School happiness

16 0 0
                                        

If I don't belong to you then I don't belong to anyone because all I want is you.
Keiro Lan Maganta

🌼🌼🌼

Jasmine sampai di depan gerbang sekolahnya dengan tentu Lionel yang mengantarnya. Gadis itu tersenyum menemukan Melati berdiri tak jauh dari tempat ia berdiri sedang melambai ke arahnya.

"Jas!" serunya ketika Jasmine sudah berada di depannya.

"Kok gue kangen ya sama lo?" ujarnya membuat Jasmine tertawa kecil.

"Wajar sih, gue emang orang yang gampang di kangenin." balasnya percaya diri.

"Kayaknya salah gue ngomongnya." Jasmine tambah tertawa karena ucapan Melati.

Karena Melati, Jasmine bisa sedikit tertawa dan menghilangkan pikiran atas kejadian kemarin. Hari ini dia bertekad untuk mengubah semuanya dan melupakan rasa sakit kemarin. Namun tekadnya perlahan hancur ketika berpapasan dengan seseorang yang menjadi alasan dirinya harus kembali berpisah dari keluarganya.

Tatapan keduanya bertemu memaksa kaki mereka perlahan melambat. Melati tahu akan terjadi sesuatu makanya dirinya mencoba untuk menarik Jasmine pergi, sekiranya untuk membuat mood pagi temannya bisa baik.

Brakhh! Seperti sengaja di senggol, Jasmine yang sudah tersungkur ke tanah itu menatap terkejut gadis juga biang didepannya tengah bersidekap dengan tatapan sinis.

"Eh! Lo sengaja ya?" seru Melati mendorong Dinna alih-alih membantu temannya berdiri.

"Iya! Itu emang cocok kan sama perebut?"

"Jaga ya omongan lo!"

Dinna tidak memperdulikan Melati, gadis itu berjalan dan berjongkok tepat didepan Jasmine.

"Gue gak akan pernah lupa sama apa yang udah lo perbuat sama gue kemarin! Lo bakal liat apa yang bisa gue lakuin buat balas rasa sakit yang gue rasa."

"Tamparan yang lo kasih ke Acha bakal gue balas disini." tambahnya dengan suara yang dibuat menyeramkan. Tapi Jasmine tidak merasa takut akan itu. Ia benar-benar muak dengan segala masalah ini.

Perlahan ia bangkit dengan sedikit bantuan temannya, "Dan gue, gue juga gak akan lupa sama apa yang lo perbuat sama gue kemarin. Gue gak mau coba-coba buat jahat sama lo, Dinn. Lo sahabat -- ah ralat, seseorang yang bahkan lebih buruk dari pada musuh."

"Lo pikir, gue bakal peduli sama rencana jahat baru lo? Jujur gue muak, gue pengen muntah sama hal menjijikkan ini."

"Silahkan! Tapi jangan kaget kalo rencana lo gagal, Dinn." finalnya lalu berjalan meninggalkan Dinna dengan mulut mengnga-nga.

Kepalan tangannya sangat kuat menandakan gadis ini sangat marah.

"Liat aja nanti! Lo bakal nyesel!" teriaknya tanpa menghentikan langkah Jasmine.

Gadis itu mengambil ponselnya lalu menelfon seseorang dan ketika panggilannya tersambung, ia sedikit kaget.

"Dinna? Arlan sekolah nggak? Kasihin hapenya ke dia, dia gak ngasih kabar dari kemaren." lirihan itu terdengar menyakitkan di telinga Dinna.

"Acha.." sepertinya tujuan untuk menelfon Acha salah. Seharusnya Dinna memberi Acha waktu untuk tenang tapi dirinya malah berniat memberi tahu apa yang Jasmine katakan padanya.

"Emm.. dia belum nyampe, Cha. Nanti kalo dia udah ada baru gue suruh dia buat nelpon lo."

Diseberang tidak ada jawab malah justru isakan yang tak kunjung redam, "Udah tenangin diri lo dulu. Kalo sampe Kak Arya Tau lo nangis sepagi ini dia pasti khawatir terus marah-marah sama lo lagi." nasehatnya. Walau Dinna tahu seperti apa Arya pada Acha. Kakak yang seharunya tidak disebut Kakak menurut Dinna itu tetap memberikan perhatian pada Acha walau setahu Dinna hanya secuil.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 13, 2024 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Just - MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang