Bagian 19

359 17 1
                                    

POV PUTRA (Warning, adegan dewasa ... ini part terakhir ya ...😁)

(Dari penulis, sedikit mau menjelaskan kenapa ada pov Putra secara khusus. Ada beberapa alasan : pertama, dengan pov Putra bisa tahu kondisi sekolah Andra dan Daniel, sejak mereka meninggalkannya dulu dan sekarang berbeda. Kedua, Putra akan memberi pengaruh besar kepada Daniel di masa depan, tanpa ada yang tahu apa mereka akan menjadi pasangan atau tidak, apa mereka bersama atau menemukan yang lain ... tetep baca untuk mencari tahu ...😊 ketiga, kalian bisa tahu Putra itu seperti apa, dan  ada plot hole di cerita sebelumnya yang akan menjelaskan semuanya dan untuk cerita selanjutnya ....)

Aku mendesah, dan mencekram pundak kak Bima, yang sedang mengenjotku di bawah sana, kedua kaki di pundaknya, bibirnya melumatku dengan penuh gairah, aku membalasnya dan melingkarkan tanganku ke lehernya.

"Aaaahhh ... kkkaaa ... !" Erangku, tubuh kami basah oleh keringat.

"Aaaaajjjiiinnnggg ... eeennnaaakkk ... bbaannggeeet !" Teriaknya, yang gerakannya makin lama makin cepat.

"Aaaahhhh ... !" Erangnya menghujam semakin dalam, mataku terbelalak ketika merasakan sesuatu menyentuh yang membuatku terbang melayang.

"Kkkkaaa ... aaaahhh !" Teriakku. Nafasku terengah. Tiba-tiba dia membalik tubuhku dan kini aku di atas, tanpa melepas benda keras dari lubangku.

"Kini giliran lo !" Katanya terengah, aku menatap nanar, tubuhku lemas, dari kontolku banyak menetes cairan lengket membasahi perut sixpacknya. Aku membenarkan kakiku kini aku dalam posisi duduk, kurasakan benda keras penuh dan ujungnya menempel di G spotku itu yang baru kurasakan sekarang, tubuhku mengejang.

Perlahan ku gerakan pinggulku, tanganku berada di dadanya yang kekar.

"Oooohhhhh ... terus sayang itu enak sekali !" Erangnya, tangannya meremas pahaku.

"Aaaahhh ... !" Mataku terpejam, ku gerakan pinggulku makin bergoyang dan kemudian mulai menaik turunkan pantatku. Ketika ku tekan kembali aku berteriak. Begitu pun dengan kak Bima dia mendesah, mengerang dan meracau. Tangannya meremas paha kemudian pantatku, tubuh kami basah oleh keringat.

Tanpa diduga Bima bangun dan duduk, aku memeluknya berciuman panas, sementara tanganya menggerakan pinggulku.

"Aaaahhh ... enak banget, punyamu ... ooohhhh !" Erangnya, aku pun mengimbanginya, desahan dan rintihanku terdengar. Dia pun membalikan tubuhku kembali, kali ini sama seperti pertama kaki ku diangkat kepundaknya, setelah itu gerakannya pun di percepat, sehingga suara plok ...plok ... ! Terdengar, mataku terbelalak. Bima menciumku.

"Aaaaahhhh ... aku mau keluar !" Teriaknya. Gerakan pun makin intens, aku hanya bisa pasrah. Dan aku pun akan ke puncak juga.

"Annnjjjiiinnggg ... " lolongnya, dia menghujamkan benda itu sampai ke ujungnya. Membuatku terbelalak.

"Aaaassssshhhh .... " mulutku terkunci karena ciuman Bima yang sangat bernafsu. Kedua cairan pun memuntahkan laharnya, didalam lubang di luar. Satu dari Bima yang cukup banyak dan dariku tanpa ku sentuh sama sekali.

Tubuh Bima ambruk di atasku, nafasnya terengah dan masih memburu terdengar di telinga, tanganku masih memeluk tubuhnya yang basah kuyup, begitu pun juga aku. Mataku terpejam, benda keras itu masih ada di dalam sana, tapi ... kok tetap keras ?

Perlahan ku buka mataku, aku menatap kak Bima yang juga membalasku, nafasnya terasa di wajahku.

"Lo ... suka ... ?" Bisiknya, aku menelan ludah, boleh percaya atau tidak, suka dan benci kini ada dalam diriku.

"Iya ..." ucapku pelan, dia tersenyum.

"Plop ... " dia mencabut batang kemaluannya, aku mendesis kecil. Kurasakan ada yang hilang. Kak Bima berbaring di sampingku. Matanya terpejam dan dadanya bidang kekar itu naik turun. Tubuhku lemas, tapi debaran itu ada dalam diriku.

ANDRA & DANIELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang