Kebenaran

9 0 0
                                    

Sangat lelah tapi masih harus berjalan, itulah perjuangan.
🌼🌼🌼

Terlihat sangat pagi untuk Acha bangun, bukan karena keinginannya. Gedoran pintu kamarnya tanda ada orang memaksanya untuk bangun dari tidurnya. Ia lelah semalaman menangis makanya bengkak serta lingkaran hitam di matanya dapat terlihat jelas.

Acha membuka pintunya dengan malas, dia melihat ada kaki berbalut celana panjang formal. Darinya Acha tau siapa yang menganggu tidurnya.

"Kerjaan gue udah lo kerjain kan?" Acha tak minat untuk menatap wajah yang berbicara ini.

Acha berjalan ke dalam kamarnya lagi lalu mengambil beberapa berkas serta flashdisk di mejanya kemudian memberinya pada orang di depan pintu itu.

"Good girl! Lo emang adek gue!" lontarnya, Arya! Dia kakaknya Acha.

Acha tak berniat membalas ucapan Kakaknya, ia hendak menutup pintu kamarnya namun di tahan laki laki itu.

"Tumben lo gak natap gue?" tanya Arya merasa aneh dengan sikap adiknya.

"Gak papa, Kak!" jawab Acha setengah lirih.

"Lo gak sakit kan, Cha?" tanya Arya menyentuh kening sang adik tapi Acha menarik dirinya.

"Cha!"

"Sejak kapan Kakak peduli sama Acha?" tanya Acha akhirnya menatap manik sang Kakak.

Acha melihat wajah Arya, setiap Acha melihat wajah Arya ada rasa marah dan sayang dalam hatinya. Acha marah dengan sikap Arya yang tidak sering memperdulikannya tapi Acha menyayangi Kakaknya karena hanya Aryalah yang Acha miliki di dunia ini. Setelah ayah dan ibunya meninggal, Acha berjanji akan terus bersama Arya dan selalu mematuhi ucapan sang Kakak.

"Acha, jangan mulai!" tegur Arya.

Acha menunduk, ia ingin marah marah pada Kakaknya tapi selalu kalah dengan perasaan dalam hatinya yang menyuruhnya untuk selalu patuh.

"Mata lo kenapa bengkak?" tanya Arya yang sempat melihat bengkak mata Acha.

"Gak papa,"

"Sejak kapan lo milih gak cerita sama gue?" tanya Arya lagi.

Walaupun Arya sering tidak dirumah dan tidak bersikap baik, Arya tetaplah Kakaknya yang bertanggung jawab atas Acha.

"Acha semalam nonton film sedih, makanya kayak gini!"

"Jangan boong!"

"Acha gak boong Kak!"

"Penyebabnya bukan cowok lo kan?" Arya mengetahui Adiknya yang sudah punya pacar.

Acha menggeleng ragu, "Acha nangis karna film, Kak!"

"Awas aja lo sampe boong!"

"Udah gue berangkat kerja dulu,"

Acha mengangguk cepat, setelah melambai singkat Acha masuk kamar kemudian menuju kamar mandinya.

Ia pening karna menangis semalaman, untuk pagi ini Acha tidak berniat untuk menangis lagi.

Setelah mandi, Acha memilih untuk bersantai di taman samping rumahnya sambil menikmati kopi ditemani sarapan roti yang ia buat.

Acha nampak menelfon seseorang, "Halo Din!"

"Iya kenapa?"

"Ntar kalo ke rumah gue, beliin donat di tempat biasa ya!"

"Siap. Gue baru aja mau nawarin lo, eh lo-nya malah ngomong duluan."

"Hm, makasih ya!"

"Santai. Gimana? Udah baikan hatinya?"

"Sekarang udah baikan lah, tapi gue masih butuh donat!"

Just - MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang