Bagian 2.

3.8K 110 3
                                    

Daniel menjadi tim inti dari tim basket sekolahnya, mereka menjadi idola para perempuan di sekolah, termasuk Daniel gayanya yang cuek disukai para cewek. Pada saat itulah untuk pertama kalinya dia pacaran, pertama first kiss dengan seorang perempuan.

Sejak itulah Daniel beberapa kali pacaran, tanpa disadari dia sudah menjadi seorang playboy. Dia sudah mencoba perempuan berbagai negara sebagai pacarnya. Bagi Daniel tidak perlu mencari karena para perempuan itu dengan suka rela dan menggoda dirinya agar menjadi pacarnya. Tapi Daniel masih dalam batas wajar ketika berpacaran tidak terlalu jauh alias belum melakukan hubungan sex.

Tapi Daniel ternyata moodian, gampang bosan dalam berbagai hal, di awal antusias bila sudah tercapai maka cepat menjadi bosan. Kecuali dengan Andra, anak itu tidak pernah membuatnya bosan sampai kapanpun. Mereka mempunyai latar belakang hidup hampir mirip mungkin itu yang menjadikannya menjadi dekat.

Setelah lulus SMP dia memutuskan kembali ke Indonesia, Gunawan dan Dasep tidak keberatan dengan hal itu, mereka meminta maaf dengan mamanya Irwan karena di repotin oleh Daniel, Shinta tidak keberatan. Kebetulan Andra juga ingin sekolah di sini juga.

Dasep dan Gunawan menjadi lebih dekat dengan keluarga Irwan terutama mamanya Irwan, karena Shinta sudah mengetahui sebelumnya tentang hubungan dekat Irwan dan Dasep walau akhirnya mereka mempunyai pasangan sendiri. Apalagi Andra dan Daniel juga diadopsi dari panti asuhan miliknya jadi sedikit banyak tahu siapa mereka.

--------

Mobil yang membawa Daniel dan Andra telah sampai di kediaman nenek mereka, Daniel juga sudah menganggap Shinta neneknya sendiri selain Andra. Ternyata mereka di sambut oleh keluarga Syarif kakak Irwan, dari pernikahannya dengan Marisa dia dikaruniai dua orang anak laki-laki dan perempuan yaitu Rizal 18 dan Ayumi 15 tahun dan tentu saja Shinta. Syarif dan keluarga tidak keberatan dengan kehidupan adik, paman mereka Irwan menjalani kehidupan sebagai pasangan gay. Termasuk ketika mengadopsi seorang anak walau mempunyai anak kadung sendiri.

Hubungan Daniel, Andra dan Rizal, Ayumi cukup dekat dan akrab. Mereka bertemu ketika ada acara tertentu saja, sekolah mereka pun berbeda, tentu saja mereka sekarang tinggal di Surabaya.

"Bagaimana perjalananmu tadi sayang ?" Tanya Shinta sambil memeluk Andra.

"Baik nek !" Jawab Andra ( seluruh keluarga yang dekat dengan Andra mau tidak mau harus belajar bahasa isyarat agar bisa berkomunkasi dengan Andra, Jamal lah yang menjadi guru mereka)

"Syukurlah nenek sempat khawatir !" Ujar Shinta tersenyum. Andra kemudian memberi salam pada om Syarif dan tante marisa.

Merekapun makan malam bersama untuk menyambut kedatangan Andra, semuanya saling mengobrol dan bercanda. Kemudian dilanjutkan keruang keluarga yang cukup luas, sambil mencicipi hidangan penutup dan menonton televisi.

-----------

Sekolah Andra dan Daniel dimulai seminggu lagi. Jadi mereka mempunyai waktu istirahat yang cukup, sebenarnya Daniel baru datang sehari sebelum Andra. Dia ingin memberi kejutan padanya jadi dia sengaja tidak memberitahu Andra dahulu.

Selama seminggu ini mereka menghabiskan waktu jalan-jalan keliling Jakarta, tentu saja di antar sopir. Dari mall, ke tempat rekreasi seperti Dufan, TMII, kebun binatang, Taman Safari dsb dan di akhiri menginap di villa puncak.

Di puncak, Andra mengunjungi Bu Salamah ibu angkat Jamal yang sebenarnya pembantu di rumah kedua orang tuanya Jamal dahulu. Bu Salamah membawanya ke sini karena takut terjadi sesuatu pada Jamal dan menggantikan mengurus Jamal yang yatim piatu sejak kedua orang tuanya meninggal.

Bagi Bu Salamah dia tidak keberatan dengan kehidupan Jamal sekarang yang sudah dianggap anak sendiri. Memang dulu tidak bisa memberikan yang terbaik karena kondisi keluarganya yang sederhana, Bu Salamah membuka warung menjual gorengan dan gado-gado sebagai penyambung hidup bersama Jamal, dia seorang Janda dengan satu orang anak lelaki yang merantau ke Malaysia tapi sampai sekarang tidak ada kabar beritanya. Sementara suaminya sudah lama meninggal. Rumah yang di tempatinya adalah milik almarhum mertua dari suaminya. Hanya sebuah gubuk kecil dan sepetak tanah.

Tapi itu dulu, sekarang berbeda. Bu Salamah dibuatkan rumah yang bagus oleh Jamal termasuk sebuah toko kelontong untuk ibu angkatnya itu, setiap akhir pekan ketika masih di Jakarta Jamal dan keluarga selalu menyempatkan diri singgah. Begitu pun setelah tinggal di Singapura.

Bu Salamah sangat sayang pada Andra dan Andriana sudah dianggap sebagai cucunya sendiri. Dia pun mengenal Daniel jadi termasuk menjadi anggota keluarga juga. Saat ini Bu Salamah tinggal bersama salah satu adik perempuannya yang juga seorang janda karena bercerai dengan suaminya. Anaknya ada dua, perempuan dan laki-laki, satu sudah menikah dan yang satu belum.

"Andra kamu sekarang makin ganteng !" Ujar Bu Salamah yang sudah mulai sakit-sakitan karena umur.

"Ah mamih bisa aja !" Jawab Andra, mamih Salamah mengerti bahasa isyarat diajarkan Jamal. Andra memeluk mamih bukan nenek sebutannya biar awet muda katanya.

"Mamih, sehat dan baik-baik saja kan !" Tanya Andra, mamih Salamah mengangguk dan tersenyum.

"Mana yang sakit mih ! Biar Daniel pijitin !" Daniel pun ikutan mengobrol, boleh percaya atau tidak Daniel bisa memijit juga. Itu karena dia penasaran waktu kecil sering di ajak kerumah Abah dan Ambunya, Daniel tidak menyebut kedua orang tua ayahnya yaitu Dasep. nenek atau kakek tapi Abah dan ambu. Karena sering kesana dan melihat aktivitas keluarga ayahnya yang tukang pijit, membuat ia ingin belajar memijit juga, dan ternyata Daniel termasuk istimewa, tangannya sama dengan Dasep jadi tidak kesulitan mempelajari memijit.

Selain mempelajari ilmu pijat dari ayahnya, Daniel juga belajar dari papanya Gunawan yaitu si mbah yang ada di Cirebon usianya sudah sepuh. Ilmu pijat mereka sedikit berbeda. Walau Daniel sudah bisa memijat tapi ketika bertemu si mbah malah diberikan ilmu pijat lagi. Daniel tidak menolak, dan 2 tahun kemudian si mbah Minem meninggal.

Jadi dua ilmu pijat turunan sudah dikuasai oleh Daniel, hanya saja tidak selalu dipergunakan. Hanya sesekali memijat ayahnya atau papanya bila diminta. Mereka merasakan pijatan Daniel luar biasa enak. Dasep pun harus mengakui kombinasi ilmu pijat keluarganya dan keluarga Gunawan menjadikannya lebih dahsyat lagi.

Tanpa diminta Daniel mulai memijit lengan mamih Salamah, dia merasa enak di pijat oleh Daniel.

"Mih, harus menjaga kesehatan terutama makanan !" Ujar Daniel ketika memijit dia merasakan berbagai penyakit menimpa mamih Salamah, dia hanya tersenyum untuk menutupinya.

"Kamu teh mirip pamanmu Jamal, Niel ! Kalau dia mijit mamih suka begitu !" Ujarnya tersenyum. Andra tahu kalau paman Dasep memang bisa memijat seperti ayahnya Jamal. Andra pernah ditawari untuk belajar memijat tapi dia menolak. Jadi hanya Daniel yang mewarisi ilmu pijat.

Dari lengan pijatan Daniel menuju kaki mamihnya, sambil dipijat mereka mengobrol lagi, dengan seru ! Bila mereka datang mamih Salamah menjadi sangat bahagia dan bersemangat.

Bersambung ....

ANDRA & DANIELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang