ANDRA & DANIEL

Rahasia Keluarga Besar Dan Kelahiran Andra

Keluarga Sumargono, bukan orang sembarangan. Mereka mempunyai trah bangsawan Jawa yang kental akan tradisi. Walau sekarang putra putri, cucunya sudah berpikiran moderen karena sebagian besar bersekolah di luar negeri dan sukses membangun bisnis besar.

Trah bangsawan di dapat karena dahulu di masa penjajahan Belanda, kakek buyutnya menjabat setingkat bupati atau kepala kerisidenan di daerah Jawa Tengah dan sekitarnya. Ada sebagian buyutnya yang juga menjadi pengusaha batik tradisional dan perkebunan baik karett, teh atau kopi. Sekarang  untuk batik sudah mempunyai cabang toko besar atau butik yang menjual beragam olahan batik ternama dan cukup mahal, dibeberapa kota besar di Indonesia termasuk Jakarta.

Gayatri adalah salah satu putri bungsu dari salah satu anak keturunan Sumargono. Dia gadis berwajah cantik dan ayu khas putri jawa, dengan bahasa yang santun. Karena sejak kecil di didik dengan cukup keras oleh si mbah putrinya. Ya, dia di titipkan di sana setelah kedua orang tuanya bercerai.

"Nah itu lah, karena ibu engga nurut sama si mbah! Ibu itu ngeyel, mencintai lelaki yang jauh lebih rendah dari keluarga kita! Cinta, cinta .., apaan itu, sudah bagus di pilihkan dengan lelaki yang kaya dan punya jabatan !" Ujar Mbah putri terlihat marah. Karena ibunya lebih memilih lelaki yang mencintainya di banding dengan lelaki yang di jodohkan kepadanya. Ibunya hanya diam, berdebat pun percuma.

"Gayatri, jangan dengarkan si mbah! Yang tahu apa yang terjadi hanya ibu! ini pilihan hidup ibu sendiri, jadi apa pun itu akan ibu tanggung sendiri! Ini tak ada hubungannya dengan ayahmu, sungguh, kami berpisah karena suatu hal bukan yang lain! Ibu terpaksa menitipkan kamu kepada si mbah putri karena suatu syarat, suatu hari ibu akan menjemputmu kembali !" Ucap ibunya waktu itu, Gayatri tidak bisa menolaknya dan percaya sepenuhnya kepada ibunya.

Waktu terus berlalu, Gayatri kini tumbuh menjadi gadis remaja yang cantik. Sejak itu ibunya seperti menghilang tak tahu di mana. Harapan untuk di jemput sudah hilang, menangis pun percuma hanya bisa pasrah dan menerima semua pelajaran keras dari si mbah putri.

Ya walau sekolah, dia tak bisa bergaul bebas dengan teman sebayanya, bukan hanya perempuan, lelaki saja susah mendekatinya. Karena setiap pergi dan pulang selalu di jemput dan di kawal asisten perempuan yang di tugaskan mbah putrinya.

"Kamu tuh bukan putri keraton, yang selalu punya bodyguard seperti itu !" Ejek temannya, melihat semua yang di lakukan Gayatri. Gadis itu hanya terdiam tak membantah perkataan ejekan kepadanya.

Sejak masuk SD hingga SMU sekarang, hal itu tidak berubah, Gayatri selalu di awasi ketat si mbah putri, anehnya hanya dia yang di perlakukan seperti itu, tidak kepada cucu atau keponakan yang lain. Walaupun ada, tidak seketat kepada dirinya. Gayatri sempat heran dan bertanya kepada si mbah pembantu setia yang di tugaskan mengurusnya di rumah si mbah putri. Awalnya tidak menjawab hanya basa basi saja.

"Mungkin saja, ndoro putri sayang sama non Gayatri !" Ucapnya lembut.

"Tapi, ya aneh mbah! Aku tuh seperti di pingit gitu loh! Tidak bisa berbuat apa pun itu! Tidak seperti yang lain! Si mbah putri seperti menghukum aku karena kebandelan ibu !" Ujar Gayatri sambil tertunduk sedih. Si mbah Darmi hanya terdiam.

"Sudahlah, non! Mungkin ndoro putri ingin yang terbaik untuk non Gayatri sendiri !" Ucapnya menyabarkan hati Gayatri.

-------------

Suatu hari, Gayatri di ajak si mbah putri ke sebuah acara. Gadis itu di dandani dengan anggun dan cantik dengan menggunakan kebaya, usianya yang menginjak 18 tahun dan sebentar lagi lulus dari SMU terlihat sedikit dewasa.

Gayatri di bawa ke sebuah rumah besar dan mewah. Rumah itu pemiliknya adalah seorang pengusaha kaya raya, termasuk pejabat anggota dewan di Jakarta. Tanpa di sadari, Gayatri akan di jodohkan dengan putra tunggal keluarga tersebut yang berusia 35 tahun dan belum menikah. Namanya Suhandi, konon lulusan luar negeri dan juga seorang pengusaha di Jakarta.