Seharusnya sadar bahwa KARMA akan selalu datang beriringan dengan PENYESALAN
🌼🌼🌼Suasana pagi yang berbeda untuk lelaki lainnya. Laki-laki yang ikut menginginkan Jasmine sebagai miliknya, Arlan! Arlan sudah mencari Jasmine ke berbagai sudut sekolah namun tak kunjung menemukan gadis itu. Ada sesuatu yang harus dia pertanyakan pada gadis itu.
Terakhir kali melihat Jasmine dengan lelaki lain tampak romantis menumbuhkan amarahnya. Jadi untuk menghilangkan pikiran negatifnya, Arlan ingin menanyakan semuanya sekarang.
"Keiro? Ah ralat, Arlan!" ucap Dinna memutar matanya malas karena tak sengaja melihat Arlan berlari memasuki perpustakaan.
"Ngapain dia ke perpus?"
Karena rasa penasaran, Dinna mengikuti langkah Arlan.
Kondisi yang senyap mampu menemukan tubuh tinggi lelaki itu ketika Dinna memasuki perpustakaan. Namun nyatanya bukan hanya Arlan yang ada di dalam ruangan itu, ada satu gadis yang belum lama ini juga dikenali Dinna.
"Jasmine gak masuk." itu kalimat yang didengar Dinna yang keluar dari mulut gadis di depan Arlan.
"Kenapa? Dia sakit?"
"Nggak, bukan! Dia izin ke rumah Mamanya." jawab Melati.
"Jadi Jasmine gak masuk? Ke rumah nyokapnya?" ketika mengatakan itu, Dinna perlahan menarik sudut bibirnya.
"Kayaknya ada sesuatu nih."
"Dinna?" Tanpa sadar Arlan sekarang sudah berdiri didepannya dengan tatapan tanda tanya.
"Ngapain lo kesini?"
Dinna gelagapan, tidak mungkin dia jujur kalau dirinya mengikutinya dari tadi.
"E--emang kenapa? Ini kan perpus, gue kesini mo nyari buku lah." jawab Dinna dan tentu saja bohong.
Arlan menatapnya sebentar lalu pergi tanpa berbicara apapun. Lelaki itu pergi karena ada sesuatu yang harus dia lakukan sekarang.
Sepeninggal Arlan, Dinna langsung mengambil ponselnya lalu menelfon seseorang.
"Cha, ada berita heboh." Dinna pergi masih fokus berbicara dengan ponselnya meninggalkan Melati sendiri.
"Gak jelas banget." ucapnya lalu kembali fokus membaca buku.
🌼🌼🌼
Di lain tempat Jasmine menatap jenuh seseorang yang berdiri didepannya. Bagaimana tidak, lelaki yang menjabat sebagai Kakaknya itu tak urung pergi padahal sudah sejak tadi dirinya mengatakan ada keperluan penting hingga mengharuskan Lionel pergi.
"Gue batalin aja deh."
"Stop ya! Kayak anak kecil aja tau nggak, sana pergi!" usir Jasmine.
Sebenarnya Jasmine juga tidak ingin Lionel pergi tapi mendengar ada hal penting maka mau tidak mau Jasmine harus rela. Lagipula ini adalah kesempatan untuk dia belajar tidak bersama dan bergantung lagi dengan Lionel.
"Jahat banget gue di usir." ucap Lionel pelan.
"Li! Lo udah di tungguin, udah sana pergi."
"Lho, Lionel belum berangkat ya?" Jasmine berbalik menemukan Ibunya berjalan mendekatinya.
"Tan, Jasmine boleh ikut nggak?" kata Lionel beralih memegangi kedua tangan Dania.
Wanita paruh baya itu lantas melirik putri sulungnya lalu tersenyum kemudian mengangguk.
"Nggak! Mama kok ngizinin sih? Li! Kalo lo gak pergi gue bakal marah dan gak akan maafin lo." final Jasmine.
"Sayang, kamu udah terbiasa sama Lionel begitupun sebaliknya. Lionel pasti gak pengen jauh dari kamu karena selama ini ada seorang adik di samping dia. Mama gak papa kalo kamu pulang lagi bareng Lionel." jelas Dania.
KAMU SEDANG MEMBACA
Just - Mine
Teen Fiction"Kamu hanya milikku, bukan milik siapapun." "Aku milikmu dan kamu miliku." Mengisahkan seorang gadis yang menginginkan miliknya tapi dimilik orang lain. menginginkan seseorang yang awalnya telah menjadi miliknya tapi kini menjadi milik orang lain...