part 30

19 20 3
                                    

***

dian memejamkan matanya menikmati hembusan angin malam yang terasa sejuk, senyum di bibirnya terlukis begitu indah, apalagi lesung di pipinya itu loh, makin joss aja

dian membuka perlahan matanya, sambil melihat lihat suasana sekitar, rame bgt

dian beralih memandang nadya yang sedari tadi cekikikan gak jelas pada handphone-nya

"sinting" ujar dian asal

"bodo amad" ketus nadya, sambil membalas pesan dari tania

dian meraih tangan kanan nadya yang sedang mengetik pesan kepada tania, lantas nadya mendongakkan pandangannya, hal pertama yang ia lihat adalah dian yang memegang tangannya lalu meletakan tangannya di depan dada, sambil menyenderkan tubuhnya di kursi kereta

"kerasa engga?" tanya dian sambil menekan tangan nadya di dadanya

Plis jantung Dian ini kayak lagi disko loh, apalagi jantung Nadya yang berdugem dari jaman orok

nadya mengangguk polos

dian melepaskan tangan nadya, buru buru nadya menarik kembali tangannya, sebelum ia makin salah tingkah, nadya berdeham untuk mencairkan suasana hatinya yang begitu pak cepak cepak jeder

dian meletakan siku nya di sisi tiang kereta, dan menopang kepalanya dengan tangannya, matanya masih senantiasa mengamati gerak gerik nadya yang.... ah sudahlah

nadya kembali berdeham, matanya tak sengaja bertemu mata dian yang masih senantiasa memandangnya dengan tatapan abscgwh

Sumpah ini tatapan Dian bikin bapwer loh anjim, mati gue mati

dian tak sedikitpun memalingkan pandangannya dari nadya yang juga kini tengah menatapnya dengan sedikit agak salting, sesekali dian membasahi bibir bawahnya karna sedikit kering, kini bibir dian jadi sedikit basah basah gimana gitu

jadi ngingetin nadya pas kejadian di danau yangg..... ah sudahlah, maluu

nadya cengo ketika melihat dian yg kembali membasahi bibirnya, kenapa cowo ini jadi gini si, biar ape lu bambang? biar bibir lo seksi gituw?

nadya memalingkan pandangannya ke sembarang arah, asal jangan liat dian trus, bisa mati dibuatnya, karna saking berdemek bgt manusia ini

Drttt drtttt

Dian merogoh saku celana jeans-nya ketika sebuah benda pipih miliknya bergetar, Dian melihat layar tertera nama citra di sana, Dian mengerutkan alisnya, pandangannya yang semula menatap ponsel kini beralih menatap Nadya yang sekarang juga sedang melihat kearahnya, Dian menaikan alisnya sekilas tanda dia menanyakan apakah boleh menerima telpon dari citra

Nadya mengangguk

Dian memencet tombol hijau lallu meletakan ponselnya di telinga "kenapa?" Tanya Dian dingin

"Dian bisa km kerumah aku sebentar, aku mohon aku takut di rumah, tadi aku di kamar mandi kepeleset, aku mohon Dian tolongin aku, bawa aku ke rumah sakit, sumpah ini sakit bgtt" ujar cewek itu di sebrang sana

"Lo pesen taksi online bisa kan?" Tanya Dian datar

"Gk bisa Dian aku ini gk bisa bangun, pliss tolongin aku, ini sakit bgtt,, auuu"

"Besok mama aku pulang dari perawatan di Singapura, jadi aku g akan ganggu km lagi kok" sambungnya

Dian mematikan panggilannya sepihak, seketika ia merasa iba dengan citra, selama ini setahunya citra tinggal di rumah sendirian, pembantu dan yang lainya? Ah citra tidak pernah punya pembantu, ia sangat mandiri, makanya Dian sangat merasa kasihan pada gadis itu, walaupun Dian cukup risih karena ulahnya, tapi apalah daya Dian, ia harus membantu gadis itu. Tapi bagaimana dengan Nadya, apakah Dian harus tega meninggalkan Nadya di sini sendiri?

"Nad" panggil dian lirih

"G-gue harus ke rumah citra" cicit Dian

"Iya udh gk papa yan, sans aja" ucap Nadya sambil tersenyum simpul

"Lo pulangnya gue antar ya? kan Lo kesini brng g-

"Gausa, nanti gue nebeng si Azzam aja, tadi gue nge pap kita di sini, trus kata Azzam dia Juga di sini Sama adek dan mamanya, dia bawa mobil, ntar gue nebeng deh" ujar Nadya penuh keyakinan

"Serius ini, maaf ya"

"Udh gpp kalik, kayak sama sapa aja, semangat ya yg lagi pdkt an" kekeh Nadya

Dian tertekun mendengar ucapan Nadya, ia langsung tersenyum simpul dan sedikit canggung aneh gitu

"Kalo Azzam ada macem macem, telpon gue oke"

****

Nadya memasuki rumahnya, sekarang sudah pukul 10, ia memasuki rumah dengan langkah yang sedikit sempoyongan, sebenarnya ia berbohong kepada Dian, Azzam tidak ada di tempat tadi, melainkan ia memesan taksi online

Mita turun dari tangga dengan terburu buru ketika melihat anaknya yang jalan dengan sempoyongan, wajah Nadya juga sedikit pucat

"Sayang, yaampun" Mita memegang pundak putrinya

"Udah makan?" tanya mita mengintrogasi

Nadya mengangguk. Sebelum ia memesan taksi online ia sempat mampir ke kafe terdekat untuk sekedar minum dan makan

"Yaudah sekarang minum obatnya, kamu udah telat ini nak minum obatnya" ujar mita sambil membuka laci di samping televisi dan meraih obat nadya

"Dian mana? Bunda mau ocehin dia, udah jam segini juga baru pulang"

"Mana dian? Biasanya dia mampir dulu" sambung mita

"Bun... sebenernya aku tadi pulang sendiri, Dian ke rumah citra soalnya citra kakinya kekilir, abis kepeleset"

Mita hanya diam sambil mengelus rambut putrinya

"Km tidur ya besok siang kita ke Jepang"

"Bunda, kenapa besok si, aku masih mau main main sama Dian dan kawan lainnya di sekolah, plis bun, di tunda ya" rengek Nadya sambil menarik-narik tangan mita

"Gak bisa, kamu harus berobat di sana"

"Bunda.....

Mita melihat mata putrinya yang sudah berkaca-kaca mita pun lantas memeluk gadisnya itu

"Iya udah kita tunda jadi lusa ya brangkat nya, kamu kasih tau Dian dulu kalo mau ke Jepang, tapai bunda gk izinin kamu buat sekolah, km boleh kok main sama Dian, tapi jangan sekolah sayang, bunda juga udah kirim surat ke sekolah kalo km itu mau pergi"

"Yahh.....yaudh deh Bun"

****

Seorang laki laki memencet bel rumah nadya, lantas dari dalam rumah mita membukanya, Mita terkejut siapa yang datang, ternyata adiknya yaitu leo yang selama ini tinggal di Jepang

"Kakak" ucap paman leo kepada mita, lantas mita memeluk adiknya itu

Fyi si Leo ini duda ya dia udah kayak seumuran sama ibunya Dian tapi masih mudaaan leo 2 tahun, kalo bunda nya Nadya sama paman Nadya itu beda tiga tahun, jadi bunda Nadya itu lebih tua satu tahun dari mamanya Dian, kalo ayah Dian itu seumuran bunda nya nadya

"Gimana kabar kamu" tanya mita sambil melepaskan pelukannya dan menyuruh adiknya untuk duduk di ruang tamu

"Alhamdulillah baik" jawab leo

Drtt drttt

Ponsel leo bergetar, lantas sang empunya memencet tombol hijau di sana tanpa keraguan

"Gimana mbak?" Tanya Leo kepada wanita di sebarnag sana

"Saya akan menyusul ke hotel" ucap leo kepada wanita itu, lantas leo berpamitan kepada mita, tanpa menemui keponakannya dulu karna ini sudah malam, lalu ia pergi dengan tergesa gesa

Mita melihat punggung adiknya itu yang perlahan mulai tertutup dinding dan menghilang begitu saja

"Maafkan saya Dian, renal, sepertinya saya egois, maafkan sayaa" gumam Mita dengan nada parau

________________________


This is NaDianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang