R U M A H

12 1 0
                                    

Lo emang berubah.
Tapi gue gak nyangka,
Gue sebagai alasannya.
🌼🌼🌼

"Aaaaa akhirnya!" seruan itu terdengar sangat kencang di dalam bangunan bertingkat satu kepunyaan Lionel Margaswara.

Saat kedua pasang kaki memasuki bangunan itu, Lionel tersenyum karena gadisnya telah kembali. Ah Lionel ingin memeluknya karena memekik barusan.

"Seneng?" tanya Lionel.

Bohong jika Jasmine tidak senang tapi dia tidak ingin memberi celah untuk Lionel menganggap bahwa dirinya sudah memberikan kesempatan untuk laki-laki itu.

"Biasa aja." jawab Jasmine cetus.

Lionel di belakangnya langsung terkekeh mendengarnya, kaki laki-laki itu melangkah mendekati Jasmine di depannya.

"Laper nggak?" tanya Lionel setelah berada disamping Jasmine.

Jasmine menggeleng, bukan berbohong tapi memang dirinya tidak lapar karena pria di sampingnya ini sudah membuatnya kenyang dengan masakannya di rumah Melati tadi.

"Hm yaudah, gue ke kamar dulu." tutur Lionel lalu berlalu pergi setelah menepuk pucuk kepala Jasmine, gemas.

Jasmine memegang kepalanya, sikap Lionel benar benar aneh. Kadang bersikap manis kadang bersikap layaknya Kakaknya.

Jasmine seharusnya senang bukan? Tapi kenapa dia merasa itu sedikit mengerikan?

Ya, seharusnya dia senang karena Lionel bisa bersikap biasa dan tak selalu melakukan hal hal yang membuatnya tidak nyaman.

🌼🌼🌼

"Lan!"

"Lo mo kemana?"

"Gue harus pergi, gue harus mastiin apa yang dilakuin si brengsek itu sama Jasmine." sentak Arlan.

Semua wanita pasti akan sama merasakan rasa sakit yang di rasakan Acha. Wanita mana yang menyukai laki-lakinya lari dan pergi menemui wanita lain.

"Arlan, STOP!" seru Acha menghentikan langkah Arlan.

"Kalo lo berani pergi nyamperin Jasmine, gue beneran nekat sama dia." getaran keluar di sela kalimat Acha, cinta dan sahabatnya sedang di tengah pilihan. Dia tidak ingin kehilangan cintanya hanya karena sahabatnya.

Acha egois? Bukankah dirinya sudah bilang jika siapapun yang merebut miliknya, dia akan melakukan sesuatu.

"CHA! Stop kekanak-kanakan kayak gini. Gue kesana cuman mastiin Jasmine gak di apa-apain sama Lionel!" balas Arlan.

"Kalo dia sampe diapa-apain, urusan sama lo apa? Dia bukan siapa-siapanya lo. Dia berhak ngasih harga dirinya ke siapapun. Itu kan yang lo maksud? Lionel bakal rengut kehormatan di--"

Plak!

Perih, sakit dan nyeri terasa menusuknya. Air yang berusaha ia tampung di pelupuk matanya jatuh seketika begitu tamparan hebat menghantam pipinya.

Acha melirik Arlan yang terlihat terkejut dengan perlakuannya barusan.

"Ar--Lan?" cicit Acha.

Just - MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang