Bagian 4.

2.6K 93 4
                                    

DANIEL

Gue sedang duduk di depan kantor kepala sekolah SMU, sebenarnya dulu gue pernah bersekolah disini walau sebentar. Ternyata gue engga sendiri disini ada seorang cowok juga selain gue, dia berkacamata rambut ikal dan dari tadi matanya melihat ke hp dia orang lokal bukan indo seperti gue.

"Putra, silahkan masuk !" Seorang perempuan memanggil seseorang ternyata itu cowok berkacamata dengan langkah malas dia masuk ke keruangan kepala sekolah. Aneh ? Kenapa dia di panggil keruangan kepala sekolah, bukankah orang seperti dia tidak pernah berbuat aneh-aneh ?

"Daniel ?"

"Eh iya bu !"

"Kamu nanti sekelas sama Putra ya di kelas 1 B !"

"Maksudnya sekelas dengan anak yang masuk tadi ?"

"Iya betul, ini kunci locker dan program pelajarannya !" Perempuan itu menyerahkan kunci dan kertas. Gue pun menerimanya. Tak lama lelaki berkacamata itu keluar dengan raut muka menunduk dan pergi, gue pun mengikutinya.

Tak lama dia berhenti dan menatap gue dengan tajam.

"Kenapa elu ngikutin gue ?" Ujarnya.

"Oh, kitakan sekelas jadi gue ngikutin elu !" Jawab gue sambil tersenyum. Dia diam saja kemudian kembali berjalan. Gue mengikutinya tapi kemudian mensejajarkan diri dan gue merangkul pundaknya.

"Put, elu kenapa di panggil ke ruangan kepala sekolah ? Ada masalah ?" Tanya gue sok akrab. Dia berhenti dan menepis tangan gue yang merangkulnya. Matanya menatap tajam.

"Itu bukan urusan elu, dan elu jangan menyentuh gue, ngerti !" Jawabnya sedikit marah.

"Sorry bro ! Ternyata elu lagi sensi ya !" Ujar gue tersenyum, tidak marah walau dia melototi gue seperti itu. Kembali dia tidak menjawab langsung pergi.

Tak lama dia berhenti, ternyata kelas gue dilantai 2 . Disana ada banyak locker, gue melihat kunci locker disitu ada nomor lockernya. Gue melihat putra sedang membuka lockernya dan ternyata bersebelahan dengan dia.

Tanpa sadar gue melirik lockernya dan ada foto dia dengan seorang gadis, ketika gue melihat Putra sedang menatap ku dengan tajam, aku tersenyum dan menggaruk kepala tanpa gatal. Ku simpan tas dan kuambil beberapa buku dan alat tulis.

"Bruk !" Suara locker dibanting.

Putra langsung pergi, gue mengikuti dia masuk ke kelas. Di kelas gue bingung di mana bangkunya, Putra duduk di bangku belakang, akhirnya gue melihat tanda ada buku yang ditaruh di atas meja itu artinya ada pemiliknya.

Ternyata, gue duduk disebelah anak bernama Putra itu, dia tidak perduli dengan gue. Gue melirik kearahnya ternyata ... dia menangis ? Dia membuka kacamatanya dan mengusapnya. Gue terdiam.

"Elu nangis bro !" Ujar gue, dia terkejut.

"Bukan urusan elu !" Bentak dia.

"Gue tahu masalah elu, sepertinya elu engga mau di kelas ini kan ?" Tebak gue, dia diam saja.

"Oh iya, gue pernah loh sekolah disini dulu tapi sebentar sebelum pindah ke Jepang !" Lanjut gue, tapi dia tidak perduli.

Tiba-tiba terdengar bel berbunyi cukup keras dan tak lama para murid selesai upacaranya. Dan mereka masuk ke kelas, di antaranya terkejut melihat gue disitu.

"Hai bro, apa kabar ! Bukannya elu di jepang ?" Tanya seseorang dan itu Alex indo Amerika. Sambil membuat tos dengan gue, gue tersenyum.

"Iya, gue pengen ngelanjutin di sini !" Jawab gue.

"Kebetulan Niel kita kekurangan pemain untuk pertandingan basket antar sekolah nanti, elu masuk tim basket lagi oke !" Ujar Alex.

"Oke sip !" Setelah itu, ada bebera yang gue kenal di tim basket waktu SMP dulu mendekatiku, mereka sangat senang gue disini.

Tak lama, guru wali kelas datang dia seorang lelaki namanya mr Arif, berkumis tipis, agak galak tampangnya. Tubuhnya tegap dan gagah.

"Pagi anak-anak, nama saya Arif mulai hari ini dan seterusnya akan menjadi wali kelas kalian ! Saya harap tidak akan ada kejadian apapun di kemudian hari dengan kalian, karena saya mendengar ada beberapa yang sering membuat masalah di kelas ini, dan saya tidak akan mentolerir hal itu mengerti !"

"Mengerti sir !" Jawab semuanya.

Pelajaran pun dimulai dia mengajar ilmu pengetahuan sosial dan ekonomi. Cara mengajarnya agak flat terlalu teori. Agak membosankan bagi semua murid, akhirnya pelajaran pertama selesai.

Kembali gengnya Daniel asyik mengobrol, teman-temannya semasa SMP dulu ternyata sekelas. Apalagi mereka satu tim basket.

Waktu istirahat pun tiba, para murid keluar dari seluruh kelas tujuannya berbeda ada yang kekantin, ke perpus dan sebagainya. Gue dan teman se geng menuju kantin. Gue merasa tidak pernah pergi atau sebagai murid baru, karena semua teman lama gue masih mengenali gue.

Di kantin sekolah yang sangat besar dan luas, semua mengantri untuk mendapat makanan. Ketika gue lihat menunya beragam nasi pun ada 2 nasi biasa atau nasi goreng dan itu bisa berubah setiap hari agar tidak bosen. Bahkan roti pun ada dengan berbagai varian rasa, begitupun lauknya.

Gue sangat menyukai nasi goreng maka memilih itu, lauknya ayam goreng dan minumannya memilih jus jeruk. Dan gue bergabung dengan teman-teman gue. Tak sadar gue melihat Putra yang duduk dipojokan menyendiri.

"Eh bro, elu masih ingat engga cewek yang naksir elo dulu ?" Tanya Fandi. Gue menggeleng kepala kalau cewek emang suka lupa.

"Tuh , si Farah dulu pakai behel giginya sekarang menjelma jadi cewek cantik !" Fandi menyenggol gue dan dengan matanya menunjuk seorang gadis cantik dengan rambut panjangnya.

"Dia udah punya pacar kali !" Ujar Tony menimpali.

"Siapa ?" Tanya gue.

"Ketua osis ! Tuh, Kak Robi !" Jawab Tony, memang sih di sampingnya ada cowok ganteng menempel seperti bodyguard.

Tapi gue bersikap biasa aja, tidak punya perasaan apapun. Tetapi tanpa diduga ada seorang cewek cantik berambut pirang memeluk dan mencium pipi gue. Gue terkejut dan teman se geng gue pada melotot.

"Daniel ... aku kangen banget sama kamu ! Ternyata kamu disini ya !" Ujarnya hal ini menjadi perhatian seluruh murid yang ada di kantin. Gue menghela nafas dia mantan gue waktu di jepang namanya Lauren, indo perancis. Cantik, seksi maksudnya dadanya sedikit lebih besar dibanding anak perempuan di usianya.

"Apa kabar Lauren, gue pikir elu ke Singapura ?" Tanya gue.

"Iya sih, tapi hanya setahun, bokap di pindah ke Indo ! Dan mengejutkan kamu ada disini !" Tangannya memeluk tangan gue dada besarnya menyentuh lengan gue. Sikapnya manja.

"Ehem, kenalin gue Alex !" Tiba-tiba teman gue Alex yang bisa disebut playboy karena memang ganteng dan dia bisa menggaet siapapun cewek. Sambil mengulurkan tangannya pada Lauren.

"Aku Lauren, dulu aku pacarnya Daniel di jepang dan putus karena aku pindah !" Lauren hanya tersenyum tanpa membalas uluran tangan Alex, Alex menarik tangannya.

"Anjir, ini pertama kalinya dicuekin sama cewek, ehem kasihan !" Sindir Dodi. Yang lain tertawa tertahan, sementara Alex mukanya memerah. Gue pun tersenyum begitulah Lauren.

"Berapa lama kalian pacaran ?" Tanya Deni.

"Engga lama sih cuman 2 bulan, tapi luar biasa indah karena kita berdua udah pernah bercinta ! Iyakan sayang !" Lauren semakin erat pelukannya,

"Uhuk ...uhuk ... !" Semua pada terbatuk.

"Gila men, udah ml rupanya !"

"Come on ! Itu udah biasa kali ! Daniel itu pernah melakukannya dengan cewek lain selain aku ! Iya kan ?" Ujar Lauren. Gue hanya diam tidak membantah.

"OMG ... Daniel kita enggak nyangka elu udah berubah banyak !"

"Ayolah bro, itu biasa aja ... jangan dibesar-besarkan " ujar gue.

"Sialan Lauren !" Dalam hati memakinya.

Bersambung ....

ANDRA & DANIELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang