☁Tigapuluhenam

3.1K 362 11
                                    

"skenario Tuhan jauh lebih hebat dari apa yang kita bayangkan, kita hanya menjalankan yg semestinya yang harus kita lakukan."












🌼🌼🌼

••••

Pagi ini Rara sedang asik bertempur dengan alat masaknya. Setelah shalat subuh tadi ia memutuskan untuk membersihkan rumah sedangkan devan kembali tidur karena tadi malam ia tidur sekitar jam dua malam di karenakan sibuk memeriksa data² santri/santriwati yang baru mendaftar di pondok.

Jam sudah menunjukkan pukul enam lewat sepuluh menit, tetapi belum ada tanda suaminya keluar dari kamar.

Ketika Rara sedang asik menata sarapan pagi di atas meja ia dikejutkan dengan sepasang tangan yang melingkar di perut Ratanya.

Rara tersenyum menatap tangan besar serta putih itu, siapa lagi pemiliknya jika bukan Devan Argatha, suami dinginnya yang akhir-akhir ini selalu bersikap manja kepadanya.

"Kakak mandi dulu."

"Ngantuk," jawab Arga setengah merengek masih dengan posisi yang sama.

Rara tersenyum tipis seraya membalikkan badannya, ia mengusap pelan kepala Arga.
"Mandi dulu ya, setelah itu kita makan sama-sama."

Dengan wajah lesunya Arga mengangguk , ketika ia akan melangkah dengan cepat Rara mencium pipinya.

Hal itu sontak membuat Arga membuka matanya lebar-lebar, rasa kantuk serasa lenyap seketika.

"Sana, Kakak mandi dulu."

Arga tersenyum manis seraya mengelus pucuk kepala Rara, "Siap istri," ucapnya.

Rara tertawa kecil memandang punggung lebar Arga, ia masih tidak menyangka bahwa es yang ada pada pria itu bisa ia cairkan juga. "Nggak nyangka banget ya Allah," -batin Rara.

Melihat sikap manja Arga akhir-akhir ini membuat Rara seakan-akan tidak mengenali suaminya itu.

***

"Sayang!"

Rara menoleh menatap Arga yang benar-benar..... Ah sudahlah, sangat sulit untuk menjelaskannya. Bayangkan saja, baju koko di padukan dengan sarung warna hitam, rambut yang masih setengah basah, benar-benar Masha Allah, Rara sampai menganga tidak percaya.

"Kedip sayang," bisik Arga yang kini sudah duduk di sampingnya.

Tertangkap basah seperti itu membuat Rara salah tingkah. "Eh a-ayuk sarapan," ucap Rara mengalihkan pembicaraan.

"Kakak mau yang mana?" Tanya Rara, menatap beberapa lauk.

Arga hanya diam seraya menatap wajah tenang istrinya, mendengar Arga tidak menjawab membuat Rara mengulang pertanyaannya.

"Kamu," jawab Arga.

"Hah"

"Iya saya mau kamu."

"Kakak ihh, ini mau makan jangan gombal-gombal dulu," ucap Rara cemberut, masa di tawarin lauk malah milih dirinya.

Arga terkekeh kecil, "Semuanya."

KEKAL ABADI (TERSEDIA DI SHOPEE FIRAZ MEDIA) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang