41. citra minta maaf

6 4 0
                                    

Laki laki itu menyentuh bahu Dian "papa keluar dulu ya, papa nunggu di kursi depan"

Dian tersenyum canggung dan mengangguk kecil "m-makasi pa"

Renal tersenyum lalu keluar ruangan itu

***

"Tidak! Saya sudah memutuskan untuk tidak mau bekerja sama dgn perusahaan anda!"

"Nasi sudah menjadi bubur, salahkan ini semua kepada keponakan anda yang tidak waras itu!"

"Apa anda pikir saya akan Diam saja melihat seseorang mencoba pembunuhan  putri saya di depan mata saya sendiri?"

Tuttt tuttt

Panggilan telepon di putuskan sebelah pihak oleh pria itu

🌙🌙🌙

Nadya dan Dian masuk ke dalam mobil renal, bergegas pulang

Sesampainya di rumah Nadya langsung di sambut oleh Mita

"Yaampun sayang" Mita memeriksa punggung Nadya yg terbalut baju itu "citra jahat bgt sama kamu, bunda benci sama citra"

"BUnnn.. aku udah gak papa kok, udah yuk aku mau masuk nih"

"Oh iya bunda kok tau si kan aku belom kasi tau bunda, Dian juga belom kasih tau"

"Saya yg memberitahu bunda kamu" renal dari arah belakang menyahut

🌙🌙🌙

Cantik!
satu kata yg keluar dari mulut Dian kala melihat gadis di hadapannya tertidur di atas meja kelas, damai di mata nya sangat sejuk memenuhi pandangan Dian

tangan nya terangkat mengelus lembut Surai hitam itu, senyum terukir kala mengingat bahwa gadis ini lah yang selalu menemani di saat sedih dan senang, satu kecupan mendarat di kening nadya

Sebenarnya Mita maupun Dian, bahkan renal pun sudah melarang Nadya untuk sekolah hari ini, mengingat kondisinya, tapi gadis itu memaksa karna hari ini ada ulangan pelajaran sajarah yang sangat di minati Nadya

2 pelajaran yg telah usai di lalui Dian, sama sekali Dian tidak dapat mencerna dengan baik, karena kepikiran gadis itu sedang apa di kelas, apakah punggung nya nyeri lagi? Waktu Dian masuk ke kelas-nya Nadya, ternyata gadis itu asyik memejamkan mata nya di atas meja dengan ber-alas tas

Bagaimana dengan citra?

Bahkan gadis itu pun tidak masuk hari ini, padahal Dian dan kawan kawan nya sudah tidak sabar ingin menjambak rambut cewek babi itu

Jangan kalian pikir Dian tidak akan segan menjambak  cewek kampret itu, kalau sudah menyangkut wanita yg amat di sayanginya pasti apapun bakal di lakukan

Nadya membuka mata ketika tangan Dian menyentuh hidung mungil miliknya

"Eh ke ganggu ya? Maaf" Dian langsung menjauhkan tangan nya

"Iya ganggu, kamu ngapain duduk di samping aku? Tanya Nadya masih setengah sadar

Dian menengok ke kanan kiri melihat sekeliling ruangan kelas, sepi sangat sepi, ya karna ini jam istirahat

"Emang ga boleh?"

"Duduk belakang aja sana, Lo ganggu gue tidur"

"Jutek amat, kalo jutek gak gue jadiin pacar nih"

Nadya mendengus kesal, sifat menjengkelkan si ganteng udah mulai keluar nih

"Bilang aja kalo Lo pgn jadi pacar gue kan" Nadya menoyor kepala Dian

This is NaDianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang