Rumah Lama

13 2 0
                                    

Merindu bukanlah alasan untuk bisa kembali di masa menyakitkan.
🌼🌼🌼

Apa kata Lionel di setujuinya hingga disinilah dirinya sekarang, di depan rumah minimalis yang sangat dirindukan gadis ini.

Lionel melirik gadis di sampingnya yang sudah menunjukan wajah mendung menatap ke arah rumah masa kecilnya. Merasa iba, Lionel memegang tangan Jasmine guna memberikan kekuatan untuk gadis yang sudah ia klaim sebagai miliknya.

Jasmine merasakan tangannya di apit, ia mendongak menatap Lionel, "Gue gak bisa, kita pulang aja ya?" pinta Jasmine.

Sejujurnya Jasmine ingin bertemu dengan mereka tapi mengingat bahwa dirinya sudah bukan bagian dari rumah ini, Jasmine tidak ingin memunculkan pertengkaran di waktu itu.

"Oh? Jadi selama ini kamu udah jadi simpan cowok? Tinggal di rumah sama cowok yang nggak kamu kenal?"

"Papa gak habis pikir dengan pikiran kamu, Jasmine. Kamu lari dari rumah dan ngorbanin harga diri kami?"

"Pah! Jasmine gak kayak gitu!"

"Terus kayak apa, Hah? Apa ada alasan lain buat ngejelasin siapa cowok di samping kamu itu?"

Saat itu, Jasmine hanya terdiam karena tak tahu harus memberikan penjelasan seperti apa karena orang tuanya tidak ada yang memercayainya.

"Dia udah saya anggap sebagai adek saya."  itu suara Lionel, saat itu Jasmine sangat menyesal mengajak Lionel menemui orang tuanya karena setelah ini terjadi sesuatu yang tidak Jasmine inginkan.

"Adek? Yakin masih adek? Setelah tinggal bersama selama beberapa hari yakin masih dianggap adek?"

"Ma, Stop!"

"Mulai hari ini kamu jangan pernah manggil saya Mama lagi. Kamu keluar dari rumah ini sesuka hati kamu dan sekarang tinggal dengan lelaki lajang, untuk apalagi kamu kesini? Kamu sudah tidak membutuhkan kami lagi bukan?"

"Mama,"

"Bu, Jasmine nggak --"

Bugh!

"LIO!"

"Sekarang pergi dan bawa anak itu dari rumah ini dan jangan pernah kesini lagi!"

"Terakhir kali ..." Jasmine melirih mengingat terakhir kali ia menemui kedua orang tuanya dan berakhir perdebatan yang cukup besar.

Lionel menghadapkan tubuhnya menatap Jasmine, "Lo masih ingat kejadian itu?"

Jasmine balas menatap Lionel, "Anak mana yang gak inget kata-kata menyakitkan dari orang tuanya?"

Sebelah tangan Lionel mengusap rambut Jasmine lalu turun mengusap pipi gadis didepannya, "Itu udah lama seharusnya lo yakin kalo mereka mungkin sekarang kangen dan nunggu lo."

"Kalo enggak dan kejadian waktu itu ke--"

"Hust! Lo berisik." potong Lionel.

"Percaya sama gue, kita bakal tau kalo kita ketemu sama mereka."

Jasmine berpikir sebentar hingga kedua tangan Lionel mengusap pipinya dengan sedikit mencubit pipinya membuat Jasmine memantapkan hatinya untuk masuk.

Just - MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang