ANDRA & DANIEL

Bagian 15

Pov Putra

Sejak saat itu, dia selalu memperhatikanku. Dan pada akhirnya aku siapa Daniel sebenarnya. Seorang play boy karena di sukai banyak para cewek. Mantannya banyak dan cantik-cantik serta tergabung dengan klub Basket sekolah.

Oh iya, aku belum menceritakan, tentang kenapa aku sampai masuk menjadi manajer atau istilah kasarnya pembantu di klub basket. Itu karena temanku yang lain, namanya Rima. Rima ini sebenarnya cantik, sayang dia berkacamata dan kutu buku, alias masih bagian kelompok 'outsider' di sekolahku. Atau kelompok luar dari kelompok elit sekolah.

Kalau dibagi ada tiga kelas kelompok di sekolah ini, itu di luar statusnya sebagai anak orang kaya. Pertama, selebriti bukan artis atau model, tapi di sukai kaum cowok dan cewek, kelompok ini menempati kelas atas di sekolah ini.

Kelompok ini sudah barang tentu di huni para olah ragawan untuk para cowoknya terutama basket, kenapa? Karena punya prestasi di tingkat daerah atau nasional. Kedua ceweknya pastilah anggota cherrleader atau pemandu sorak. Katanya sih ada kejuaraannya juga,

Kelompok kedua adalah Jenius, sudah barang tentu mereka berprestasi di bidang akademik, ikut kejuaraan cerdas cermat, olimpiade dan sebagainya. Dan punya kelas khusus dan tak pernah bergaul dengan orang lain kecuali teman yang juga di anggap saingan di kelompok tersebut,

Yang ketiga, khusus di bagi dua kelompok juga. Kelompok khusus yang punya bakat seni, tari, menari dan lainya. Dan kelompok yang di takuti atau di segani di sekolah. Terutama sebagian anak bandel dan nakal, serta kelompok 'jagoan'

Dan aku yang orang biasa, Rima si kutu buku, Wati yang gemuk. Dodi dari group banci, Joana tomboy dan setipe serta aneh ataupun nyeleneh. Di sebut outsider oleh ketiga kelompok atas. Sudah tidak punya bakat, berbeda pula. Dan itulah yang terjadi.

----------------

Kembali kenapa aku ikut Rima, karena dia menyukai salah satu pemain basket idolanya yaitu Bima, yang ternyata saingan berat atau musuh besar Daniel.

"Rim, lo sampai segitunya sih? Lo tahu, cinta itu tak seindah buku novel yang lo baca !" Ujarku heran, Rima suka membaca komik atau novel romantis.

"Iya gue tahu kok! Tapi hati gue, engga bisa !" Katanya. Aku hanya menggeleng saja, padahal Rima hanya secret admirenya Bima tak lebih. Bima sendiri malah sudah punya pacar tak kalah cantik dan kaya, namanya Maureen blasteran Jerman, dan termasuk celebritis beneran, karena dia model dan penyanyi juga, dan sekarang masuk dunia sinetron.

"Ma, lo itu engga ada apa-apanya dibanding dengan Maureen !" Kataku kepadanya untuk melihat kenyataan yang ada.

"Engga apa-apa kok! Dekat pun udah seneng !" Katanya tidak perduli, mau tidak mau sebagai teman selain Joana, aku ikut Rima menjadi manajer.

Ketua manajernya adalah Rian, seorang cowok gemulai yang dekat dengan pelatih basketnya.

"Jadi kalian berdua mau jadi manajer tim basket ?" Dengan tatapan sinis dari ujung rambut ke kaki kami.

"Iya ka, kami mau kok melakukan apapun !" Jawab Rima, aku hanya diam.

"Lo engga menyukai salah seorang tim basket kan ?" Jawabnya telak dan langsung tahu keinginan kami terutama Rima.

"Kalau itu tujuannya mending urungkan niat lo! Sudah banyak yang mencoba hal itu! Dan lo tahu apa yang terjadi? Kena mental dari para pacarnya! Dan akhirnya menangis !" Katanya dengan nada merendahkan.

"Sungguh, kok kak! Kami ingin membatu saja !" Kataku bersuara.

"Oke, gue ijinin lo menjadi manajer pembantu !" Katanya akhirnya. Rima dan aku senang.