengan nada jahilnya
"Sayangg" jawab Nadya dengan cepat
"Cieee" ledek Dian sambil memainkan alisnya. Dian pun mengulurkan tangannya dan meraih rambut lebat milik Nadya dan menyisir nya dengan tangannya lalu memeras rambut Nadya yg basah akibat air danau itu
"biar cepet kering, gue khawatir kalo Lo nanti jadi makin parah pusing Lo, gue takut" ujar Dian di sela sela saat ia mengeringkan rambutnya
Nadya pun mengangguk kecil mengiyakan
Tangan Dian masih pada posisinya, menyisir rambut Nadya dengan tangan dan meremas rambut Nadya untuk mengeringkannya, sampai pada tangan Dian yang tak sengaja menyentuh leher Nadya, Nadya bergidik geli tak sengaja.
Nadya teringat akan scene tadi saat ia membuka matanya dan Dian sedang ada di atasnya. bibirnya tepat sekali bersentuhan dengan bibir milik Nadya, ohhh apa itu tadiii, apa mimpi?
"Yan" ujar Nadya sambil meraih tangan Dian yg masih mengeringkan rambut panjang Nadya "udah...gue deg deg an" sambung nya sambil sedikit kikuk
Dian mengerti arah pembicaraan Nadya itu
"Gue juga"
"Karna gue punya jantung" sambung Dian yang langsung ditaburi sedikit tawa kecil di bibir cowok itu
"Gue serius! Lo tadi ngapain gue" tanya Nadya sambil menatap arah lain, ia sangat benar benar malu untuk menatap wajah sahabatnya itu, ia mendadak blusshing
"Gue cium Lo" ucap Dian cepat
"What? APA?" Teriak Nadya histeris "Lo cium gue yg Bener aja? Nanti kalo gue hamil Lo mau tanggung jawab" sambung Nadya dengan mata yg membulat kaget, dan Nadya pun langsung menoyor sebal kepala Dian, bisa bisa nya Dian mengambil kiss pertamanya
"Sttttt... lagian Lo gk bangun bangun, bikin sebel aja, gue cium baru Lo bangun, dasar cewe!" Ujar Dian sembari meletakan telunjuknya di bibir ranum Nadya,ahh Nadya mulai dag Dig dug
"pertama gue kasi Lo napas buatan trus...
"WHAT? LO NYATUIN BIBIR LO KE GUE LEBIH DARI SATU KALI? GUE DOBLE HAMIL INI MAH YAN" Nadya kembali berteriak lebay di hadapan Dian, mana ada coba, cuma di beri nafas buatan langsung hamil? Dasar dua manusia aneh
"3 kali" jawab dian Santay
"Parah yan, gue Masi mau sekolah tau gak" Nadya mendengkus kesal dan melipat kedua tanganya di depan dada "ciuman pertama gue Lo rampas" sambung nadya
"Kita masih sekolah, dan ntar di nikahin punya anak, jadi orang tua di umur muda, punya anak sekaligus kembar tiga, waaahhh kaya cerita di watpad ya" ujar Dian sambil mengetuk ketukan jari telunjuknya di pelipis
"Ogah gue nikah sama lo, wleek"
"Lah gue ganteng, keren, fameous, Maco, di sukain banyak, yg paling penting gue kaya....
"Kaya monyed" sambung Nadya asal
"Bangke lu, gue tinggal nih, biar Lo di gigit kuda aer"
"Gue bilangin bunda nih, biar Lo gk di restuin" sebal Nadya sambil becanda
"Ampun tuan putri"
Tiba tiba
"Awhhh" gumam Nadya sambil memegangi kepalanya yg mendadak pusing lagi, parah ini sangat sangat pusing, Nadya merasa tak tahan, tapi ia harus menahannya
"Nad pusing lagi?" Dian langsung memagang kepala Nadya dengan kgawatir "ayo kita balik gue khawatir Lo kenapa Napa"
Nadya dan Dian pun beranjak dari tempatnya dan pergi mencari jalan di mana mereka lewati tadi, tempat tenda di dirikan, namun nihil Dian dan Nadya lupa di mana jalan arah menuju tenda
"Bangs..
"Hus. di kebon jangan ngumpat, kebiasaan" ketus nadya memotong umpatan Dian
"Bangssay" sambung Dian sebal
"Parah. Lo lupa Yan jalan balik nya" ujar Nadya sambil memijit kepalanya
"Iya nih" jawab Dian sambil melihat sekeliling nya, sudah hampir 4 kali mereka memutari tempat ini
"Ah gimana si?" Nadya mengdengkus kesal
Gludukkkkkkk jdearrr
"DIANNN" Sontak Nadya memeluk tubuh tegap milik Dian, memeluknya dengan erat "gue takut, gue kaget" ucap Nadya lirih
"Cup cup... sayang nya akuu" ujar Dian sambil mengelus lembut puncak kepala Nadya "sahabat akuu, ga boleh takut, kan ada aku" sambung Dian sambil mengeratkan pelukan mereka
Nadya melepas pelukan dian dan menatap tubuh tegap cowok itu pandanganya berhenti pada perut sixpack Dian, oh astaga... jangan sampai Nadya pingsan karena melihat bentuk tubuh Dian
"LO GK PAKE BAJU, KENAPA GK BILANG SI YANTOOOOOOO" pekik Nadya sambil memukul lengan Dian
"Lah gue emg gak pake baju lah dari tadi pas di danau, Lo aja yg buta plus katarak"
"Gue gk ngeh, Yanto" ketus Nadya
"Bagus kan perut gue" tanya Dian sambil menunjuk dada dan perutnya yg kotak kotak itu "seksi" sambungnya dengan cengiran khas nya
"Najong trala la" ujar Nadya sambil membalikan tubuhnya agar tidak melihat Dian yg sedari tadi telanjang dada, mana dia sempat memeluk cowok itu lagi, ahh.....sittt..... malu sekali dia, apalagi mengingat kejadian di danau tadi, gagal sudah rencana Nadya ingin jaga jarak dengan Dian, kalo Dian saja mampu membuatnya makin jatuh cinta, tapi Nadya tetaplah Nadya, dia bukanlah orang yg egois, "mendingan juga perut gue, lebih sixpack" sambung Nadya
"Sixpack apaan, entar bunting tu" ujar Dian mengejek
"Ngaco"
" sampe kucing bertelur juga gak akan Nemu jalan keluar ini mah, kalo berdebat sama kambing congek kayak lu, nyesel gue nyuruh si Azzam balik" ucap Dian sambil mengusap wajah cewek yg tengah membelakanginya "madep sini gk lu" sambung Dian antusias
"Ogah"
"Gue tebas leher Lo" ancam Dian
"Nye nye nye"
"Nantangin Lo"
"Enggak"
"Bagus"
"Stress"
"Nad, sekali aja bilang badan gue oke, nanti Lo bakal gue bales puji pujian deh"
"Ogah"
"Donat asem"
"Yanto buriq"
_______
Yeyeyteeeyyyy
see youuu
KAMU SEDANG MEMBACA
This is NaDian
Teen Fiction"Eh tadi kamu kesakitan ga si?" "Soalnya tadi aku liat ada bidadari jatuh dari langit, serius kamu gak papa?" 🌑🌑🌑 "Kamu bulan aku matahari, kita menerangi bumi, kamu menerangi malam aku menerangi siang, kita emang saling membutuhkan, tapi kita t...