☁Empatbelas

3.3K 356 22
                                    

“Ku titipkan cinta ini hanya pada-Mu, jagalah hatiku dan hatinya dari rasa kecewa, hingga waktu itu tiba. Persatukanlah kami dalam restu dan ridho-Mu.“












🌼🌼🌼

Selamat membaca📖💚

•••••

  "Assalamu'alaikum"

   Ucapan rara terpotong ketika mendengar suara salam dari seseorang. Ia membulatkan matanya ketika mendengar suara seseorang yang amat di kenali nya itu.

"Wa'alaikumussalam" jawab mereka kecuali rara yang hanya menjawab dalam hatinya karena keterkejutan nya dengan seseorang yang kini berdiri di samping abangnya. Ia tidak mau menoleh ke sana karena sedari tadi abangnya menatap ke arahnya dengan senyum menggoda.

"Duduk dulu nak" ujar ayahnya.

"Awas dulu ra bunda mau ambil minum buat devan" rara mencebikkan bibirnya ketika sang bunda menyingkirkan tangannya.

"Nggak usah bunda " ucap devan

"Masa gitu, udah ngga papa kamu duduk aja disitu" ujar bunda vara seraya beranjak dari duduknya dan berjalan ke arah dapur untuk mengambil minum untuk devan

Keheningan pun terjadi hingga suara berat ayah raka memecahkan nya.

"Ehem duduk dulu van.jadi gini ayah sama Rafa manggil kamu kesini itu karena suatu tujuan" ujar ayah raka membuka percakapan.

"Tujuan apa yah? " tanya devan

"Sebelumnya ayah mau nanya apa kamu sibuk? "

"Enggak juga yah" ujar devan

"Langsung ke intinya aja yah" ujar rafa yang paham betul jika devan tidak suka bertele-tele.

"Sabar dong, jadi begini devan apa kamu mau jadi guru privat nya anak ayah, Rara? " Devan sedikit terkejut mendengarnya, jadi guru privat untuk gadis polos itu?ia menoleh ke ujung sofa menatap rara yang sedari tadi sibuk menundukkan kepalanya sambil memilin-milin jilbab nya.

"Nilai agamanya turun banget van" Ujar rafa menyadari kebingungan devan.

"Awalnya pamannya yang ayah panggil tapi dianya nolak katanya pamannya kejam jadi rafa ngasih solusi gimana kalau kamu aja, yaudah ayah suruh dia milih antara kamu sama pamannya eh dianya milih kamu" ujar ayah raka

Rara seketika menoleh ke ayahnya dengan kesal ia berucap"Rara belum milih lo yah"

"Emang lo bisa nolak? " Ujar rafa?

   Rara kembali menundukkan pandangannya "dasar abang ngga ada akhlak"-Batinnya.

  Devan mengangguk " saya mau yah".

"Kamu serius? Apa ini memberatkan kamu? Jika kamu keberatan tidak apa nak kami tidak akan memaksa" Ujar bunda dari arah dapur dengan jus yang ada di tangannya, ucapannya di angguki ayah raka dan Rafa.

"Insha Allah saya bisa bunda"ujarnya menatap ayah raka dan bunda Vara dengan tatapan penuh keyakinan.

Rara diam² tersenyum dia tidak bisa mendeskripsikan suasana hatinya, yang intinya jantung nya kini mau meloncat keluar dari tempatnya.

KEKAL ABADI (TERSEDIA DI SHOPEE FIRAZ MEDIA) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang