Seorang perebut juga akan merasakan arti kehilangan.
🌼🌼🌼Cerah. Mentari yang masuk ke sela jendela kamar setiap orang dengan sinar yang cerah mampu menjadi alarm bangun tidur untuk setiap mahluk. Jasmine termasuk.
Mengerjap perlahan kala sinar mentari menusuk maniknya, berusaha untuk menerima sinar tersebut. Kala ia mendengar suara pintu ditutup barulah matanya mampu menangkap semua yang bisa di tangkap matanya.
"Lo mo kemana hari minggu gini?" tanya Jasmine pada Melati nampak sangat rapi.
Melati melirik Jasmine lewat pantulan cermin riasnya, "Ke rumah Kakak gue." jawab Melati.
Jawaban itu sontak membuat mata Jasmine membola, "Terus gue?"
"Lo masih di sini juga gak papa kok. Tapi lo harus tidur sendiri." jawab Melati lagi.
"Kok gitu?" tidak! Jasmine mana berani tinggal sendiri tempat yang hanya ada dirinya saja.
"Gimana lagi? Gue pulang ke rumah Kakak gue juga udah jadi rutinitas tiap minggu. Lo pulang aja kalo emang takut sendiri." timpal Melati memfokuskan diri untuk berdandan.
"Lo tega ya?"
"Gak tega cuman mo gimana lagi, gue juga udah kangen Kakak gue. Maafin ya, gue harus banget pergi."
Kata terakhir yang di katakan gadis itu sampai pintu kosan tertutup menyisakan dirinya yang tidak sempat berkata karena Melati sudah ngibrit duluan.
Dalam kondisi yang belum begitu sadar karena bangun tidur, moodnya hilang lagi di minggu pagi yang cerah ini. Sudahlah, Jasmine akan merebut kembali moodnya dengan melanjutkan tidurnya saja. Untuk apa yang akan Jasmine lakukan selanjutnya akan ia pikirkan setelah moodnya kembali baik.
🌼🌼🌼
Hari minggu adalah hari yang sangat menyenangkan untuk siapapun yang menikmatinya. Tapi tidak dengan lelaki yang di landa kekhawatiran tengah duduk diatas kasurnya sambil menatap kosong ke depan.
"Gue harus gimana?"
"Argghh bego banget! Kenapa gak dari dulu gue tau tentang lo? Kenapa waktu itu gue bisa bisanya nerima Acha ke dalam hubungan ini?"
Walau percuma, rontakan Arlan tetap keluar memenuhi kesunyian ruangan bernama kamar ini.
Selang beberapa lama bunyi ponsel mengisi kediamannya pertanda ada yang menelfon. Saat kedua bola matanya melirik nama si penelpon, rasa-rasanya Arlan tidak ingin mengangkat telfon tersebut tapi saat suatu ingatan...
"Sekarang, gue harus ngasih pelajaran buat orang yang udah buat hubungan kita kayak gini!"
Ingatan pertengkaran terakhri antara dirinya dengan Acha kemarin membuatnya mau tak mau mengangkat telfon dengan Acha sebagai penelfonnya.
"Jalan yuk!"
Sapaan itu terdengar biasa untuk Arlan saat benda pipihnya di dekatkan ke telinganya.
Lama tak ada jawaban, Acha kembali bersuara, "Kok diem? Lagu sibuk ya?"
"Nggak,"
"Yaudah, kita jalan yuk! Mumpung minggu."
"Kemana?"
"Kemana aja."
"Hm, yaudah."
Walau malas untuk Arlan, jaket yang terletak di kursi samping meja belajarnya diraihnya dan berjalan keluar setelah sesaat memakainya.
![](https://img.wattpad.com/cover/300802825-288-k395572.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Just - Mine
أدب المراهقين"Kamu hanya milikku, bukan milik siapapun." "Aku milikmu dan kamu miliku." Mengisahkan seorang gadis yang menginginkan miliknya tapi dimilik orang lain. menginginkan seseorang yang awalnya telah menjadi miliknya tapi kini menjadi milik orang lain...