Bagian 14. KISAH PUTRA

363 14 0
                                    

Pov Putra

Setelah pelatihan Basket berakhir, gosip hubungan Daniel dan Putra mulai berhembus, menyebabkan banyak orang menatapnya dengan tajam, dulu Putra merasa ingin bunuh diri saja, karena setiap saat selalu di bully karena dia seorang gay !

Semua juga tahu, walau dia tidak ngondek seperti beberapa temannya yang seperti itu, kelebihan Putra di banding mereka hanya tampan dan imut. Tapi tidak seperti Andra saudara Daniel yang bisa membuat semua orang terpesona, walau dia mempunyai kekurangan.

--------------

Aku enggak perduli tentang semua gosip itu, itu salah Daniel sendiri, karena aku sekarang lebih kuat dan menerima keadaanku, dan sempat mengalami pelecehan seksual. Banyak yang mengetahui gue dekat dengan kepala sekolah, itu ada benarnya karena aku keponakan dari istrinya. Ibuku adalah adik dari istri kepala sekolah SMU di sini. Bahkan aku sebenarnya di sekolahkan disini karena mempunyai kemampuan akademik waktu di kampung.

Aku memang bukan anak berada, tapi bukan orang miskin. Hanya golongan menengah, biasa-biasa saja. Aku anak bungsu dari tiga bersaudara. Sejak umur 5 tahun bapak sudah meninggal, sejak itulah ibu menjadi tulang punggung keluarga, dan juga sekaligus membesarkan kami. Karena ibu juga lah, kakak pertama yang lelaki bernama kak Yudha sukses menjadi sarjana dan sudah bekerja membantu ibu, sedang kakak perempuanku bernama Winda membantu ibu berjualan kue dan katering yang cukup lumayan hasilnya.

Sampai akhirnya bibi mengambilku seperti sekarang. Sejak kecil aku hidup biasa saja sebenarnya, tidak ada yang aneh. Hanya saja aku sering bermain dengan anak perempuan di banding teman lelaki.

Aku tinggal di Jakarta sejak lulus SD dan melanjutkan SMP di sekolah sini. Harus aku akui ketika pertama ke sini, aku minder karena semua muridnya orang kaya dan berada. Berbanding terbalik kehidupanku di desa. Yang aku punya untuk bisa di bandingkan adalah otakku ya selama di desa aku selalu rengking satu. Tapi itu tak sepenuhnya bisa berlaku disini, karena banyak juga yang pintar.

Aku tidaklah seperti banci pada umumnya dan di mana pun yang seperti ada saja. Termasuk di sekolah ini, mereka dengan pedenya bersikap seperti itu, bahkan mereka mempunyai geng atau kelompok tersendiri. Bukan hanya itu, suka bergosip dan tebal muka. Alias tidak perduli ejekan para kaum cowok di sekolah ini yang menurut mereka bermuka dua! Di satu sisi mengejek dan membully tapi di sisi lain tak jarang terjadi pelecehan seksual dan sepertinya semua sama-sama menyukai.

Sayang karena mulut mereka 'bocor' tak jarang untuk menutupi aib dengan membelikan berbagai barang mahal. Sebelas dua belas dengan para ceweknya, terutama tergabung dengan cherr leader sekolah yang nota bene adalah para pacar pemain basket. Yang bisa di gunakan sesuka hati mereka. Gila engga, gue sudah memegang rahasia terbesar sekolahku! Kalau tersebar bisa menjadi skandal terbesar di sekolah atau pun di Indonesia, aku bisa jamin.

----------------

Semenjak aku sekolah disini dari awal, tatapan sinis dan merendahkan sudah aku rasakan. Puncaknya terjadi bully dan ejekan dan tentu saja pemerkosaan terhadapku. Oke, aku memang gay sejak awal, tapi aku pun mempunyai kriteria sendiri tentang cowok idaman dan tentu saja aku ingin melakukan itu dengan orang yang aku suka. Tapi ternyata tak seindah dibayangkan atau cerita bl komik yang penuh romantis. Justru hal yang menyakitkan yang terjadi. Berkat tipu daya dan ancaman dari lelaki yang pura-pura suka dan menjebakku.

Terutama kelompoknya gang bandel, yap mereka gabungan anak bengal suka bolos seenak sendiri melakukan apapun. Menjaili anak yang menurut mereka di luar lingkaran. Dan di antaranya juga ada anak basket yang sebenarnya di puja oleh para perempuan dan juga yang mepunyai kekuasaan yang membuat pamanku tak berkutik. Karena tekanan kedua orang tuanya. Bila ketahuan berbuat salah.

Ketika kejadian itu aku merasa hancur, dan merasa ingin bunuh diri saja. Beruntung aku punya sahabat seperti Joana yang memang anaknya tomboy. Dia tahu, tapi juga tak bisa berbuat apapun.

"Gila tuh cowok, apapun di embat! Menjijikan !" Katanya sambil bergidik. Aku hanya terdiam.

"Put, gue punya ide !" Joana pun membisikan idenya, yang membuatku terbelalak yang termasuk gila.

"Maksudnya memvideokan apa yang mereka lakukan ?" Tanyaku tak percaya.

"Biar saja, semua akan tahu kebobrokan kelakuan mereka! Lo tahu engga para banci itu juga melakukan hal yang sama !" Katanya sambil berbisik.

"Dan lihat mereka tingkahnya kaya ratu sejagat! Menggunakan barang bermerek mahal !" Tunjuknya kepada kelompok para banci dengan bergaya bagai sosialita.

"Entah kenapa mereka pun benci sama gue !" Kataku.

"Ya, jelas lah! Lo di gituin diam saja tidak ngapain! Dari pada main sama mereka tapi di peras ya, mending lo !" Jawabnya dengan nada tinggi mungkin kesal sama aku.

Apa aku menuruti saran Joana? Awalnya aku menolak, tapi dia malah memberikan kamera kecil yang bisa merekam semua aktivitas. Aku tak bisa berbuat apa-apa dan akhirnya melakukan itu tiga kali. Aku menyerahkan kamera itu kepada dia, karena hanya Joana yang bisa membuatnya menjadi video.

"Tara ... !" Joana memperlihatkan flash disk yang berisi videonya.

"Jangan khawatir Put! Wajah imut lo engga ada di video ini! Karena udah gue edit atau blur! Gila ya kaya nonton film bokep loh !" Katanya sambil senyum seringai, gue menatap Joana tak percaya.

"Beruntung loh, cowok topnya ganteng-ganteng !" Dia tertawa puas.

"Kalau gue mau, bisa loh dijual situs porno terkenal! Lo bisa kaya !" Kembali dia tertawa.

"Kenapa lo? Kaya engga senang ?" Tanya Joana heran.

"Bukan begitu, gue engga nyangka lo seperti itu !" Jawabku.

"Ha ... ha ... Joana gitu loh !" Katanya.

"Biar gue yang urus oke !"

"Tunggu lo mau ngapain itu video ?" Tanyaku khawatir,

"Ssstttt ... lo tenang aja! Masa para banci itu bisa, lo engga bisa !" Katanya.

"Jo jangan !" Kataku.

"Udah, korban mereka itu bukan lo saja! Tapi ada beberapa, jadi bisa saja ini lo atau bukan !" Jawabnya tersenyum lebar. Aku hanya terdiam.

"Ya udah terserah lo !" Akhirnya aku menyerah.

"Nah gitu dong! Lo kan bestie gue, masa gue mau ngejahatin lo sih! Yang ada membuat mereka kapok aja !" Katanya sambil menepuk pundakku, aku hanya bisa pasrah dan percaya.

Dan beberapa waktu kemudian Joana meminta nomor rekening bankku dan ku berikan. Setelah itu Joana menelpon dan meminta aku mengecek saldonya. Dan aku terkejut bukan main, transferan uang itu cukup besar, hampir 10 juta ! Tapi menurut Joana itu baru satu orang dan belum yang lainnya.

"Udah lo pake aja tu duit !" Katanya, tapi dia tidak mengerti perasaan aku yang merasa di rendahkan, walau gay aku masih punya harga diri. Tapi sayangnya aku tak bisa berbuat apapun.

Ternyata itu tidak menyurutkan mereka untuk melakukan perbuatan itu lagi terhadapku, seakan semua bisa di beli dengan uang. Ketika mereka melakukan itu lagi kepadaku, tapi kali ini beruntung ada seseorang yang menyelamatkanku yaitu Daniel.

Ya aku bertemu dia pertama kali di kantor kepala sekolah, pamanku mau bertemu entah ada apa. Dan kebetulan dia baru masuk ke sekolah ini, tapi gosipnya dulu sempat sekolah disini juga sampai tamat SD sebelum ikut ortunya ke Jepang. Kebetulan juga aku mendapat berita dari bibiku bahwa orang tua Daniel sebenarnya pasangan gay ! Tapi karena neneknya adalah pemilik yayasan ini jadi tak di permasalahkan, bahkan adiknya yang bernama Andra itu juga sama dengan Daniel.

Bersambung ....

ANDRA & DANIELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang