Aku takut meninggalkan mu tapi aku lebih takut menjadi jahat karena ingin memiliki mu.
🌼🌼🌼Seperti hari biasa, Jasmine berjalan menyambut hari di sekolahnya setelah turun dari mobil Lionel. Ya! Gadis itu mengikuti perintah Lionel untuk naik mobilnya karena perihal kemarin, dimana Jasmine mendadak demam. Dengan begitu laki laki itu tidak perlu repot untuk menjemput Jasmine.
"Kasih tau gue kalo kenapa-napa lagi."
"Hm!"
"Pulang kasih kabar."
"Iya."
"Jangan panas-panasan!"
"Iyaa!"
"Gue ke kantor dulu."
"Hm, hati-hati!" Jasmine melambai kepada Lionel yang mulai menjalankan mobil hitamnya.
Setelah laki laki itu pergi, Jasmine memasuki gerbang dengan hati yang tenang. Namun sepertinya ada hal yang terjadi padanya sehingga tatapan demi tatapan ia dapat dari setiap teman sekolahnya. Tak jarang pun Jasmine melihat ada yang berbisik-bisik didepannya.
"Gimana Jas? Durex-nya kerasa?" tanya seorang cewek di kumpulan cewek lainnya.
Jasmine langsung melotot, apa-apaan ini? Kenapa pertanyaan menyinggung dan menuduh itu melayang padanya?
"L-lo ngomong apa sih?"
"Gue saranin jangan main kasar, ntar robek berabe lu-nya!"
Jasmine tambah naik pitam, apa katanya tadi? Jasmine benar tidak habis pikir dengan pertanyaan tak jelas itu. Ia memutuskan untuk meneruskan jalannya menuju kelasnya.
Dan ya, ia pikir bisik-bisik serta tatapan itu sudah hilang tapi justru sepanjang jalannya tak sekalipun ia tidak mendangar orang membisikan hal buruk tentangnya.
Jasmine mengubah jalurnya menuju toilet, karena saat melihat lorong kelas menuju kelasnya begitu ramai seolah sengaja menunggu dirinya datang.
Tapi saat ia masuk ...
"Masa sih? Kok polosan Jasmine bisa sejahat itu?"
Jasmine berhenti sekedar mendengar perbincangan tentangnya itu.
"Kadang yang polos itu berbahaya!" Jasmine melotot kala suara lainnya menimpali, itu suara yang begitu ia kenali.
"Bukannya lo sahabatan banget sama dia? Kenapa lo gampang banget ngomong soal ini sama gue?"
"Cih, gue gak yakin dia bener sahabat atau nggak."
"Lo pikir dong, ngambil keputusan soal Acha aja dia lama banget. Kalo emang dia sahabat, ngapain ngulur waktu? Dia kayak gitu udah ngebuktiin kalo masih sayang sama Kei. Artinya, dia gak baik buat jadi sahabat. Karna mungkin suatu saat nanti dia bakal kayak gini lagi. Ya nggak?" sambungnya lagi
"Iya juga sih. Gue gak habis pikir kalo Jasmine bisa ngerebut pacar sahabatnya sendiri."
'ngerebut?'
"Gue masih ingat banget dimana Keiro minta maaf karna belom cinta sama Acha. Malam itu juga dia secara gak langsung bilang Jasmine masih deketin dia."
'deketin?'
"Oh ya? Gimana ceritanya?"
Dinna menerawang, mengingat malam dimana menjadi malam pilihan untuk Jasmine dan menjadi malam mencekam dari malam-malam sebelumnya.
Sepeninggalan Jasmine, kedua manusia dengan bibir yang bertaut itu di lepas paksa oleh Arlan secara sepihak. Dinna yang melihatnya kaget saat tak ada sambutan baik dari Arlan atas ucapan Acha tadi. Semua itu seperti meyakinkan bahwa Arlan, juga mencintai Jasmine.
![](https://img.wattpad.com/cover/300802825-288-k395572.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Just - Mine
Teen Fiction"Kamu hanya milikku, bukan milik siapapun." "Aku milikmu dan kamu miliku." Mengisahkan seorang gadis yang menginginkan miliknya tapi dimilik orang lain. menginginkan seseorang yang awalnya telah menjadi miliknya tapi kini menjadi milik orang lain...