POV PUTRA
"Tunggu, dari siapa surat ini? Bisa saja itu bukan dari kak Bima ?" Tanyaku, tak percaya.
"Dia sendiri yang memberikannya kemarin !" Katanya menatapku yang terkejut mendengarnya.
"Kemarin ?"
"Iya, setelah gue nelpon lo! gue bertemu dengannya dan ... dia memberikan itu ... ! Dia ngomong, engga suka dengan gue dan tak perlu dekat-dekat dengannya !" Ucapnya pelan, air matanya menetes.
"Gila tuh anak !" Makiku, aku memeluk Rima, tapi tak lama, dia melepas pelukanku dan mengusap air matanya.
"Gue ... engga apa-apa! Tapi yang gue pikirin adalah lo !" Katanya aku tertegun.
"Maksud lo ?"
"Lo merasa engga, keluar dari harimau masuk ke kandang buaya !" Ujarnya. Aku terdiam.
"Gue melihat lo sore itu dengan dia! Semuanya, kata-katanya dan senyum seringainya itu! Gue melihatnya Putra! Gue tahu lo menyelamatkan gue, sedang lo melakukan itu karena ... gue !" Katanya, aku bagai di sambar geledek, Rima tahu semuanya
"Sorry Put, gue engga bisa berbuat apapun! Tapi ... gue udah minta sama ka Rian untuk ada yang menggantikan gue yang mengundurkan diri! Semula dia menolak, tapi gue ... tahu kok rahasia dia yang sebenarnya dengan mr Jack !" Lanjutnya, yang membuatku tak percaya.
"Siapa Ma ?" Tanya gue.
"Joana !" Jawabnya, gue terkejut dan terdiam.
"Kurasa dia lebih berani daripada gue! Dan ... gue udah ceritain semua ini kepadanya dan dia setuju !" Ujarnya.
"Sorry ya, Put! Ini semua demi lo !" Katanya, aku tak bisa berkata apa-apa.
"Hei !" Tiba-tiba ada yang menyapa dan itu Joana.
"Jo, gue sudah bilang semua sama dia !" Ujar Rima, Joana mengangguk.
"Dasar lo! kalian berdua ini ya !" Katanya menggeleng kepala.
"Ya udah gue pamit pulang ya! Gue engga apa-apa kok, jangan khawatir sejak pertama juga sudah gue sadari kebodohan yang gue lakuin ini, dan tidak tahu bakalan begini jadinya !" Sambil melirik ke arahku.
"Gue juga engga apa-apa kok! Gue melakukannya karena lo sahabat gue !" Akhirnya aku mengatakannya. Rima memelukku erat dan pamit pergi.
"Oke, sekarang tunjukin kerjaan gue Put! Sekalian gue ingin tahu semuanya! Jangan di tutupi apapun !" Katanya keras, seperti biasanya dan aku hanya bisa mengangguk sambil menghela nafas. Dan aku ajak dia ke klub basket.
------------
Akhirnya hari yang di tunggu pun tiba, semua anggota berkumpul, Daniel ada di antara mereka dia melirikku, aku menunduk. Tiba-tiba Joana menyenggol tanganku.
"Apaan sih " bisikku, karena pelatih sedang memberikan pengarahan.
"Si Daniel kok lihatin elo terus ?" Tanyanya.
"Mana gue tahu ?" Jawabku, tapi Joana malah tersenyum.
Setelah pengarahan dilakukan seleksi tim A dan B satu kelompok Bima dan satu Daniel. Yap walau sudah senior kak Bima sebenarnya baru bergabung setahun lalu setelah pindah dari Amerika kemari. Aku pun baru mengenalnya dari Rima, karena dia sering curhat tentang seseorang disukainya. Dan memang Bima langsung melesat menjadi idola di sekolah, setelah masuk tim basket dengan kemampuan yang hebat.
Sayang sifatnya yang playboy sehingga agak sombong seperti itu, aku terdiam tadi dia sempat berbisik kepadaku.
"Nanti main lagi ya !" Membuatku merinding.
Sekarang kedua tim sedang melakukan latihan pemanasan. Hal ini berlangsung sampai sore hari. Oh iya aku berada di kelompok Daniel sedang Joana di kelompok Bima. Ketika sore harinya aku menuju kamarku ibu asrama memberikan kunci kamar kepadaku. Tunggu kok ini seperti kunci untuk anggota tim basket? Tapi ya sudahlah, tidak apa-apa.
Baru saja aku hendak ke kamar ada yang menarikku dan itu adalah kak Bima !
"Lepasin !" Teriakku, tapi dia tak perduli dan membawaku ke gudang belakang dan kemudian mendorongku masuk ke dalam.
"Lo, pasti rindu gue kan ?" Bisiknyw, aku berusaha melawan tapi tubuh Bima kini sudah menghimpitku, aku b8sa merasakan nafasnya memburu di leherku. Tak lama dia mulai mencium leheeku.
"Lepasin ... jangan !" Aku berusaha mendorong tubuhnya.
"WOI ....!" Tiba-tiba terdengar sebuah teriakan dari luar. Aku dan Bima terkejut. Aku berhasil melepaskan diri dan keluar dari dalam kamar mandi. Aku terkejut ketika melihat Daniel ada di sana. Begitupun dengan Bima.
Bima langsung pergi, sementara dia menatapku tajam, aku hanya bisa menunduk.
"Muu sampai kapan lo seperti ini ?" Tanyanya.
"Gue terpaksa !" Jawabku, Aku kemudian menceeitakan semuanya.
"Ya, udah! Kita ke kamar !" Katanya, aku tertegun.
"Maksudnya ?" Tanyaku.
"Lo, kan teman sekamar gue !" Katanya, sambil menarik tangan, aku hanya menurut saja dan mengikutinya.
Dan begitulah, ceritaku tentang Bima dan juga Daniel. Dan aku baru tahu, kalau keduanya adalah musuh bebuyutan sejak dulu. Aku pun sekarang sudah resmi menjadi pacarnya. Ya, begitulah yang di yakini olehku dan Daniel.
Walau terlihat aneh, yang sebenarnya itu sudah menjadi rahasia umum. Seperti yang aku ceritakan di awal. Aku hanya menikmati dan menjalankan hubungan ini dengan baik. Aku cukup tahu diri kok, dengan status murid-murid di sini, termasuk Andra dan Daniel yang neneknya adalah salah satu anggota dewan kehormatan sekolah.
Lagi pula, bukankah hubungan seperti ini tak lama kan ? Mungkin nanti bila sudah lulus, Daniel akan berpaling ke wanita sesungguhnya. Apa yang kami jalani hanya sebatas romansa remaja saja. Bukannya aku tak percaya cinta sejati. Tapi ayolah, selama aku menjadi gay, sudah tahu baik buruknya menjadi seorang gay. Yang di inginkan mereka hanya seks semata.
Lagi pula aku punya cita-cita dan tujuan hidup sendiri, yaitu untuk pergi jauh dari sini, mungkin luar negeri adalah tempat yang cocok buatku. Bukan hanya mencari pengalaman baru, tapi juga untuk kehidupanku selanjutnya. Di luar mungkin orang bisa menerima aku sepenuhnya. Tiba-tiba ponselku berdering.
"Lo dimana ?" Tanya Daniel, aku tertegun dan melirik jam tanganku. Oh, astaga! Aku lupa ... ada janji dengannya hari ini.
"Sorry, Niel! Tadi bu Mirna meminta gue membawa buku tugas ke ruangannya !" Kataku, menjelaskan apa yang terjadi.
"Ya, sudah! Cepetan !" Pintanya.
"Iya !" Jawabku, tersenyum. Ketika keluar dari kelas setelah mengambil tas, aku bertemu Anggi, dia menatapku tajam.
"Dengar ya Put! Daniel itu milik gue !" Katanya, aku tertegun. Aku tahu Anggi berteman dengan Andra saudara Daniel. Aku juga tahu hubungan keduanya di masa lalu.
"Tenang aja, Nggi! Hubungan gue sama Daniel engga lama kok! Lo tahu kan, dia hanya ingin sesuatu yang baru aja! Dan itu hanya sekilas doang !" Jawabku, tersenyum dan pergi. Waw ... sejak bersama Daniel, aku seperti mendapat energi baru. Sedang Anggi hanya terdiam.
"Lo, terlambat !" Katanya sambil menatapku, di parkiran sekolah.
"Sorry !" Jawabku sambil tersenyum, dia hanya menggeleng kepala dan membuka pintu mobil. Kini dia menyetir mobil sendiri tidak di antar jemput lagi. Kecuali saudaranya Andra.
Aku masuk ke dalam mobil dan dia memutar, kemudian duduk di belakang kemudi.
"Emang, kita mau kemana sih ?" Tanyaku, dia hanya tersenyum sambil menatapku dan kemudian mengecup bibirku, aku tertegun.
"Niel! Nanti ada orang !" Kataku, dengan muka merah.
"Emang siapa yang lihat! Noh, kosong tak ada orang !" Katanya sambil menunjuk dengan matanya, kemudian menatapku dengan tatapan agak mesum, dan dia mendekatkan lagi wajahnya.
"Niel .... " kurasakan bibir hangatnya menyapu di atas bibirku, Aku menikmatinya ...
Bersambung ....
KAMU SEDANG MEMBACA
ANDRA & DANIEL
RomansaSpin off dari DASEP SI TUKANG PIJIT ... Kisah Andra dan Daniel ... Andra remaja yang memang mempunyai kekurangan tapi itu tidak membuat dia rendah diri justru menjadi kuat, aktif dan pintar ... Daniel berwajah indo, jago olah raga dan playboy siapa...