Bagian 3

3.2K 91 2
                                    

Hari dimana Daniel dan Andra masuk sekolah dimulai, hari senin mereka memakai kemeja putih dengan lambang sekolah di saku, celana model kotak-kotak biru, dan jas warna biru dan juga topi untuk upacara nanti.

Sekolah mereka bersebelahan hanya di batasi oleh gedung asrama di tengah dan lapangan olah raga, gedung SMP dan SMU nya berbentuk L terdiri 3 lantai dengan rooftop di atasnya. Sementara asrama terdiri dari 4 lantai ada sekitar 50 kamar, 1 kamar 2 tempat tidur lengkap dengan kamar mandi.

Setiap kelas punya lokernya masing-masing jadi ke kelas hanya membawa buku pelajaran saja. Tidak boleh membawa tas. Ada kantin gratis boleh makan sekenyangnya tanpa perlu membayar. Menunya standar empat sehat lima sempurna. Pagi, siang, dan malam bila ada yang berkegiatan sampai malam.

Fasilitas olah raganya lengkap, termasuk ada kolam renangnya. Extrakulikulernya banyak dari olah raga, seni, organisasi sampai pramuka. Perpustakaan termasuk lengkap, ada 3 labotarium pertama bahasa, komputer dan ilmiah.

Andra turun di sekolah SMP dahulu, setelah itu Daniel kemudian. Mereka sebenarnya pernah masuk ketika dulu walau sebentar tapi tetap saja di anggap murid baru.

------------

Pov Andra

Aku menuju ruang kepala sekolah, walau dulu pernah sekolah disini, tetap saja aku harus bertemu kepala sekolah dahulu. Aku duduk menunggu dipanggil, ternyata disitu bukan hanya aku tapi ada anak lain yang duduk agak berjarak denganku. Rambutnya ikal, wajahnya termasuk ganteng, untuk ukuran SMP tubuhnya termasuk cukup tinggi hampir sama dengan Daniel apa dia indo ? Tanpa diduga dia menatapku tajam aku terkejut dan memalingkan wajahku.

Tunggu sebentar, rasanya aku pernah melihatnya dimana ya ?

"Kenjiro silahkan masuk !" Suara seorang perempuan memanggil dia pun berdiri dan masuk ke ruangan kepsek.

Oh iya, aku ingat dia yang menyenggolku di pesawat ! Ternyata satu sekolahan rupanya.

"Andra, kamu juga masuk !" Perempuan tadi memanggilku juga. Aku mengangguk dan turut masuk ke dalam.

Di dalam anak bernama Kenjiro sudah duduk ada dua kursi, satu diduduki olehnya satu lagi tempat duduk yang kosong tepat didepan kepsek. Aku pun duduk di sebelahnya. Kepala sekolahnya ternyata seorang perempuan namanya bu Ratna, kalau dulu kalau tidak salah laki-laki !.

"Kenjiro dan kamu Andra kalian adalah murid baru disekolah ini dan kebetulan satu kelas maka itu kalian dipanggil berdua ! Kalian akan masuk kelas 13 D ! Kalian mengerti !"

"Yeah ... !" Jawab Ken, sementara aku memberi isyarat dengan tanganku tanda setuju saja. Ken ternyata melirik padaku.

"Oke kalau begitu ! Kalian boleh pergi, untuk kali ini aku ijinkan tidak ikut upacara dulu !" Ujar ibu kepala sekolah. Kami berdua keluar.

Di luar setelah bertanya ke sekretaris kepsek tentang di mana kelas kami sekalian dia memberikan kunci lockernya. Kami berjalan di lorong menuju kelas. Dalam perjalanan kami terdiam.

"Elu kenapa ? Engga bisa ngomong ?" Tanya Ken. Aku melirik padanya dan mengangguk.

"Apa elu engga apa-apa, maksud gue ini kan sekolah normal !" Tanyanya.

"Ahku tidak apa-apa !" Jawabku, sebenarnya aku masih bisa bicara tapi tidak begitu jelas, jadi tidak 100% bisu. Untuk bisa berbicara aku membutuhkan usaha yang cukup berat. Jadi bahasa isyarat memudahkan aku berkomunikasi, memang sulit ketika kita sekolah di lingkungan yang normal. Tapi sesuai dengan pengalamanku selama ini mereka mengerti kok, kadang-kadang aku menggunakan kertas atau hp khusus ku yang mengeluarkan suara untuk berbicara.

Aku menjelaskan pada Ken aku dulu pernah sekolah disini walau tidak lama karena pindah ke luar negeri. Dia terdiam, kami pun melanjutkan perjalanan.

