Bagian 6. Part 2

1.6K 58 3
                                    

Keesokan paginya Andra dan Daniel bangun dan sarapan pagi sebelum akhirnya berangkat sekolah, begitu pula sesampainya di sekolah kembali berpisah.

Waktu terus berlalu, baik Andra dan Daniel mulai beraktivitas seperti biasa. Andra akhirnya memilih seni musik sebagai extrakulikulernya selain mengikuti kegiatan pramuka. Seni musik terutama piano sudah diajarkan pada Andra sejak usia 6 tahun oleh papanya yaitu Irwan, dan Jamal pun tidak keberatan karena Andra punya bakat bermain piano. Beberapa kali Andra menjuarai kompetisi piano tingkat anak-anak sewaktu di Singapura.

Sementara Daniel sudah masuk tim Basket tapi masih belum menjadi tim inti masih di cadangan. Ada dua tim cadangan yaitu A dan B dari masing-masing tim akan di pilih yang terbaik untuk masuk tim inti. Saat ini tim basket menerima cukup banyak peserta klub Basket. Rata-rata mereka memang punya keturunan indo yang mempunyai tubuh proposional sebagai atlet Basket. Ada juga yang orang Indonesia asli tapi tidak banyak. Salah satunya Bima, seperti Daniel dia sempat masuk tim inti tapi kemudian pindah karena ke dua orang tuanya ditugaskan ke luar negeri yaitu ke Amerika.

Daniel dan Bima memang bersaing sejak dulu, Bima sering mengejek Daniel walau "bule" tapi tidak bisa bermain basket. Tentu saja Daniel marah dia membuktikan bahwa dia bisa bermain basket. Harus di akui kemampuan bermain basket Bima termasuk bagus. Dan sekarang mereka bertemu kembali di kelompok berbeda yang nantinya akan bersaing. Kemampuan Daniel sudah lebih baik di banding dulu sejak tinggal di Jepang begitu pula Bima yang baru pulang dari Amerika.

---------------

Akhirnya waktu "MOS" bagi Andra tiba, begitu pula dengan camp pelatihan basket buat Daniel. Sejak malam mereka mempersiapkan semuanya dari mulai pakaian dan hal-hal lainnya.

Keesokan harinya mereka berangkat ke sekolah, kali ini bersama-sama karena tempat yang akan digunakan sama. Gedung asrama itu terletak di tengah sekolah. Fasilitas asrama termasuk lengkap ada kantin, setiap kamar double bed jadi satu kamar berdua. Karena ada dua kegiatan berbeda maka di bagi dua. Lantai 2 di isi oleh tim Basket. Sementara lantai 3 dan 4  diisi oleh MOS untuk murid SMP.

Lantai 3 untuk anak perempuan dan 4 untuk anak laki-laki. MOS  yang dilaksanakan berbeda dengan di sekolah umum, lebih ke tugas dan bermain. Ternyata Andra berpisah dengan kedua teman yaitu Ken dan Anggi. Andra lantai 4 bersama Ken tapi beda kamar. Kamar Ken di agak ujung, sedang Andra di kamar tengah masing-masing punya kunci, Andra membuka kamar ternyata sudah ada seseorang di kamar. Anak lelaki itu sedang berbaring di tempat tidur sepertinya tertidur. Andra menutup pintu kamar dengan pelan tidak ingin mengganggunya.

Di perhatikannya orang yang tertidur itu, yang jelas bukan teman sekelasnya karena dia kenal semua, mungkin kelas lain. Ia melihat sekeliling ruangan asrama itu, lebih mirip kamar hotel. Double bed, dua meja masing-masing tempat tidur, satu lemari 4 pintu menempel di dinding. Satu kamar mandi, satu buah kulkas kecil dan juga televisi. Tempat sepatu, tempat jemuran dan lemari kecil. Balkon dengan dua kursi santai.

Andra menuju lemari, dibukanya di sebelah kiri sudah ada isinya mungkin milik anak itu, jadi dia memakai yang kanan. Andra mulai merapikan pakaiannya dia disini dari hari jum'at ini sampai minggu. Tiba-tiba pintu di ketuk, Andra pun membukanya ada dua kakak kelasnya satu perempuan dan satu laki-laki.

"Kamu Andra ?" Tanya salah satunya. Andra pun mengangguk. "ini lembaran tugas untuk Mos kali ini dan juga untuk teman sekamarmu Aksan !" Ujar kakak kelas yang laki-laki, tiba-tiba disenggol.

"Markus dia tuh engga bisa berbicara !" Bisik kakak kelas yang perempuan.

"Iya gue tahu, tapi dia bisa dengerkan ? Jadi dia bisa mengerti omongan gue Riska ! Iya kan ?" Tanyanya dan Andra pun mengangguk.

"Ya sudah kamu istirahat ! Sampai waktu yang di tentukan di lembar tugas !" Sambil memberikan sebuah kertas dan pergi. Andra menatap lembar tugas. Dan menutup pintu asrama.

Dan kembali masuk kamar, dia terkejut melihat teman sekamarnya sudah bangun.

"Siapa tadi ?" Tanyanya, Andra terdiam sebentar. Kemudian memberikan lembaran tugas ke hadapannya.

Lelaki itu menatap Andra heran, tapi kemudian dia melihat lembar tugas yang di berikannya.

"Ini dari kakak kelas ?" Tanyanya, Andra mengangguk.

"Elu engga bisa ngomong ?" Andra menghela nafas dan kembali menggerakan kepalanya.

"Oh, jadi namu lu Andra ! Gue aksan !" Sapanya. Kemudian dia turun dan menggerakan tubuhnya.

"Waktu kita istirahat sampai jam makan malam, setelah itu disuruh kumpul di aula !" Ujarnya dan menuju kamar mandi. Setelah itu Andra melanjutkan membereskan barangnya. Setelah selesai, kini tinggal minuman dan cemilan yang disiapkan neneknya yang cukup banyak, hanpir satu ransel khusus. Tak lama Aksan keluar dari kamar mandi hanya mengenakan handuk.

"Gila banyak banget !" Matanya menatap makanan dan minuman yang cukup banyak.

"Iya, ini dari nenekku !" Jawabnya sambil menggunakan bahasa isyarat.

"Baik juga nenek lu !" Ujarnya sambil membawa sebungkus keripik kentang, " gue boleh minta kan ?" Andra mengangguk.

"Ya udah lu mandi gih !" Perintah Aksan. Andra pun berdiri dan menuju tas mengambil peralatan mandi.

"Lu engga usah bawa yang begituan ! Di kamar mandi juga udah disediain semua !" Katanya, kemudian membuka handuknya dengan cuek dan kini telanjang depan Andra. Andra terkejut mukanya merah. Kemudian dia cepat-cepat menuju kamar mandi.

Selesai mandi Andra keluar sudah mengenakan baju, dia melihat Aksan terlihat santai sambil mengemil di tempat tidur dan juga menonton tv. Handuk miliknya berserakan di tempat tidur dan baju kotor di atas tasnya.

Andra menggeleng kepalanya, dia pun merapikan handuk yang ia jemur di tempat jemuran, dia membereskan baju kotornya. Walau dia anak orang kaya tapi merapikan baju atau kamarnya sudah biasa padahal ada pembantu.

Dia kemudian mengambil jadwal, dan memang masih ada 2 jam lagi untuk makan malam tapi ia kemudian membaca tugas hari ini yaitu membuat badge nama sendiri dari apapun terserah. Yang akan di tempelkan di kaos khusus Mos.

"Kamu ngapain ?" Tanya Aksan heran melihat Andra mencari sesuatu ternyata itu karton. Andra pun menggerakan tangannya.

"Membuat papan nama dari apapun itu ?" Tanya Aksan seperti memgerti gerakan bahasa isyarat Andra. Andra memberikan kembali lembar jadwal tugas padanya.

"Oh gitu ya !" Aksan mengangguk dia bangun dan mengambil buku merobek kertasnya. Andra terkejut.

"Apa yang kamu lakukan ?" Tanyanya.

"Loh bukannya bikin papan nama ? Gampangkan dari kertas saja beres !" Jawab Aksan tetlihat cuek.

"Tapi itu mudah rusak !" Andra memberikan sisa karton pada Aksan, mau tidak mau di ambil.

"Oke, terima kasih ya !" Jawab Aksan tersenyum.

Bersambung ...

ANDRA & DANIELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang