"Mungkin sekarang kamu mencintainya dalam diam, layaknya cinta seorang Fatimah kepada Ali, mungkin sekarang bagimu untuk memilikinya adalah hal yang tidak mungkin, Tapi bukankah mudah bagi Allah membolak-balikkan hati? "
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
🌼🌼🌼Selamat membaca📖💚
••••••
"Ra, woi! Itu punya Abang," teriak Rafa ketika melihat Rara memegang kotak kado yang sudah ia bungkus rapi.
"Cieeeee Abang udah main kado-kadoan," goda Rara menaik turunkan alisnya. " buat siapa nih, Bang? "Lanjutnya, memutar-mutar kado tersebut.
"Kepo! Balikin sini," pinta Rafa, namun diabaikan Rara.
"Rara, balikin punya Abang.""Rara cuman pengen liat isinya doang kok," kata Rara mengerjapkan mata.
"Nggak," tolak Rafa mentah-mentah.
"Gue laporin Arga nih kalau lo buka tu kado," ancam Rafa.Rara menghembuskan nafas pelan, "nggak seru, Abang main ngadu-ngadu."
"Bodoamat, siniin!"
Rara menyodorkan kado yang ada di tangannya ke Rafa.
"Pintar," puji Rafa mengelus kepala Rara.
Rara menggerutu kesal, lalu berjalan ke sofa menghampiri Ayah. Melihat wajah cemberut anak nya Ayah Raka mengerutkan alisnya.
"Rara kenapa?"
"Abang nggak seru, Rara cuman pengen liat kadonya tapi nggak di izinin," adu nya.
Ayah terkekeh pelan, "kan udah Abang bungkus rapi, masa di buka lagi, capek dong nanti bungkus ulang."
Rara mengangguk "iya deh."
"Tadi pulang sekolah kemana? Ayah nggak liat Rara di rumah tadi."
Rara terdiam sejenak apa ia harus memberitahu Ayah bahwa ia dari rumah sakit menjenguk Umi.
"Jangan di biasakan berbohong."
Ucapan gus Arga yang masih melekat dengan jelas di ingatannya.
"Rara dari rumah sakit, Yah."
Ayah mengangguk, sebenarnya ia sudah tau bahwa Rara ke rumah sakit. Hanya saja, ia ingin menguji sampai mana kejujuran putri kecil nya ini.
"Dianterin pulang sama siapa?"
"Sama gus Arga," ujar rara menggaruk kepala nya yang tidak gatal.
"Kayanya ada yang lagi jatuh cinta nih sama guru privatnya," sahut Bunda yang baru datang.
"Jangan ngomong gitu dong, Bun. Liat tuh mukanya merah," ujar Ayah menunjuk wajah Rara yang memerah.
"Ayah!" Rara menyembunyikan wajah nya di bantal sofa.
"Bisa malu ternyata," gumam Bunda pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
KEKAL ABADI (TERSEDIA DI SHOPEE FIRAZ MEDIA)
General Fiction"Gus Arga!" Panggil Rara. "Devan Ra!" Ia sangat tidak suka jika Rara memanggilnya dengan sebutan Arga seperti kebanyakan orang. "Gus Devan," panggil Rara sekali lagi. "Kenapa?" Tanyanya "Gus Devan bisa jelek dikit nggak sih?" Devan menaikkan sebe...