"Mencintai dalam diam. tanpa perlu takut kehilangan, karena Allah telah menyiapkan yang terbaik bagi hambanya yang sabar dalam mencintai"
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
🌼🌼🌼Selamat membaca📖 💚
••••
Arga dan Rara berjalan bergandengan memasuki pintu hypemart. Sore ini mereka akan berbelanja beberapa bahan-bahan dapur.
Sedari tadi Rara menggerutu sebal ketika melihat beberapa wanita melirik-lirik suaminya. Dengan gaya posesifnya ia merangkul lengan Arga. Arga mengeryit bingung, tetapi ketika mengikuti pandangan mata istrinya ia tersenyum tipis.
Arga mengambil troli dan mendorongnya dengan posisi Rara berada di sampingnya.
"Mau ini?" Tanya Arga menunjuk rak yang berisi buah-buahan segar.
Rara mengangguk, "iya, tapi jangan banyak-banyak," jawab Rara, seraya memilih beberapa sayur.
"Kok nggak di ambil?" tanya Arga bingung ketika melihat Rara kembali meletakan cemilan yang sedari tadi di pegang nya.
"Emang boleh beli?"
Devan mengangguk seraya mengusap kepala Rara yang terbalut hijab syar'i, "tidak ada yang melarang."
"Kan bayarnya pakai uang Kakak."
Arga tersenyum tipis.
"Uang saya, uang kamu juga, kamu kan istri saya."Rara mengangguk seraya menutupi kedua pipinya.
"Kak Arga mah suka banget bikin Rara baper. "
"Hah, Kamu kan memang istri saya," jawab Arga, mengambil kembali cemilan yang tadi Rara simpan di rak dan memasukkannya ke troli.
Rara menghitung satu persatu belanjaan mereka, takutnya ada yang tidak ke beli, ia bernafas lega ketika semuanya sudah lengkap.
"Sudah?"
Rara mengangguk semangat, "udah, ayo bayar," kata Rara hendak berjalan mendahului Arga, tetapi dengan cepat Arga menarik tangannya.
Rara menoleh bingung.
"Jalan di samping saya, sayang," ucap Arga.
Rara menahan senyumannya seraya menyamakan langkahnya dengan Arga.
"Kak Devan."
Rara menarik-narik ujung baju Arga, membuat sang empu menundukkan kepalanya menatap Rara yang hanya sebatas bahunya.
"Hm?"
"Dari tadi banyak yang liatin Kakak."
"Mereka kan punya mata sayang," balas Arga tertawa kecil.
"Ish, tapi Rara nggak suka!"
Arga berhenti dan menyamakan tingginya dengan Rara, "cemburu hm?"
Dengan polosnya, Rara mengangguk membuat Arga ingin tertawa melihat betapa lucu istri kecilnya ini.
"Saya cuman milik kamu," ucap Arga merangkul pinggang kecil Rara, membuat beberapa orang yang melihat itu memekik tertahan.
Rara memegang jantungnya yang berdetak lebih cepat, " sepertinya Rara punya penyakit jantung," gumam nya pelan.
"Ngomong apa?"
Rara menggeleng sebagai jawaban, ia melihat sekelilingnya , ternyata masih aja ada yang melirik-lirik ke arah mereka berdua. "Mata nya nggak capek ya, Mbak?" batin Rara menatap kesal beberapa wanita itu.
Di perjalanan pulang, Rara tidak berhenti mengoceh membuat Arga beberapa kali tertawa, entah terbuat dari apa mulut istrinya itu.
"Kakak dengar Rara nggak?"
Arga mengangguk sebagai jawaban, "mau ice cream gak?"
Rara mengangguk antusias seraya menunjukkan lima jarinya.
"Dua aja."
"No!" Tolak Rara mentah-mentah.
"Mau lima," Lanjutnya.Devan menghela nafas pelan seraya mengelus pucuk kepala Rara menggunakan tangan kirinya, "dua aja ya, nanti kamu sakit."
Rara mengerucutkan bibirnya.
"Dua aja ya sayang?" Tawar Arga masih menggenggam tangan Rara.
Mendengar kalimat sayang untuk ke sekian kalinya pipi Rara bersemu merah. Padahal sudah berapa kali Arga memanggilnya dengan sebutan sayang tetapi mengapa ia masih saja salah tingkah.
Arga yang melihat pipi Rara memerah lantas memegangnya, "kamu kenapa?"
Dengan cepat Rara menarik tangan Arga yang ada di pipinya, "e-eh en-enggak," jawabnya gugup.
"Deal ya? Dua saja."
Rara mengangguk pasrah, sudah seharusnya ia mengalah, "ingat jangan membantah perkataan suami mu." Ucapan Bunda masih terngiang-ngiang di telinganya.
"Enggak marah kan?"
"Enggak Kak, Rara nggak marah."
"Beneran?"
"Iyaa beneran," balas Rara memastikan bahwa ia memang tidak marah.
"Kalau nggak marah senyum dulu."
Rara menoleh menatap wajah suami nya seraya tersenyum manis.
"Cantik, jadi pengen saya karungin," ucap devan terkekeh pelan.
"Masa di karungin."
"Biar nggak ada yang liat milik saya."
Rara tersenyum gemas melihat wajah suaminya, "Kak Devan, Rara jadi pengen nikah dua kali."
Arga melotot-kan matanya mendengar ucapan Rara, "nikah sama siapa?"
Rara menggaruk kepalanya tidak gatal, "maksudnya nikah sama Kakak," ucap Rara cengengesan.
"Dasar!"
Arga mencubit hidung Rara membuat sang empu memekik.
"Kakak mau bunuh Rara!"
Melihat raut marah istrinya membuat Arga tertawa pelan. "Istri siapa ini ya Allah, gemas sekali," batin Arga.
Ia mengelus-elus hidung istri kecilnya yang tadi ia pencet."Makanya jangan nakal," bisik Arga.
Mendengar suara berat suaminya membuat Rara bergidik ngeri.
"Suami aku lama-lama kok seram ya?" Batin Rara.Wiu wiu wiu uuuu
Misiiiiii, mohon maaf ye Karena baru update, alasannya? Ya nggak ada sih hehe, tapi tenang aja ini part detik² selesai. Siapkan mental kalian, air matanya tampung dulu untuk part berikutnya.
Tetap setiaaaaaaa. Ingat jangan jadi pembaca gelap, Minimal tinggal kan jejak kalian.
Bagi pembaca setia saya ucapkan terimakasih banyak💗.
Jangan lupa (VOTE, KOMEN AND SHARE).
KAMU SEDANG MEMBACA
KEKAL ABADI (TERSEDIA DI SHOPEE FIRAZ MEDIA)
General Fiction"Gus Arga!" Panggil Rara. "Devan Ra!" Ia sangat tidak suka jika Rara memanggilnya dengan sebutan Arga seperti kebanyakan orang. "Gus Devan," panggil Rara sekali lagi. "Kenapa?" Tanyanya "Gus Devan bisa jelek dikit nggak sih?" Devan menaikkan sebe...