☁Delapan

4.1K 415 17
                                    

"Keimanan membuat seseorang cinta dengan kematian. Kekufuran membuat seseorang takut terhadapnya".














🌼🌼🌼

Selamat membaca📖 💚

***

"Rara bangun, Bunda minta tolong. Beliin Bunda bahan dapur dong," teriak Bunda Vara di depan pintu kamar Rara.

Rara menguap kecil melirik jam yang ada di samping tempat tidurnya, 17:06 berarti ia tertidur selama 1 jam.

"Rara!" Panggil Bundanya sekali lagi. Mendengar itu Rara bergegas turun dari kasurnya dan membuka pintu kamarnya, terlihat Bundanya berdiri di sana.

"Beliin Bunda bahan dapur," pinta Bunda menyodorkan note yang bertuliskan bahan bahan dapur beserta uang 2 ratusan pada Rara.

Rara menerima uang itu, "ada lebihnya nggak bunda?" tanyanya.

"Ada, buruan ya, Ra. Keburu maghrib nanti," ucap Bunda Vara dan diangguki Rara.

Rara bergegas masuk ke dalam kamar mandi mencuci wajahnya setelah itu ia mengganti jilbabnya. Ia tidak mandi karena katanya mandi tidak mandi ia tetap cantik. Lalu ia turun ke bawah bergegas pergi ke indomaret terdekat untuk membelikan pesanan Bundanya. Ia hanya berjalan kaki itung-itung olahraga sore katanya.

Sesampainya di indomaret, Rara segera masuk dan membaca satu-satu tulisan yang ada di note itu.

"Tomat udah, daging udah, saos udah, kecap udah, tahu udah, emm apa lagi ya," ucapnya menghitung satu persaty belanjaan yang sudah ia masukan ke keranjang. "Oh iya buah lagi," lanjutnya, setelah itu berjalan ke tempat buah-buahan.

Ketika ia sedang asik memilih buah-buahan, suara anak kecil di sampingnya mengalihkan perhatiannya. Ia berbalik melihat ke arah suara itu dan seketika itu matanya membulat sempurna.

"Uztazd ganteng," Lirihnya pelan. Tetapi karena pendengaran Arga sangat tajam, ia berbalik melihat ke arah orang yang menyebut namanya, ia sedikit kaget melihat gadis yang di temui nya di sekolah tadi ada disini, adik dari Rafa.

"Tante," panggil Anak yang ada di gendongan Arga.
Rara yang sedang melamun seketika tersadar ketika suara anak kecil itu memanggilnya, ia melihat ke arah anak itu sambil tersenyum dan membalas menyapa, "Eh haii anak manis, " sapa nya. "Hai juga uztazd," sambung Rara. Dan dibalas senyum kecil oleh Arga, walaupun hanya senyum kecil tetapi mampu membuat hati Rara berdetak tidak jelas.

"Omoo! Jantung Rara mau copot," gumamnya dalam hati sambil memegang dada.

***

Saat ini, Rara sudah sampai di rumahnya masih dengan memegang jantungnya sambil terus tersenyum.

Rafa yang sedang menonton TV melihat Adiknya seperti itu seketika membuatnya merinding, "lo kenapa?Kerasukan?"

Rara menoleh ke arahnya dengan tersenyum lebar. Rafa yang melihat itu semakin merinding.

"Woi sadar, Ra!!" Seru Rafa berjalan ke arah Rara dan mengguncang-guncang pundak Adiknya.

"Apa sih, Bang. Rara tuh lagi senang tau gak," ucapnya menepis tangan Rafa yang ada di pundaknya

"Tau nggak bang? Rara tadi ketemu Ustadz ganteng, mana Rara diantarin pulang lagi, haaa senang banget," teriaknya girang, sambil meloncat-loncat.

"Dih, cuman gitu udah senang aja," ujar Rafa kembali berjalan ke sofa.

KEKAL ABADI (TERSEDIA DI SHOPEE FIRAZ MEDIA) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang