Aku tau, perasaan kita sama.
🌼🌼🌼Situasi yang sangat melelahkan sedang menghadang Jasmine. Dimana dia ingin marah dan berteriak pada lukanya tapi selalu ditahan oleh sebuah keadaan. Jasmine benar benar capek dengan semua yang sedang menghadapinya.
Duduk dengan tatapan kosong ke depan dan tak memperhatikan apa yang dijelaskan guru di depan tengah Jasmine lakukan. Pikirannya selalu membawanya ke berbagai hal masalah. Masa lalunya kembali datang dan menyakiti hati serta mengusik pikirannya.
"Mama tidak pernah berharap ini ada sama kamu, Jasmine!"
"Pergi kamu dari rumah ini!"
"Lo bunuh nyokap gue?"
"Gue benci pernah kenal sama lo!"
"Seharusnya kamu gak ada didunia ini!"
"Kamu tega lukain adek kamu?"
"Gue benci sama lo!"
"Kalo suatu saat lo lebih milih cinta dari pada persahabatan kita, jangan harap lo masih jadi bagian kami. Jadi Tolong pikirin ini!"
"Seharusnya lo gak dateng semalam! Seharusnya lo gak ada dalam hidup gue! Gue udah nyakitin orang lain hanya karna sayang sama orang jahat kayak ELO!"
"CUKUUP!" teriak Jasmine mengagetkan seisi kelas.
Gadis ini sekarang menjadi pusat perhatian dari semua orang yang ada dikelas, semuanya menatap Jasmine kaget serta bingung.
"JASMINE!" seru Guru wanita di depan sana.
Jasmine tersentak sadar melirik sekitar lalu menatap ke depan dan mendapati tatapan tajam gurunya.
"I-iya Bu?"
"Kamu kenapa teriak?" tanya Lina, gurunya Jasmine.
Jasmine tersenyum canggung, ia menyelipkan rambutnya disela telinganya, "Maaf Bu."
"Kamu lagi banyak pikiran ya? Sampe teriak kayak gitu." Jasmine memilih diam untuk tidak mendapat masalah.
"Sana cuci muka kamu," perintah Lina.
Jasmine mengangguk canggung, ia berdiri lalu berjalan keluar kelas. Dinna melihat semua itu mengangkat sudut bibirnya, "Dasar!"
🌼🌼🌼
Jasmine mengusap seluruh wajahnya dengan air sampai beberapa helai rambutnya ikut basah. Setelah selesai ia menatap wajahnya di pantulan cermin toilet.
"Kenapa lo ngungkit semuanya sih?" ucapnya pada dirinya sendiri.
"Bodoh banget astaga!" Jasmine mengusap wajahnya lalu menjambak rambutnya sendiri.
Ia gusar dengan semua ini, rasa rasanya otaknya akan pecah karena pikiran didalamnya yang sudah membludak. Lama berdiam diri didalam toilet, Jasmine mendapati kedatangan Dinna.
"Lo kenapa?" tanya Dinna agak membaik.
Jasmine menggeleng, "Gak papa!" ingin rasanya pergi untuk menghindari rasa bersalahnya, namun tangannya dicekal hingga memberhentikan langkah Jasmine.
"Gue gak nyangka, lo udah pernah bunuh orang?" bisik Dinna tepat di samping Jasmine.
Jasmine memelototkan matanya, darimana Dinna tau soal itu?
"Din!" tekan Jasmine pelan, menghentakkan tangan Dinna yang mencekalnya
"Why? Gak usah khawatir, gue bisa jaga kok asal ..."
"Lo apaan sih? Gue gak pernah lakuin hal i--"
"Lakuin apa yang gue suruh! Jauhin Keiro demi Acha!"
"D--Din?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Just - Mine
Teen Fiction"Kamu hanya milikku, bukan milik siapapun." "Aku milikmu dan kamu miliku." Mengisahkan seorang gadis yang menginginkan miliknya tapi dimilik orang lain. menginginkan seseorang yang awalnya telah menjadi miliknya tapi kini menjadi milik orang lain...