part 8

63 78 1
                                    

Assalamualaikum

_______________

*********

"Ahh lu galau Mulu"
Lirih Nadya pada Dian yg kini tengah memandangi rembulan malam di balkon kamar nya

"Hmm"

"Yaan, gue gak suka kalo Lo jadi galau gini"
Tutur Nadya sambil mengusap lembut punggung Dian

"Maaf ya nad gue nyusahin Lo Mulu"

"Santay aja kali yan, kek sama sapa aja" kekeh Nadya

"Nad lu tau gak, lu tu kayak rembulan tau" ucap Dian sembari memandang rembulan yg malam ini nampak terang benderang

"Cantikan??" Jawab Nadya

"Bolong bolong"
Ketus Dian sembari tercengir kuda

"Anjir lu! Emg lu dah pernah ke bulan kok lu bisa bilang bulan bolong?" Tanya Nadya yg mulai larut dalam percakapan tidak jelas itu

"Belum si"

"Ada niatan gak ke sana"

"Gak ada soalnya bulan yg di atas itu jauh, dan belum tentu seindah yg kita bayangkan, di sini aja ada yg lebih mempesona dari bulan kenapa harus jauh jauh ke bulan?"

"Maksud Lo" tanya Nadya tak faham alur yg di bicarakan cowok itu

"Kan. lu mah dongo"
Ketus Dian sebal

"Anjir lu"

"Lu yang anjir, dasar muka badak"

"Apa lo bilang haa?, gue cantik begini di bilang muka badak"

"Jelek"

"Cantik"

"Jelek"

"Serah lu"

"Y"

Seketika hening sesaat, kedua remaja itu kini tengah bergulat dengan pikirannya masing masing, sampai pada Dian yg membuka suara

"Nad kaki lo kenapa?" Tanya Dian dengan wajah serius dan sambil menunjuk kaki mungil milik cewek di hadapannya

"Oh ini tadi gue ke cakar kucing"Tutur Nadya sembari m lihat goresan dibkaki nya itu, tadi siang selepas pulang sekolah ia sempat di cakar kucing milik tetangganya

"Anjir berani bgtt tu kucing nyakar lo, minta di bantai" ucap Dian sambil kembang kempis hidung nya seakan menyimpan dendam yg begitu membara

"Apaan si lu lebay ah" kekeh nadya sembari menggelengkan kepala

"Tapi.....Lo bisa jalan ?" Ujar Dian serius

"Bisa lah"

"Jam berapa"

"Hhh-aa?"ujar Nadya gelagapan

"Jam berapa?"

"Se-se-karang bisa kok"
Jawab Nadya kikuk sambil menggaruk tengkuk nya yg tak gatal

"Kita ke pasar malem aja y, suntuk gue, bentar ya gue ambil motor dulu, Lo siap siap"

"Oke bos" jawab Nadya semangat

Setelah bebeapa menit mereka berkutik dengan penampilan akhirnya Nadya dan Dian kini telah siap dan untuk pergi ke tujuan

"Anjir nge date nih" kekeh Nadya sembari tercengir kuda

"Oh iya gue punya sesuatu buat sahabat gue yg paling cantik ini" ujar Dian seraya tersenyum dan kini ia mengambil sebatang bunga yg sengaja ia selipkan di saku jaket nya tadi

"Buat Lo"

"Gu-guu-gue"
Ujar Nadya sambil menunjuk dirinya sendiri

Sontak hal itu membuat Nadya tersipu malu lalu ia lantas mengambil bunga itu dan tak henti hentinya ia menciumi aroma semerbak yg di hasilkan bunga mawar segar itu, senyuman yg begitu indah memancar dari wajah cewek cantik itu

"Lo baper gue kasih bunga?
Orang mati aja di kasih bunga kenapa musti baper"

Jleb

Sontak yg tadinya Nadya sangat gembira Sampai ia tak hennti hentinya tersenyum kini ia merengut sambil mencebikkan bibirnya kesal

"Ah gue becanda NAD, jangan cemberut sambil manyun gitu dong, gue jadi gemes pengen cium" ujar Dian sembari menoel pipi bulat milik Nadya

"Setan lu, geli gue denger nya" ujar Nadya sambil memutar bola matanya

*********

"Sialan, setan, monyet, kebo, badak, kucing, harimau, gajah, gue sebel sama Lo yantoooooo" sejak sepuluh menit dari keberangkatan mereka menuju pasar malem tiba tiba motor besar kesayangan Dian itu mogok di tengah jalan, Dian memang ceroboh bisa bisanya ia lupa mengisi bensin, dan di jalanan ini pun dari tadi tidak terlihat ada yg menjual bensin

"Yaelah gini aja lu pake ngeluh nad"

"Gue cape anjir, katanya mau ke pasar malem, bayangan gue mah bakalan seru, romantisan, eh malah suruh dorong motor begini" ujar Nadya sebal sambil menghentak hentakan kaki nya

"Ini kita lagi romantisan loh nad, Lo gak liat nih, kita dorong motor sama sama, berduaan, tanpa ada yg ganggu, romantis bener kan kaya yg di novel novel itu" ujar Dian sembari memberikan kedipan genit kepada nadya

"Serah lu lah gue laper, pengen makan yg spesial yann"

" mm Gue tau di sekitar sini ada makana spesial, Lo mau kan, dan yg paling penting pastinya romantis"

"Serah lu" final Nadya sambil merengut

********

"Ini diaaa" ujar Dian sembari menunjuk gerobak pecel lele yg ada di depannya ini, Memeng bener ya realita tak seindah ekspetasi, tadinya Nadya berangan-angan Dian akan membawanya ke restoran mewah atau semacam nya eh malah di pinggir trotoar jalan seperti ini

"Wahhh roamantis ya tempat nya,, indah bangettt" ujar Nadya sambil memutar bola matanya dan melemparkan senyuman manis yg ia buat buat itu, percaya lah saat ini wajah Nadya betul betul Samagat menggemaskan

"Romantis sekalii"ujar Dian sembari cengengesan

"Punya masalah idup apa lu yantooo"

This is NaDianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang