☁Duapuluhlima

2.8K 320 3
                                    

Bagaimana aku tidak insecure,,aku bukan santri dan beliau gus"
(Rara)













🌼🌼🌼

Selamat membaca📖 💚

•••••••

Pagi ini, Rara sudah rapi dengan gamis serta jilbab instannya. Rencananya hari ini ia akan ikut Ayah dan Bunda menghadiri undangan peresmian pesantren baru keluarga Abi dan Umi.

Senyum bahagia terukir di bibir indahnya seraya menatap dirinya di pantulan cermin.
"Gus Arga datang nggak ya?" Gumamnya.

"Raraaa!"

Teriakan dari Bunda membuat lamunannya buyar, "iya Bunda!?"

"Udah belum? Ya Allah, Ra. Anak gue bergaya nya udah kayak mau nikahan aja," teriak Bunda disertai dengan omelan.

"Tinggal pasang kaos kaki kok Bunda." Rara dengan cepat memakai kaos kakinya, lalu menyambar tas yang sering ia bawa berpergian.

Dengan tergesa-gesa ia menuruni satu persatu anak tangga.

"Pelan-pelan, Ra. Astagfirullah." Bunda mengelus dada melihat kelakuan Anak gadisnya.

"Ayo pergi, Rara udah siap," seru Rara dengan semangat.

Rafa menatap Adiknya dari bawah sampai atas, "udah kayak orang mau tunangan aja."

Rara berjinjit dan berbisik di telinga Abangnya, "kan di sana ada gus Arga, jadi Rara harus terlihat cantik, kalem dan anggun." Rara menaik turunkan alisnya menatap Rafa.

Sedangkan Rafa hanya tersenyum menanggapinya, "yasudah, ayo berangkat," ujarnya merangkul bahu kecil Rara.

Ayah dan Bunda tersenyum menatap Rara dan Rafa yang berjalan sambil sesekali bercanda.

***

Mereka sudah tiba di pesantren abi sejak lima menit yang lalu. Rara duduk di kursi berdampingan dengan Rafa, sedari tadi matanya terus bergerak ke sana kemari berharap sesuatu yang ia cari tertangkap oleh indra penglihatannya.

Rara menoleh ketika merasakan ada seseorang yang mengisi kursi kosong di sampingnya, Rafa juga ikut menoleh.

"Cantik ya, Bang," bisik nya di telinga Rafa. "Tapi warna bajunya terang banget," lanjut Rara membuat Rafa ingin tertawa.

"Gus lo noh," ujar Rafa menggerakkan matanya. Ketika Rara hendak berteriak, dengan cepat Rafa menutup mulutnya. "Lo bilang tadi harus kalem?" Rafa menatap Rara tajam.

Rara menggaruk kepalanya, "gus Arga ganteng banget ya Allah," gumamnya terus menatap Arga yang berdiri di atas panggung bersama dengan Abi dan Umi.

Mendengar ucapan Rara tersebut, wanita yang di sebelahnya meliriknya tajam, tetapi Rara sama sekali tidak menyadari itu.

"Bang!"

Rafa menoleh, "hm?"

Rara menunjuk kue yang ada di sebelah Abangnya, "apaan?" Tanya Rafa tidak mengerti.

Rara menggerutu sebal karena ketidakpekaan Rafa, "Rara mau kue itu," bisiknya di telinga Rafa.

"Yang mana?" Tanya Rafa karena di sampingnya terdapat berbagai macam jenis kue. Sebenarnya itu persiapan ketika pertengahan acara, tetapi Rara yang notabenya tidak bisa melihat kue, ya jadilah seperti ini.

"Yang bulat-bulat itu."

"Donat?" Rara mengangguk cepat mengiyakan ucapan Rafa. "Tante, saya boleh minta kue nya satu, untuk Adik saya," ujar Rafa pada wanita yang menjaga kue tersebut. Wanita itu mengangguk dan mempersilahkan Rafa mengambil kue pilihannya.

"Nih." Dengan wajah gembiranya, Rara menerima donat yang disodorkan Rafa untuknya.

"Makasih Abang," ucapnya dengan mulut penuh.

Melihat itu, Rafa ingin sekali membuang Rara kembali ke rumah, "abisin dulu, Ra. Baru ngomong." Rara mengangguk polos.

Arga yang sedari tadi menatap interaksi Rara dan Rafa terkekeh pelan, "dasar gadis polos itu"-Batinnya.

"Umi kira Rara nggak dibawa," bisik Umi menyenggol lengan Arga.

Arga tersenyum tipis menatap Umi yang sedari tadi juga ikut menyaksikan interaksi Kakak beradik itu.

Aksi Arga tersebut tidak luput dari pandangan wanita di samping Rara. "Ada apa di antara mereka berdua,"-batin wanita tersebut, ketika melihat Arga terus menatap gadis di sampingnya.

Rara yang menyadari ada yang menatapnya mengangkat pandangan nya. Seketika mata mereka berdua bertemu, tetapi dengan cepat Arga memutuskannya.

Rara tersenyum lebar dan melambaikan tangannya, dibalas anggukan kepala Arga.
Rara menoleh ke samping, "kenapa dia natap Rara kaya gitu ya?"- batinnya bingung ketika wanita itu menatapnya tajam.

"Bang!" Bisiknya tepat di telinga Rafa.

Rafa menoleh, ada apa lagi dengan Adiknya ini.

"Mba-mba di samping Rara natap Rara tajam banget," adunya.

Rafa menolehkan pandangannya menatap wanita yang di maksud Rara, "mungkin kalah cantik," kata Rafa.

"Yang cantik siapa? Rara atau dia?" Tanya Rara.

Rafa tersenyum, "ya Adik gue lah," balas Rafa membuat Rara melebarkan senyumannya.

"Mba, kalah cantik ya? Makanya dari tadi natap Rara terus," tanya Rara.

Tidak ada balasan dari wanita tersebut, dia hanya menatap Rara sinis.

"Dia nggak bisa ngomong," gumam Rara membuat wanita di sampingnya melotot.

Karena kesal, wanita itu berdiri dengan kasar sehingga menimbulkan bunyi yang agak keras karena bergesernya kursi yang ia duduki.

Rara menatap heran kepergian wanita itu. Apa ia salah? Sampai membuat wanita itu marah.

"Kayak pernah liat," gumam Umi menatap wanita itu.

Arga menghela nafas pelan ketika melihat sikap wanita itu kepada Rara tadi, jangan kira ia tidak melihatnya , sedari tadi ia bahkan terus mengawasi wanita itu dari ketika ia datang sampai menatap gadisnya tajam. Arga sedikit tersenyum ketika hatinya mengucapkan kata gadisnya.

wajib follow ig saia💗
pepy_febrianti

Baca? Wajib vote☑
Spam komentar sebanyak-banyaknya☑

KEKAL ABADI (TERSEDIA DI SHOPEE FIRAZ MEDIA) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang