Bagian 12

443 21 0
                                    


Andra terbangun dari tidurnya ketika merasakan getaran ponsel di samping tubuhnya. Sebenarnya itu alarm di pasang dalam mode getar. Andra menggeliat tubuhnya dan mengambil posel kemudian melihat jam berapa sekarang. Tak lama dia pun bangun dan menuju kamar mandi.

"Pagi !" Sapa semua yang sudah berada di meja makan. Ada oma, Daniel dan yang lainnya. Sepertinya mereka sudah bangun duluan. Ini hari pertama bagi Daniel dan Andra masuk sekolah.

Setelah selesai sarapan, Daniel duluan berangkat. Sementara Andra dan saudara sepupunya pergi di antar sopir. Tak lama mereka tiba di sekolah. Andra tiba di kelas dan menyapa teman-temannya. Begitulah semua kembali seperti semula, dan sedikit melupakan apa yang terjadi waktu MOS yang lalu.

Suatu hari, waktu bel pulang pun berdering semua murid pun keluar tapi tidak seluruhnya pulang, karena biasanya ada kegiatan extrakulikuler tambahan sekitar satu sampai tiga jam kedepan. Bisa olah raga, musik dan lainnya. Hal ini terjadi setiap hari dari senin sampai jum'at. Sedang hari Sabtu lebih ke santai sih, dari baju hingga pelajaran. Ya, di sekolah ini hari Sabtu dibebaskan menggunakan pakaian biasa tapi tetap harus sopan. Pelajaran pun tidak banyak dan langsung boleh pulang.

Andra memutuskan untuk ikut extrakulikuler dua sekaligus yaitu karate dan piano, teman-temannya agak terkejut tapi tidak dengan sahabat dekatnya sebelum dia pindah waktu lalu. Mereka sudah tahu kegiatan Andra sebelumnya.

Begitu pun dengan guru pelatihnya, Andra pun langsung di terima di klub Karate tanpa ada 'mos' atau perkenalan. Ban tingkatan Andra pun sudah cukup tinggi, di banding murid lainnya.

"Wow, gue engga nyangka! Dia sehebat itu !" Bisik semua, kecuali kakak kelas yang masih kenal Andra salah satunya kak Bara, dia tersenyum bangga melihat kemampuan Andra yang maju pesat, di balik tubuhnya yang agak 'mungil' ternyata mempunyai kekuatan besar. Tak heran sih, bokapnya selalu melatihnya bela diri, karena takut Andra terjadi apa-apa.

"Oke cukup Andra !" Pak Samuel tersenyum melihat kemampuan Andra yang tadi di perlihatkan.

Dari semua yang kagum, ada satu yang terlihat mukanya memerah dan malu. Dan dia adalah Jason, yang tanpa di duga masuk klub Karate. Di balik sikapnya seperti itu ternyata dia orang yang 'lemah' secara kekuatan fisik. Sementara ke sombongannya selama ini karena pengaruh uang, membuat ia mempunyai banyak teman. Rasanya dia ingin pergi dari situ sekarang juga, tapi tidak bisa.

"Latihan kali ini kita berpasangan ya! Yang tingkatan tinggi akan melatih para juniornya! Oke ?" Perintah pak Samuel yang bertubuh kekar dan mantan atlet Karate tingkat nasional dan internasional. Semua mengangguk. Tanpa di duga Jason berpasangan dengan Andra.

Andra terkejut, tapi Jason bersikap cuek. Mereka berdiri berhadapan. Andra masih ingat apa yang dilakukan lelaki di hadapannya, yang telah melakukan tindakan tak senonoh alias menciumnya dan bermaksud lebih dari itu.

"Oke. Dimulai !" Teriak pak Samuel.

"BBRRRUUGH !"

"Anjir, sakit tahu !" Semua melirik ke arah Jason yang terbanting oleh Andra, tapi semua hanya tersenyum saja. Muka Jason memerah merasa malu luar biasa. Dia kembali menerjang Andra tapi kembali kejadian terulang.

"Kamu itu murid baru atau ..." tanya Andra menatap Jason heran, karena sikapnya seperti mau berkelahi bukan jurus karate, apalagi dasarnya.

"Gue ... emang masih baru !" Jawab Jason, seperti mengerti gerakan tangan Andra, pemuda imut dan tampan itu menghela nafas.

"Ya, udah! Untuk sementara aku akan latih kamu dasar karate dahulu !" Katanya, Jason tidak bisa membantah Andra.