"Sepertinya itu kelas kita !" Tunjuk Ken padaku aku mengangguk. Kami pun menuju locker, ternyata nomor kami bersebelahan. Aku membuka kunci locker dan memasukan tasku begitu pula Ken. Suasana sepi karena memang sedang upacara di lapangan. Kami juga sudah di beri kertas program pelajaran.

Kami pun masuk ke kelas, ternyata satu bangku untuk satu orang,
Aku dan Ken duduk bersebelahan di bagian belakang. Kami mengetahui dari tanda bahwa bangku lain sudah ada yang punya. Aku mengambil kertas dan menuliskan sesuatu dan aku memberikan padanya, Ken terkejut dan membacanya.

Dia kemudian menuliskan sesuatu di kertas dan memberikannya padaku aku tersenyum ketika membacanya dan mengangguk, tiba-tiba bel berbunyi cukup keras. Dan tedengarlah suara langkah kaki di luar, sepertinya upacara telah selesai.

Sztu persatu murid-murid masuk ke kelas dengan berbagai obrolan dan duduk di bangku masing-masing tanpa melihat kami berdua yang hanya duduk terdiam, kecuali murid yang duduk di bagian belakang mereka melirik ke arah kami berdua.

Tanpa diduga seorang permpuan berambut panjang dan cantik mendekatiku.

"Kamu, Andra ya ?" Tanyanya tersenyum padaku. Aku mengangguk agak heran.

"Masa enggak ingat dulu kita bersebelahan loh ! Sebelum kamu pindah !" Ujarnya lagi, aku menatapnya dan tertegun aku ingat dan menuliskan sesuatu di kertas.

"Anggi ?" Tulisku di kertas, dia mengangguk. Aku tersenyum.

"Rambutmu sudah panjang padahal dulu pendek !" Jawabku sambil menggunakah bahasa isyarat padanya. Dia tertawa.

"Iya dong ! Kok kamu sekolah disini lagi ?" Tanyanya, oh iya Anggi dulu menjadi temanku, dia bisa bahasa isyarat karena kakaknya sama sepertiku cuman bedanya dia tuli.

"Iya, aku pengen aja sekolah disini lagi !" Jawabku.

"Dengan ortu mu ?

"Engga, mereka masih disana sedang aku bersama nenekku !" Jawabku. Tanpa diduga dia memelukku dan mencubit pipiku dengan gemas.

"Aaww ... !"

"Kamu tahu aku rindu banget !" Ujarnya. Aku hanya bisa meringis kesakitan dicubit olehnya. Dan itu cukup menarik perhatian sebagian murid di kelasku. Termasuk Ken dia melirikku.

Tak lama seorang guru masuk. Semua pun duduk begitu juga Anggi yang ternyata di sebelah kiriku dan kanan Ken.

"Selamat pagi anak-anak saya miss Anna akan menjadi guru wali kelas kalian !" Salam guru Cantik yang ternyata miss Anna.

"Selamat pagi, miss Anna !" Jawab semua murid.

"Sepertinya hari ini ada murid baru, coba ke depan dan perkenalkan diri !" Aku dan Ken berdiri dan maju ke depan.

"Hai, gue Kenjiro biasa di panggil Ken saja !" Ken memperkenalkan diri.

"Kamu punya keturunan orang Jepang ?" Tanya miss Anna.

"Iya miss, my mom ! Tapi dia sudah meninggal !" Jawab Ken.

"Ya sudah, tidak apa-apa terima kasih Ken ! Kamu Andra bukan ?" Tanya miss Anna padaku aku mengangguk.

"Kalian semua, Andra ini punya keterbatasan berbicara jadi kalian harus memakluminya bila dalam berbicara dia memakai bahasa isyarat !" Jelas miss Anna.

"Miss kalau seperti itu kenapa dia masuk ke sekolah ini ? Dia kan bisa masuk ke sekolah khusus ?" Tanya seorang murid laki-laki. Miss Anna menghela nafas.

"Kondisi dia hanya tidak bisa berbicara tapi yang lain terutama otak baik-baik saja ! Semua berhak sekolah dimanapun juga, tapi yang jelas yang dibutuhkan kemampuan berpikir ! Oke ? Apa gunanya normal tapi otaknya bodoh tidak digunakan dengan baik sama juga bohong !" Jelas miss Anna, aku menyukainya. Semua terdiam.

"Oke, kalian berdua boleh duduk kembali !" Aku dan Ken kembali duduk. Pelajaran pun di mulai, anak yang bertanya tadi menatapku dengan tajam, aku bersikap biasa saja.

Bersambung ...

ANDRA & DANIELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang