"Terkadang, orang dengan masa lalu paling kelam akan menciptakan masa depan yang paling cerah" .
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
🌼🌼🌼Selamat membaca📖💚
***
"Jangan lari-lari, Ra!" Peringat Rafa ketika melihat adiknya berlari ke arahnya.
Sedangkan sang empu yang di peringatkan hanya cengengesan tidak jelas.
Ia berjalan mendekati Arga dan berdiri tepat di depannya, "Halo ustadz ganteng," sapa Rara tersenyum manis. Arga mengerutkan keningnya bingung sejak kapan Adik dari Rafa itu mengenalnya, apa lagi sampai memanggilnya ustadz. "Aneh," batin Arga.
"Aduh dek, mending lo nyapa gue, daripada nyapa si kulkas. Nggak bakalan dijawab itu," Ujar Bintang dengan nada sedih yang dibuat-buat. Arga menatapnya tajam karena tidak terima dikatain kulkas.
Bintang menyengir, "Hehe maap boss."
"Kulkas? Emang ustadz ganteng ini kulkas ya?" Tanya Rara bingung.
Bintang menggaruk kepalanya yang tidak gatal, tidak tau harus Menjawab apa karena ditatap tajam Arga.
"Mampus!" Batin Fatih menertawai kesialan Bintang.
"Makanya, Bin. Jangan asal ngomong hhh," ujar darren dengan nada mengejek.
Rara menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, tidak mengerti apa ya mereka ucapkan hingga suara Rafa memanggilnya.
"Ayo pulang nanti Bunda nyariin."
"Sama ustadz ganteng juga kan, Bang?" Tanyanya sambil melirik ke arah Arga.
Rafa dan yang lainnya mengernyit tidak mengerti maksud Rara.
"Maksudnya?" Tanya Rafa bingung.
"Ustadz ganteng juga ikut Rara pulang kan?" Rara mengulang pertanyaan nya. Dan itu berhasil membuat mata mereka melotot termasuk Arga, heh sejak kapan Rara mengenal Arga sampai harus ikut pulang bersamanya.
"Heh apaan, Arga juga punya rumah, dan juga sejak kapan lo kenal Arga?" tanya Rafa tidak habis pikir dengan adiknya ini, sepertinya niat Rafa untuk membawa adiknya ini ke dokter semakin besar, ia harus memeriksakan otak adiknya ini siapa tau saja ada yang korslet di sana. Ia baru saja mengenal Arga dan langsung mengajaknya pulang bersamanya.
"Ihh Abang, kan Rara udah nyapa dia tadi, tapi Rara nya nggak digubris," ujar Rara kesal.
"Jangan aneh aneh, Ra. Ayo naik, kita pulang. Bunda udah nelfon tadi," ucap Rafa, karena Sekolahan sudah sepi tinggal mereka saja.
"Tapikan Rara maunya ustadz ganteng juga ikut," ucap Rara menatap Abang nya dengan mata berkaca-kaca.
Rafa membuang nafasnya kasar, sepertinya ia harus menyiapkan kesabaran besar untuk menghadapi adiknya satu ini.
Fatih berusaha keras menahan tawanya melihat wajah tertekan milik Rafa. Ia berbisik ke telinga Arga, "bos kayanya nih bocah kena pelet lo deh,"ujarnya tertawa pelan, membuat Arga meliriknya tajam.
![](https://img.wattpad.com/cover/302725857-288-k585949.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
KEKAL ABADI (TERSEDIA DI SHOPEE FIRAZ MEDIA)
General Fiction"Gus Arga!" Panggil Rara. "Devan Ra!" Ia sangat tidak suka jika Rara memanggilnya dengan sebutan Arga seperti kebanyakan orang. "Gus Devan," panggil Rara sekali lagi. "Kenapa?" Tanyanya "Gus Devan bisa jelek dikit nggak sih?" Devan menaikkan sebe...