Senang bertemu dengan mu setelah sekian lama.
Jasmine RadistaDering ponsel gadis di sebelahnya begitu menyentak telinga, Jasmine melirik Dinna dengan tatapan membunuh kala gadis itu tak kunjung menghentikkan dering ponselnya.
"Hm? Kenapa Cha?" ucapnya setelah meneguk setengah minumannya.
"Keiro udah ngasih pesan ke elo gak?"
"Pesan? Pesan apa?"
"Gak dikasih tau ya? Coba tanya Jasmine kalo ada?"
"Tadi Keiro ngasih tau sesuatu ke elo gak?" lontar Dinna pada Jasmine.
Gadis yang tengah mengaduk minumannya tersebut mengangkat wajahnya lalu mengangguk pelan.
"Apa?"
"Acha nyuruh kita ke rumahnya ntar malem!" Dinna mengangguk selepasnya
"Lu ngapain nyuruh gue sama Jasmine ke rumah lo? Mo jadiin gue sama dia nyamuk?"
"Enggak. Udah ikutin aja, lu kesini sama Jasmine."
"Yaudah deh iya!"
"Oke bye."
Jasmine melirik Dinna yang kini menatapnya tak terbaca, "Kenapa?"
"Lu ketemu sama Keiro tadi?"
"Gak sengaja,"
"Inget Jas, Kei itu--"
"Milik Echa?" potong Jasmine tersenyum.
"Gue tau kok, sadar diri juga gue siapa. Soal lo takut gue yang punya perasaan sama dia itu gak perlu. Selama 5 tahun terakhir gue bisa bertahan nyembinyiin ini, kenapa sekarang gak?" lanjut Jasmine fokus mengaduk minumannya.
"Dari kalimat lo, gue bisa nangkep kalo lo mau nunggu dia sampai kapan pun."
Jasmine menatap Dinna dengan sudut bibir terangkat, "Gue gak sejahat itu sama sahabat sendiri!"
"Gue berharap itu!"
"Eh Kak Ar- Kak Keiro dateng tuh!" riuh kantin dengan ucapan serupa menerpa telinga Jasmine.
Matanya tak berusaha untuk mencari keberadaan Arlan, justru ia menggunakan pantulan kaca ponselnya untuk melihat Arlan yang berdiri di belakanganya tengah mengobrol dengan salah satu teman cowoknya.
"Keiro itu ganteng, Echa juga cantik. Jadi mereka emang pas buat bersatu!" ujar Dinna dengan binar menatap Arlan.
"Gue duluan ya, Din!" seru Jasmine berdiri lalu berjalan melewati tempat Arlan berdiri sejak tadi.
Gue selalu berharap bola mata lu natap gue, Lan! batin Jasmine berhenti sebentar untuk melirik Arlan. Harapannya pupus melihat laki laki itu malah justru mengobrol dengan beberapa temannya. Sedikit kecewa, Jasmine berjalan dengan kaki disentak sentakan.
🌼🌼🌼
Jasmine tidak pernah menawarkan diri untuk menjadi siswa kesukaan Guru, Jasmine benci berada disekitar para guru yang mungkin nantinya akan memburukkan wataknya di setiap hati teman kelasnya.
"Ini tugas tugas sekelas tadi, Pak!" ujarnya setelah meletakan setumpuk buku di atas meja kaca.
"Oke makasih ya MinMin!" balas guru didepannya.
"Sama sama Pak!"
"Kok tidak di koreksi?"
"Saya udah laper, Pak. Gak bertenaga jadi males buat ngoreksi!" jawab Jasmine apa adanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Just - Mine
Fiksi Remaja"Kamu hanya milikku, bukan milik siapapun." "Aku milikmu dan kamu miliku." Mengisahkan seorang gadis yang menginginkan miliknya tapi dimilik orang lain. menginginkan seseorang yang awalnya telah menjadi miliknya tapi kini menjadi milik orang lain...