Dan Jason, kembali menahan malu di perhatikan oleh yang lain karena baru latihan dasar karate oleh Andra, tapi dasar muka tebal. Jason tidak perduli dia menurut saja.

"Oke, latihan hari ini selesai! Bagi pemula, ingat dan latihan di rumah dasar-dasarnya! Karena nanti akan ada ujiannya !" Ujar pelatih pak Samuel.

"Baik ... pak !" Teriak semua, setelah memberi hormat, bubar jalan. Ada yang istirahat dahulu, atau langsung ke tempat ganti.

-------------------

Andra mengambil botol minuman dan meminumnya karena haus, dia duduk di pojokan ruangan dojo. Tidak langsung ganti baju. Beberapa teman menyapanya sebelum pergi. Ternyata Jason pun juga melakukan hal yang sama.

Jason terdiam, setelah mendengar info tentang Andra. Yang memang mengetahui dia jago bela diri, bukan hanya karate, taekwondo pun juga bisa. Semenjak kejadian itu entah kenapa selalu tebayang di otaknya. Dia bukan 'gay' atau 'homo' tapi ...

"Shiit ... ada apa dengan gue !" Ucapnya tak sadar dan mengusap wajahnya. Jason melirik ke arah Andra dan ternyata dia sedang menatap tajam dirinya. Muka Jason memerah, dan langsung berdiri mengambil tasnya lalu pergi.

Andra kembali menghela nafas, dia tidak bisa menghakimi perbuatan Jason waktu lalu, karena terbukti lelaki itu tidak sekuat yang dia duga. Dan dia dilarang menggunakan kekuatannya untuk hal-hal buruk. Semua ilmu bela diri yang di pelajarinya, semata-mata hanya untuk membela diri saja tak lebih. Dia pun bangun dan menuju tempat ganti.

Di ruang ganti sudah sepi, ada ruangan locker, ruang ganti dan shower. Andra sedang berdiri di lockernya dan membuka pintu.

"Hei, kalian mau ngapain! Lepasin ...!" Teriak seseoran. Andra terkejut dan tanpa sadar menghampiri ruang shower.

"Hei Jason, gue engga nyangka lo selemah itu !"

"Iya, sombongnya aja setinggi langit !" Ejek dua orang cowok. Dan Jason terlihat terpojok sambil menutup tubuh telanjangnya di ruang shower.

"Lo ternyata banci ya? Ha ... ha ...! Engga nyangka banget !" Ejek pria tadi yang tidak di ketahui siapa dia.

"Kurang ajar, gue bukan banci tahu !" Jason marah.

"Lo mau pukul gue, hah ?" Lelaki itu menantang,

"BRUUGHH ...!"

"AAAHHHH !"

Suara kesakitan terdengar, Jason terlihat terlempar ke dinding shower, bibirnya berdarah.

"Kurang ajar! Hajar dia !" Perintah satunya.

"Lepasin dia !" Terdengar suara teriakan, yang tidak terlalu jelas di tangkap dan itu suara Andra, keduanya berbalik dan menatap pemuda itu, tapi mereka terdiam lalu pergi begitu saja. Seakan sungkan melawan Andra.

"Kali ini lo bisa lolos !" Bisik ancaman lelaki itu sebelum itu. Jason mengepalkan tangannya karena marah, merasa terhina.

"Lo engga apa-apa ?" Tanya Andra, tanpa sadar menyentuh bibir Jason yang berdarah, dia tertegun dan menatap pemuda di hadapannya. Dia merasakan ujung jari Andra menyentuh bibirnya, seketika ada perasaan aneh melanda dirimya. Tanpa di duga dia memegang tangan Andra.

"Le ... lepasin !" Ucapnya gugup dan langsung pergi sambil mengambil handuk, Andra terdiam dan melirik ke arah peralatan mandi yang tertinggal milik Jason.

"Sialan !" Umpat Jason, dia berusaha membuka pintu lockernya. Mukanya memerah, tanpa sadar air matanya seperti hendak keluar dia menunduk.

"Ini punya lo ?" Tiba-tiba Jason terkejut dan melirik ke arah Andra yang memegang perlengkapan mandinya. Dan di ambilnya  tanpa berbicara sama sekali.

"Gue tahu siapa mereka !" Ucap Andra dengan bahasa isyarat, dan Jason pun tahu juga. Keduanya adalah preman sekolah ini, ulahnya sudah menjadi rahasia umum, harusnya sudah naik kelas tiga tapi tinggal kelas, gara-gara kebandelannya, pihak sekolah masih memberi mereka kesempatan.

Bersambung ....

ANDRA & DANIELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang